"Maafkan aku tidak bisa datang ke After Party filmmu ini, Stephie!" Jessica berujar dengan wajah bersalah dan memeluk wanita di hadapannya. Membuat Stephie menampilkan wajah mengejeknya dan membalas pelukan Jessica.
"Don't be sorry, then! Lagipula ini hanya perayaan, Jessi. You don't have to attend it sekalipun kau hadir di premiere film ini," ujar Stephie santai.
"Aish, kau sangat menyebalkan!" Jessi berujar kesal walaupun hanya bercanda dan memukul pelan bahu wanita yang malah tertawa ini. Sama sekali tidak merasa keberatan harus ditinggalkan seorang diri.
Memang seorang diri karena dirinya dan Claire yang harus kembali lebih awal tanpa bisa hadir di aftershow private celebration yang diadakan untuk merayakan perilisan film ini. Tidak lain karena dirinya yang harus kembali lebih awal untuk penerbangan ke Paris keesokan hari, dan Claire yang juga harus menemani Jessica pulang karena wanita itu ternyata datang bersama dengan Titania dan Josephine tadinya.
"Jangan minum terlalu banyak, Stephie. Tania akan marah padamu kalau sampai kau minum terlalu banyak dan mabuk berat," Claire berujar mengingatkan wanita bermata indah yang lagi-lagi malah membalasnya dengan tertawa kecil.
"She won't be able to get mad at me, Claire. Dan kau tahu itu. Sekalipun Tania marah, aku akan selalu bisa membujuknya," Stephie berujar dengan penuh kepercayaan diri yang dibalas dengusan sebal oleh Claire. Karena memang benar adanya. Stephanie, Titania dan Jessica seakan memiliki ikatan tertentu. Terutama Stephanie dan Titania yang lebih dulu saling mengenal.
"Semoga keberuntunganmu masih cukup banyak, Stephie!" Jessi berujar sarkastik dan membuat Stephie lagi-lagi tertawa kecil. Merasa terhibur karena membuat duo savage itu akhirnya kesal, "Okai enough! Sekarang pulang! Aku akan pergi party!"
Duo savage itu tahu Stephie hanya menggoda mereka. Tapi tetap saja perkataan wanita itu membuat Jessi tidak mampu menahan dirinya untuk memutar bola matanya dan menatap Stephie malas. Begitu pula dengan Claire yang juga seketika mendengus mendengar penuturan Stephie.
Mendengar dan melihat respon mereka membuat Stephie lagi-lagi dibuat terkekeh kecil. Sahabatnya sangat posesif. Terutama untuk hal-hal yang mereka anggap berbahaya. Padahal kalau dipikir-pikir, Stephie masuk ke deretan anak tengah dari usia mereka. Tapi semuanya selalu saja menganggapnya bagian dari yang termuda Claire dan Josephine karena bulan lahirnya yang berada di penghujung tahun. Walaupun secara usia ia seumuran dengan Jessica dan Lily.
"Jangan terlalu khawatir, you silly. Akan ada Lily nanti di after party. Dia adalah salah satu pengisi acara yang diminta hadir oleh produser dan petinggi label film ini. So aku tidak akan mengkhawatirkan untuk kalian," ujar Stephie yang membuat keduanya memicing. Tidak pernah mendengar hal ini dari Lily membuat keduanya menatap Stephie dengan penuh kecurigaan.
Berteman sedemikian lamanya dengan dua orang ini tentu membuat Stephie mengetahui pola pikir mereka yang malah meragukan ucapannya. "Oh my gosh this dorks. I'm not lying, okay. What's the point of lie juga sih? Just stop and cepat pulang!"
Stephie yang sedari tadi menganggap ini lucu akhirnya dibuat kesal juga dan mengusir dua orang menyebalkan ini dari hadapannya.
[O]
"LILY YOU ARE SUPER COOL!" Stephie berteriak dengan kencang kepada sahabatnya yang kini sedang membawakan lagunya. Sangat menikmati suara indah Lily yang sejauh ini sudah membawakan 2 lagu miliknya.
