Chapter 12; Gkri

164 16 1
                                    

Holaaa~'
Spoiler: next chap kita akan bertemu karakter baru🥰

Selamat membaca🤍

.

.

.

.

.

.

Kedatangan Jaemin agak sedikit merepotkan ketika pria itu berada di bawah kendali alpha-nya. Renjun beruntung rumahnya sudah dipenuhi dengan jimat sehingga sebelum serigala tersebut mencoba untuk mendobrak pintu, dia terhempas cukup keras. Dari balik jendela, Renjun memerhatikan gerak-gerik Jaemin sambil terus menekan sisi alpha pria itu. Tangannya penuh oleh cahaya ungu.

Seiring dengan aroma kayu dan madu yang mulai surut, Jaemin tampak meringkuk kesakitan. Serigala itu membolak-balikkan tubuhnya dengan jengah dan sesekali meraung. Melihatnya, Renjun menggigit bibir tidak tega. Namun, dia tidak bisa berhenti sampai alpha milik Jaemin dapat dikendalikan. Telepati lantas berlangsung, tetapi belum ada balasan apa pun dari sang empu selain geraman halus.

Setelah beberapa saat dengan intensitas suasana, wujud manusia Jaemin akhirnya muncul bersamaan dengan Renjun yang segera menarik sihirnya. Pria itu langsung tergeletak lemas di atas tanah sedang angin berembus menerbangkan dedaunan kering yang menodai wajahnya. Jaemin sekilas tampak menyedihkan. Renjun pun membuka pintu dan berlari menghampiri serigalanya lalu bersimpuh.

“Kau baik-baik saja?”

Jaemin menyembunyikan wajahnya menggunakan lengan. Tangannya yang lain bersemayam di sekitar perut. “Thakit,” katanya.

Cara berbicaranya yang menggunakan lidah pendek membuat Renjun spontan membuang napas. Jika bukan karena kondisinya, Renjun mungkin sudah memukul kepala pria itu karena merasa jijik. Namun, penyihir tersebut tidak ada waktu meladeni emosinya sekarang. Dia lantas membantu Jaemin berdiri.

Saat Renjun mengalungkan lengan milik Jaemin ke pundaknya, ia melihat Jisung dan Chenle tengah mengintip dari jendela kamar. Mereka pun berkontak mata. Kedua anak lelaki tersebut pun terkejut lalu segera menghilang. Renjun hanya menggelengkan kepala sebelum membopong Jaemin masuk ke dalam.

“Kau harus membersihkan rumahku nanti,” ujar Renjun begitu selesai menuntun Jaemin duduk di sofa lalu melihat jejak tanah di lantai. Jaemin tidak mengatakan apa pun melainkan masih menutup wajahnya. Renjun lalu berjongkok dan melepaskan sepatu pria itu.

“Terima kasih.” Akhirnya Jaemin menyingkirkan lengannya dan menatap Renjun dengan segenap rasa bersalah.

Penyihir itu hanya menyinggung senyum kecil sebelum menaruh sepatu Jaemin dan kembali duduk di sampingnya. Tiba-tiba Renjun merasa gugup. Dia biasa menceritakan hal-hal yang ia alami pada Jaemin, tetapi ini berbeda. Dirinya bahkan belum mendapatkan kesimpulan yang pasti tentang apa yang tengah terjadi. Namun, Renjun yakin, kedatangan Jaemin dengan alphanya pun bukan tanpa alasan. Serigala itu pasti sudah bertemu Jeno, dan apa pun yang Jeno katakan padanya, pasti bukan sesuatu yang baik.

Maka Renjun angkat suara; menceritakan semuanya. Jisung dan Jeno yang tidak kunjung berikatan. Jisung yang berubah menjadi serigala. Kedatangan Johnny. Ayahnya yang turun tangan mengubah wujud Jisung. Asumsi Jisung adalah seorang Gkri.

Selama mendengarkan, Jaemin tidak memotong perkataannya--dia sibuk menyimak. Ada berbagai raut yang Jaemin tunjukkan padanya seiring perbedaan cerita, tetapi sorot luka dominan memenuhi bola matanya. Bahkan ketika Renjun menyelesaikannya, Jaemin masih mempertahankan tatapan tersebut.

ALPHA - Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang