Hari ini benar-benar hari yang aneh bagi Mirae, walaupun itu bukan urusannya, tetap saja rasanya aneh karena Mirae orangnya suka kepo. Mirae merasa aneh karena Kyungjin bolak-balik toilet, ada kali ya enam kali, padahal Kyungjin ini tipe orang yang kalau tidak mendesak tidak akan pergi ke toilet.
Ah, mungkin lagi sembelit saja, Mirae harus fokus, tidak boleh lengah hanya karena rumor yang disebarkan Kyungjin itu.
"Lily...." panggil Mirae, yang dipanggil hanya diam sambil senyam-senyum menatap murid TKJ yang baru saja datang di kantin. "Hmm, Lily ngelihatin Jay mulu," gerutunya.
Lily membulatkan matanya. "Lo kok tau?!" tanyanya.
Mirae mengibaskan rambutnya. "Lo pikir gue nggak tau selama kalau di kantin lo main mata sama Jay, sedangkan Yunjin sama Kamden?" godanya.
"Seo Mirae!" teriak Lily dan Yunjin secara panik.
Mirae dengan watadosnya mengibaskan rambutnya lagi, lalu matanya tidak sengaja melihat Jeonghyeon. Mirae melambaikan tangannya sekaligus mengisyaratkan kalau Jeonghyeon harus duduk disebelahnya.
"Heh, gue barusan dapet chat!" Yuna menunjukkan chatroom kakaotalk-nya. Yunjin, Lily, Haewon, dan Mirae pun mendekat untuk membaca isinya.
Mata mereka berempat membulat membaca itu, terus gunanya sebarin rumor itu untuk apa, ya? Untuk pengalihan isu? Tidak pintar sekali mainnya. Apa karena terlalu panik, ya?
"Beb, kita sabar banget ya jadi pengalihan isu." Mirae menepuk-nepuk bahunya Jeonghyeon, dibalas dengan tangan mautnya Jeonghyeon yang menekan kedua pipinya Mirae.
"Sudah, lupakan, kita nggak salah, nggak tahu apa-apa juga," ucap Jeonghyeon menenangkan Mirae supaya tidak takut lagi.
"Masalahnya nih rumor sudah sampai ke guru, gue takut kalian dikick dari LKS," risau Haewon. "Gue bakal lapor Ayah gue!" ancamnya.
"Wohooo, calm down, Haewon. Gue bakal selesaiin ini sendirian." Mirae menepuk-nepuk bahunya Haewon, tak lama matanya menangkap Kyungjin yang akan membeli kudapan juga.
Tanpa rasa kasihan, Mirae menarik tangannya Kyungjin. Mirae tetap saja melakukan itu disaat banyak yang memanggilnya. Mereka takut Mirae kenapa-kenapa.
Mirae menarik tangannya Kyungjin ke gudang olahraga, sesampainya disana, dia mendorongnya sampai badan Kyungjin menabrak tembok. Supaya suasananya lebih mencekam, Mirae memegang bahu kanannya Kyungjin.
"Lo ada masalah sama gue?" tanya Mirae, suaranya sangat berbeda dari biasanya.
Mulut Kyungjin bergetar sampai Mirae bisa mendengar suara yang ditimbulkan dari giginya, membuat Mirae semakin gencar menyerangnya.
"Lo takut? Kenapa lo nggak takut waktu sebar rumor palsu tentang gue sama Jeonghyeon?"
Suara Mirae semakin berat, rasa takutnya Kyungjin pun semakin besar. Ketakutan itu membuat perutnya Kyungjin sakit, bahkan sampai membuatnya terduduk lemas.
Mirae memijat dahinya, dia lupa kalau orang yang berada dihadapannya ini sedang mengandung. Mirae harus mengendalikan emosinya.
"Keadaan sudah sulit, apalagi buat lo, dan itu karena perbuatan bodoh lo sendiri, jadi gue biarin lo." Mirae pergi meninggalkan Kyungjin sendirian, namun baru saja beberapa langkah, Kyungjin mendorongnya hingga kepala belakangnya membentur ujung peti lompat yang tidak dilapisi bantalan hingga tak sadarkan diri.
Kyungjin panik, dia tidak berniat sampai sejauh itu. Saking takutnya, Kyungjin pergi meninggalkan gudang olahraga, sialnya dia malah bertemu teman-temannya Jeonghyeon dan Mirae.
Jeonghyeon yang merasa ada apa-apa langsung masuk ke dalam gudang olahraga, keterkejutannya membuat semua orang yang datang ikut melihat Mirae. Jeonghyeon membopong tubuhnya Mirae dan mencoba menghentikan pendarahannya, sedangkan Yuna langsung menelfon ambulance.
"Mirae, tolong bertahan sebentar lagi...." lirih Jeonghyeon. "Junghyun, lo lapor ke Bu Taeyeon. Lily, lo telfon orang tuanya Mirae, buruan!" desaknya.
Junghyun langsung pergi melapor, sedangkan Lily menghubungi Ayahnya Mirae. Jujur, mereka benar-benar panik dan merasa bodoh karena tidak ikut tepat dibelakang Mirae. Kalau saja mereka berada dibelakangnya Mirae, semua hal ini tidak akan terjadi.
"Gue biarin dia pergi sendiri karena kita merasa dia mau nyelesaiin ini sendirian...." ucap Yunjin penuh penyesalan.
"Nggak usah menyesal, kita sekarang cuma bisa selamatin Mirae."
....
Jeonghyeon mengusap wajahnya, ini sudah terhitung sembilan jam Mirae berada di ruang operasi. Rasa khawatirnya lebih besar dibandingkan rasa lelahnya. Banyak sekali pikiran jahat yang membuatnya merasa bersalah terus menerus. Jeonghyeon benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang.
"Jeonghyeon?" panggil Kangjoon, ayahnya Mirae.
"Ayah...." Jeonghyeon menghampiri Kangjoon dan memeluknya, dia mengucapkan kata 'maaf' berkali-kali karena tidak bisa melindungi Mirae.
"Sudah, jangan merasa bersalah, kamu nggak salah. Mirae kuat kok, dia pasti bisa melewati ini semua." Kangjoon menuntun Jeonghyeon supaya duduk. "Sudah berapa jam Mirae dioperasi?" tanyanya.
"Sembilan jam." Jeonghyeon menatap jam tangannya. "Sembilan jam setengah. Awalnya Mirae cuma dioperasi dua jam, beberapa jam setelah operasi muncul gejala efek samping mankanya dioperasi lagi sampai sekarang."
Kangjoon mengangguk paham. "Jeonghyeon pulang aja, biar Ayah yang nunggu Mirae, sebentar lagi Bunda juga datang, kok."
Jeonghyeon menggeleng. "Jeonghyeon mau nunggu Mirae sampai operasinya selesai, soalnya sama aja kalau pulang tapi belum tahu keadaannya Mirae."
Kangjoon mengelus kepalanya Jeonghyeon, matanya sudah sembab, wajahnya tampak kelelahan, jadi tidak tega melihatnya. Kangjoon memberikan kimbab segitiga dan susu untuk Jeonghyeon, dia yakin kalau Jeonghyeon belum makan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] TKJ vs KC (Lee Jeonghyeon)
FanfictionSMK Swasta Shina adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang baru berdiri tiga tahun yang lalu. Karena masih baru, jurusannya hanya ada dua, yaitu Teknologi Komputer Jaringan dan Kecantikan. Kedua jurusan itu selalu bersaing, apalagi angkatan pertama. Nam...