Lily tentu saja bisa mendengar itu di balik ear monitornya. Suara Stephie, tidak bisa dipungkiri memang sangatlah kencang. She's a loud person. Dan berteriak seperti itu walaupun banyak orang yang juga heboh serta suara musik yang cukup keras, masih belum cukup untuk menyembunyikan suara Stephie.
Sehingga ia menengok kearah sahabatnya itu dan melambaikan tangannya. Melihat orang yang penting dalam hidupnya menikmati penampilannya dengan heboh dan penuh semangat. Benar-benar total dalam mendukung dirinya.
Semua akhirnya berjalan dengan lancar. Ia sudah menjalankan tugasnya dengan membawakan 4 lagu miliknya sebagai pembuka acara after party ini. Sehingga ketika akhirnya ia selesai, Lily memberikan penutupan kepada orang-orang yang hadir di sana.
"Terima kasih dan selamat menikmati pesta ini," ujarnya sebelum akhirnya turun dari panggung.
Di sisi lain, Stephie yang melihat Lily sudah menyelesaikan pekerjaannya akhirnya berusaha menyusul, "Pak Gunawan, Pak Rizal, saya pergi untuk mencari teman saya dulu."
Setelah berpamitan kepada dua petinggi dan memberikan isyarat kepada rekannya yang lain, Stephie melangkah menuju Lilianne yang saat ini sedang berdiri dengan segelas wine putih di tangannya.
"Lilianne!" Stephie berujar senang sembari memeluk sahabatnya itu membuat Lilianne terkekeh. Satu tangannya yang bebas kemudian balas memeluk Stephie.
"Did you miss me?" Lily berujar jenaka sembari menaikturunkan alisnya ke arah Stephie. Yang seketika terkekeh dan memukul pelan bahu Lily yang tertutup lengan gaun silver miliknya.
"Siapa bilang!" Stephie mengelak tidak mau menjawab. Tapi Lily malah terkekeh dan kembali memeluk Stephie erat. Membuat wanita yang walaupun memakai heels ini tenggelam di pelukannya. Karena memang ia lebih tinggi dibandingkan Stephie yang pendek (menurutnya).
"How's your tour? Is it exhausting?" Stephie bertanya dan membuat Lily terkekeh mendengarnya.
"Tentu saja tour itu melelahkan Kak Stephie. But it was so much fun! Banyak sekali yang datang kemarin. Dan tema festival semacam itu sepertinya sangat menarik untuk orang-orang!" Lily menjelaskannya dengan antusias.
Begitu pula Stephie yang mendengarnya dengan rasa antusias yang sama besarnya seperti Lily, "Sorry for not attending your tour here." Tiba-tiba saja Stephie teringat kalau dirinya tidak bisa menghadiri konser bertemakan festival yang diadakan Lilianne di Jakarta. Hal ini karena dirinya yang berada di tengah-tengah shooting adegan di luar kota yang tidak memungkinkan untuk kembali ke Jakarta. Sekalipun itu hanya sebentar.
Tapi Lily tentu saja menyadari tuntutan untuk orang-orang yang bekerja di industri entertainment seperti ini. Sehingga ia malah mengacak rambut wanita yang lebih tua 3 bulan darinya itu pelan, "It's okay, Kakak Stephanie! I know you are a busy artists!"
Lily memang sengaja menggoda Stephie untuk mengalihkan perhatian wanita itu. Dan rupanya memang sangat mudah mengalihkan perhatian anak anjing satu ini. Karena Stephie malah mendorong pelan bahunya dan melepaskan tangan Lily yang sedari tadi melingkar di pinggangnya.
"Forget it then! Let's party!" Stephie berujar setengah berteriak dan menggamit lengan Lily menuju ke lantai 2 yang merupakan live bar yang disediakan untuk after party ini.
[O]
YOU ARE READING
Some Wounds Aren't Meant To Healed
Genç Kız EdebiyatıBagi orang lain, luka perlu untuk disembuhkan. Dicari penawarnya dan dihapus akar penyebabnya. Tapi, bagi Stephanie Cecilia Raharja, atau yang akrab disapa Stephie, luka adalah teman. Satu satunya yang bisa menjadikan keberadaannya seperti dianggap...