FD 12

673 67 1
                                    

Sorry for typo⚠️

Happy Reading!!!!




Karin berlari melewati lorong-lorong rumah sakit sembari mendorong brankar yang ditiduri oleh istrinya

Tangannya yang satu menggenggam tangan milik sang istri berusaha menguatkannya

"Kamu kuat sayang"bisik Karin di telinga Wina

Wina merintih kesakitan, wajahnya putih pucat, bulir bulir keringat bercucuran

Mereka masuk ke dalam ruang persalinan

"Sebentar saya cek dahulu pembukaannya"ucap dokter

"Masih pembukaan ketujuh, tolong sabar ya Bu sebentar lagi"ucap dokter menenangkan

Karin mengusap keringat di dahi sang istri lalu mengecupnya lama

"Tahan ya sayang, sedikit lagi"ucap Karin menenangkan sang istri

"Sakit uhh"Wina meringis merasakan kontraksi yang luar biasa, bahkan air matanya mengalir karna rasa sakit yang luar biasa

"Maaf.. maaf sayang"Karin mengusap perut Wina sembari mengecupi kening Wina

"Hiks sakit"Wina semakin menangis sembari masih meringis

"Iya sayang maaf ya, apa mau operasi aja?"Wina menggelengkan kepalanya tanda ia tak setuju

"Tapi kamu kesakitan"tangan Karin menggenggam tangan Wina

Wina meremas tangan Karin menyalurkan rasa sakitnya

Setelah sekian lama menunggu akhirnya ini saatnya si kembar keluar

"Ayo Bu, tarik nafas dan buang lakukan berulang kali ya"ucap dokter

Wina melakukan perintah dokter ia menarik nafasnya lalu membuangnya dan melakukanya berulang kali

Keringat bercucuran, mulut yang tak berhenti berteriak mengejan, mata terpejam, tangan menggenggam menyalurkan rasa sakit

Namun rasa sakitnya tidak akan pernah ada yang menandingi, begitulah perjuangan Wina dan para ibu diluar sana

Mereka berjuang menahan rasa sakit yang sangat luar biasa agar anak' mereka lahir di dunia ini setelah 9 bulan di kandungan

Bahkan mempertaruhkan nyawanya demi anak-anaknya lahir dengan selamat

"Oekk oekk"tangisan kedua bayi itu menggema di seluruh ruangan

Betapa bahagianya mereka yang mendengar tangisan tersebut

"Terimakasih, terimakasih sayang. Kamu hebat, terimakasih"air mata Karin mengalir, ia mengecupi wajah ayu sang istri

Wina terengah-engah kelelahan, Karin menyodorkan minum ke mulut Wina lalu Wina mulai meminum

Air mata wina mengalir, bibirnya mengulas senyum. Meskipun terlihat pucat, namun ia tersenyum bahagia

Ia berhasil melahirkan kedua anaknya dengan selamat

Dokter meletakkan dua bayi itu di atas dada Wina

Bibir kecil itu bergerak mencari sesuatu

Wina menatap haru kedua anak-anaknya, begitupun dengan Karin

"Selamat datang di dunia, putra tampan papa"Karin mengecup kepala keduanya

Wina tak dapat menahan air matanya, ia menangis namun bukan tangisan sedih tetapi tangisan bahagia

Tangisan tulus seorang ibu adalah saat melihat anaknya lahir ke dunia, ia merasa berhasil. Mulai dari perjuangan menghadapi morning sickness yang setiap hari dirasakan, hingga perubahan hormonal yang sering membuatnya menjadi periang atau kadang menjadi pendiam

Final Decision | Jiminjeong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang