"Baron benar-benar membuat suasana hatiku menjadi buruk sekarang."Nike kembali ke kamarnya dengan wajah tertekuk. Dia segera membuka lemari dan mengambil sebuah jubah berwarna hitam. Seperti rencananya, dia akan pergi ke suatu tempat. Pelelangan pasar gelap.
Sedangkan di satu sisi, Arizon sudah rapi di ruang kerjanya. Sebagai Marquess baru, dia memiliki banyak hal yang harus diurus. Dan ditengah kegiatannya itu, seorang pria tulen berambut putih masuk ke dalam ruangan tanpa mengetuk pintu lebih dulu. Dia adalah Irsa, salah satu rekan Arizon.
"Ari, aku membawakan informasi yang kamu mau."
Pria bernama Irsa itupun meletakkan sebuah dokumen di atas meja kerja Arizon. Dia cukup tampan dengan mata birunya.
"Oke, terima kasih."
"Ngomong-ngomong, untuk apa kamu menyuruhku mencari tahu tentang duke? Selama ini aku rasa dia tidak pernah ikut campur dengan urusan kita. Dia juga tidak melakukan hal-hal aneh."
Mendengar pertanyaan itu terlontar dari mulut Irsa, sontak Arizon menjawabnya dalam pikiran.
'Dia itu berbahaya. Salah satu variabel yang lepas kendali dari masa lalu. Dia seseorang yang seharusnya tidak ada. Dan mungkin kehadirannya akan mengganggu masa depanku.'
"Tidak ada alasan tertentu. Hanya ingin mengumpulkan informasi dari bangsawan-bangsawan di kerajaan secara acak. Siapa tahu mereka bisa berguna di masa depan," jawab Arizon berbohong dengan lancar.
Dan Irsa yang mendengarnya hanya manggut-manggut percaya. Karena kebohongannya terdengar masuk akal.
"Baiklah, apa kamu masih membutuhkan hal lain lagi? Kalau tidak aku ingin kembali melihat penelitian Vige sekarang."
"Tidak ada. Kamu bisa kembali."
"Okee."
Irsa menutup kembali pintu itu. Membiarkan Arizon membaca dokumen berisi data Nike itu sendirian di ruang kerja. Sambil menyisir rambut bagian depannya ke belakang.
"Anak sah satu-satunya dari Duke Sofaran?" Arizon bergumam pelan. Dia tidak percaya dengan apa yang dia baca. "Kenapa aku tidak pernah mendengar hal itu di kehidupan sebelumnya? Aku pikir itu Agies yang menjadi pewaris sah."
Arizon membolak-balik lembar demi lembar dokumen panjang itu. Karena ada banyak hal yang telah dilakukan Nike selama ini dan tertulis di situ. Meskipun bukan hal-hal yang aneh, tapi dia termasuk orang yang berani karena memublikasikan bocah berdarah pelayan seperti Agies sebagai adiknya.
"Jadi Agies adalah adiknya dari ibu yang berbeda. Dan ibu dari Agies adalah seorang pelayan, sedangkan ibu Nike adalah duchess kesayangan duke Sofaran."
Memikirkan hal itu, Arizon sungguh tertarik untuk tahu lebih banyak. Dia memutuskan akan mengawasinya mulai sekarang. Mungkin dia akan tahu sesuatu nanti.
***
Setelah meminta kusir kediamannya untuk menghantarkan ke alun-alun kota, Nike berjalan sendirian di tengah keramaian. Tidak ada yang tahu bahwa itu Nike. Karena dia meminta kusir untuk menggunakan kereta yang lusuh sesuai permintaanya. Ditambah wajahnya tidak terlihat karena tertutup tudung.
Pelelangan kali ini berada di bawah sebuah bar dekat alun-alun kota. Sebuah bar yang ramai dikunjungi, tetapi memerlukan kata sandi untuk masuk ke dalamnya. Tidak sembarang orang bisa masuk, kecuali orang-orang tertentu yang memang bermain di dunia bawah.
Untuk apa Nike kesini? Jawabannya adalah karena surat yang diberikan Roan tengah malam tadi. Dia mengatakan bahwa ayah Roan sudah sangat mencurigainya dan dia tidak akan bertahan lebih lama lagi di sana. Tapi setidaknya dia dapat mengorek satu informasi penting dari marquess untuk terakhir kali, sebelum dia benar-benar akan keluar dari kubu marquess. Itu adalah informasi bahwa mereka akan membeli sebuah budak spesial dari pelelangan di pasar gelap. Dan budak itu dikabarkan bernama Laysen.
Nike yang awalnya tidak peduli langsung berubah ketika membaca nama tersebut. Dia adalah kembaran laki-laki dari ksatria perempuan di kerajaan yang sangat terkenal di novel. Meskipun tidak berjalan bersama Arizon, tapi Laysen dan kakaknya termasuk orang kuat di cerita. Dan tentu saja otak Nike langsung berpikir tentang keuntungan yang bisa dia dapatkan jika mendapatkan dia.
[ Lafe te Bar ]
Itu tertulis di atas pintu masuk. Tidak salah lagi itu adalah bar yang dituju Nike. Dia langsung masuk. Tidak ada orang yang memerhatikannya di sini, walaupun dia terlihat mencurigakan. Karena orang-orang disini tidak peduli dengan urusan orang lain.
Nike segera berjalan menuju bartender.
"Selamat datang tuan, apa yang ingin Anda pesan?" ucap bartender menanggapi kedatangan Nike dengan senyuman ramah.
"Aku ingin susu tawar dengan dua gelas terpisah."
Itu adalah sebuah kata sandi pelelangan yang Nike ketahui dari novel. Roan lupa memberitahunya tentang hal itu, tapi bukan masalah besar bagi Nike.
Bartender yang mengerti arti kalimat tersebut langsung meminta Nike untuk mengikutinya ke ruangan di dalam. Nike mengikutinya dengan tenang. Bartender membawanya mendekat ke sisi kanan ruangan. Dimana terdapat tiga tempat duduk dan satu meja bundar di sana. Dia berpikir dia harus menunggu dulu untuk mendapat perizinan, tapi ternyata tidak.
Bartender menyingkirkan meja bundar dengan perlahan, lalu menekan lantainya dengan kaki. Dan terbukalah sebuah pintu menuju ke tempat pelelangan di bawah sana.
"Silakan tuan, Anda bisa menuruni tangga ini. Dan setelah sampai di bawah, Anda akan dipandu oleh dua orang gadis bertopeng kelinci menuju tempat tujuan Anda," jelas bartender tersebut.
.
.
.TBC.
Komen yang banyak biar cepet next 🗿
Udah ada di draft ;V
KAMU SEDANG MEMBACA
Become The Villain's Brother (REVISI)
FantasiEgi, pria dewasa berumur 21 tahun baru saja bertengkar dengan adik perempuannya kemarin sore. Mereka bertengkar karena sebuah novel berjudul "The Reborn of Marquess". Adiknya itu terus-terusan membaca novel tersebut sampai dia lupa belajar. Karena i...