Chapter 1

40 7 0
                                    

"ga usah sentuh sentuh Ben"

Ujaran dingin dengan wajah datar itu berhasil membuat wanita paruh baya yang tadinya hendak menyentuh putra tunggalnya terhenyak. Tangan remaja yang tadinya bebas kini teracung seolah memberi isyarat bahwa ia benar benar tidak ingin disentuh.

"Ngga Ben, bunda bisa jelasin"

Netra tajam itu mengalihkan pandang pada pria yang tidak begitu jauh usianya dengannya mengangkat bilah bibirnya  kemenangan.

Membuat Yoonbin benar benar muak.

"Kalau begitu ayo pulang" ucap Yoonbin dengan menekankan kalimat nya menatap tajam sang ibu kemudian kembali bersitatap dengan pria yang dengan kurang ajarnya menampilkan seringai.

Ben mendengus sementara sang bunda menyentuh lengannya masih dengan sisa tangis yang belum reda.

"Ngga Ben bund-"

"Pulang bunda!" Suara Yoonbin menggema keras akal sehatnya terkuras habis saat ini.

Diluar dugaan, ternyata sang bunda malah menggeleng kuat dan berhasil membuat pria yang sama sekali ingin Yoonbin tendang itu malah tersenyum puas.

Yoonbin menyentak lengannya hingga tangan sang bunda terlepas begitu saja.

"Menjijikan" desis Yoonbin yang kemudian memilih pergi begitu saja. Entah kemana kakinya melangkah karena yang ia fikirikan saat ini adalah____menjauh dari rumahnya.

_The written by Ha Yoonbin_

Entah apa yang semesta inginkan dari pria seperti ku
Entah apa yang semesta persiapkan untukku
Entah kejutan seperti apa yang saat ini semesta rancang untukku.
Bahkan saat ini bernafas pun membuat ku muak.

Pintaku sederhana___aku hanya ingin hidup dengan baik bersama keluarga yang utuh. Tidak butuh hal lain yang naif kemungkinan terjadi.

Pintaku sederhana___hanya ingin seorang ayah yang siap memukulku jika aku salah seorang ayah yang akan tersenyum ketika aku berani bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan seorang ayah yang siap mengulurkan tangannya ketika aku terjatuh atau seorang ayah yang akan mengatakan 'laki laki kok cengeng'

Pintaku sederhana___ hanya ingin seorang ibu yang menyalurkan kehangatan pelukannya hanya untuk menenangkan anak semata wayangnya dari keisengan sang ayah hanya ingin seorang ibu yang bertanya bagaimana hari ini dengan senyum lembut dan menanyakan apakah ada seseorang yang berhasil merebut hati anak laki-lakinya dari tahta tertinggi sang ibu.

Naif memang tapi itu yang hanya ku inginkan didunia ini.

Naif memang tapi itu yang hanya ku inginkan didunia ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
esý egó kai emeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang