#5

498 19 0
                                    

Saat ini jam sudah menunjukan pukul satu malam namun sampai saat ini Gus Farhan masih belum bisa tertidur, karna setiap akan memejamkan matanya ia justru terbayang wajah Istri Rahasianya itu.

"Fisiknya sangat sempurna ya Rabb. Saya harap sifat dan prilakunya pun sama dengan keindahan rupanya" kata Gus Farhan

"Dia sudah tidur belum ya?" tanya Gus Farhan pada dirinya sendiri

Dan ntah dari mana asalnya tiba-tiba sebuah pemikiran muncul diotak cerdasnya, ia berniat untuk menemui istrinya yang sedang tidur.

"Saya Suaminya, jadi tidak akan jadi masalah jika Saya menemuinya" kata Gus Farhan

Gus Farhan pun mencoba bangkit dari tempat tidur ia berusaha bangkit dengan keadaan kakinya yang masih terluka, dengan langkah pincang ia mencoba berjalan dengan tetap berpegangan pada dinding menuju ke kamar adiknya yang kini tengah ditempati oleh Istri Rahasianya itu.

Ceklek

Ia mencoba membuka pintu pintu yang tidak terkunci itu dengan sangat hati-hati, dari sana ia bisa melihat Istrinya yang sudah tertidur lelap dengan selimut yang menutupi tubuhnya hingga lehernya.

"Masya Allah" puji Gus Farhan yang kini tengah berada disamping ranjang sambil memandangi wajah Nita

Karna tidak bisa terlalu lama berdiri akhirnya Gus Farhan pun memilih untuk duduk lesehan disamping ranjang agar bisa menatap wajah Istri Rahasianya dengan lebih leluasa.

"Kapan Kamu akan tau jika Saya adalah Suami Kamu?" tanya Gus Farhan dengan suara pelan sambil mengelus rambut panjang Nita

"Sudah satu tahun Saya menunggu datangnya Kamu kesini, dan akhirnya Kamu datang kesini dengan sendirinya" kata Gus Farhan

"Saya senang bisa sedekat ini dengan Kamu, Kamu sangat cantik dan dimata Saya Kamu sempurna" kata Gus Farhan yang hingga saat ini masih mengagumi kecantikan Istri Rahasianya itu

"Saya mencintai Kamu bahkan sangat amat mencintai Kamu. Kadang Saya iri sama teman-teman saya yang sering pamer kemesraan bersama pasangannya. Tapi sebentar lagi saya tidak akan merasa iri karna nantinya akan ada kamu" sambung Gus Farhan

Cup

Cup

Gus Farhan mencium pipi dan juga kening Nita dengan lembut, tanggannya tetap setia untuk mengelus surai panjang milik Nita, ia juga menggenggam tangan Nita memberikan kehangatan.

"Ternyata benar kata Bunda, Kamu kalo tidur gak akan bangun kalo bukan dibangunin sama badai dan angin topan" kata Gus Farhan sambil terkekeh melihat Istrinya yang tidur dengan pulas tanpa terganggu oleh suara, elusan ataupun kecupannya.

Tak mau Istrinya terbangun dan terkejut melihat keberadaannya, akhirnya Gus Farhan pun memilih untuk segera meninggalkan kamar tersebut.

Cup

Sebelum pergi Gus Farhan menyempatkan waktu untuk mencium kening istrinya lagi

Tak!

Brak!

Disaat hendak berdiri Gus Farhan tak sengaja menyenggol meja yang ada dibelakangnya dan membuat botol parfume milik Dira yang sudah kosong

Mendengar suara kegaduhan membuat Nita tertusik, dengan perlahan Gadis itu mulai membuka matanya dan terkejut karna melihat pintu kamar itu telah terbuka serta botol parfume yang tadinya tersusun rapi diatas meja kini telah berada mengenaskan dilantai.

"Anjir ada maling!" kata Nita panik

Dengan cepat Nita berlari keluar kamar, posisinya saat ini adalah lampu diruangan itu sudah dimatikan dan hanya lampu kamar saja yang menyala, sungguh hal itu membuat Nita kesusahan mencari sosok yang ia sebut maling.

Halal Untuk Nita (dirombak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang