🌞Berduka🌞

86 3 0
                                    

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati."
^
^
~QS. Ali Imran: 185


....

Hari ini hari kamis, Ayda dan Gus Azam memutuskan untuk menjenguk pak Zaki di rumah sakit, karena sehari setelah mereka menikah, pak Zaki melarang mereka untuk kesana, katanya gunakan waktu sebaik mungkin saat menjadi pengantin baru. Jam sembilan keduanya akan berangkat karena Gus Azam masih mengajar sekolah madin pagi di kelas putra, jadi sembari menunggu suaminya selesai mengajar, Ayda sempatkan untuk membantu bibi beres-beres dapur.

"Gimana rasanya nikah?, Nikmat ngga Ning?",

Tanya sang Bibik menggoda Ayda.

"Ah bibi, jangan tanya gitu, Ayda jadi malu",

Ayda menyembunyikan wajahnya yang terlihat malu-malu.

"Kaget loh bibik pas denger Ning Ayda nikah sama Gus Azam, emang bibik udah punya firasat kalian serasi kalo jadi suami istri"

"Bibik bisa aja ya ngarangnya",

Ayda tersenyum menanggapi godaan usil dari bibinya.

"Mbak Ayda, katanya mau ke rumah sakit?",

Tiba-tiba dari arah dalam, Gus Azam datang menghampiri Ayda dan bibik yang sedang asik berbincang-bincang.

"Sudah selesai ngajarnya Gus?",

"Iya, yuk keburu siang panas Mbak",

Keduanya langsung berangkat ke rumah sakit, sebelum itu Ayda sudah berdandan karena ia dan Gus Azam memang berencana jenguk bapaknya.

Gus Azam menghentikan mobilnya di depan minimarket, beliau berniat membeli buah-buahan untuk dihidangkan pada Pak Zaki. Sudah sepantasnya menjenguk orang sakit harus membawa oleh-oleh, begitu kata Gus Azam.

"Sini keranjangnya saya yang dorong, kata Umi laki-laki harus peka",

Gus Azam masih ingat dengan perkataan ibu nyai saat bulan ramadhan itu, saat mereka juga sedang berbelanja ke Indomaret. Ayda tersenyum menanggapi perkataan Gus Azam, ia jadi teringat saat Gus Azam terpojokkan oleh ibu nyai. Belanja kali ini berbeda, dulu Ayda bersama ibu nyai dan Gus Azam, sekarang ia hanya berdua saja dengan beliau, statusnya juga sudah beda, sepasang suami istri.

"Enaknya beli buah apa ya, Gus?",

Keduanya berjalan berdampingan menyusuri rak buah yang berada di dalam minimarket.

"Bapak sukanya buah apa?"

"Emm... Apel, pisang sama semangka",

Ayda mengabsen buah-buahan favorit bapaknya.

"Kalo semangka jangan dulu, ngga baik buat orang yang lagi sakit",

Ujar Gus Azam layaknya tetua menasehati yang muda, padahal beliau lebih muda setahun dari Ayda.

"Ya udah, pisang sama apel saja deh",

Ayda meraih buah apel dan pisang yang berada tak jauh dari jangkauan, kemudian ia meletakkannya di keranjang.

"Sekalian beliin bang Afi buah, buat nambah energi",

DUA BIDADARI SATU HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang