Bab 2

33.7K 630 39
                                    

Setelah kejadian dimana Lengkara menghukumnya, Aksa tak pernah lagi berani membantah, tapi Aksa belum sepenuhnya menurut pada Lengkara, sesekali pemuda itu masih saja bebal dan nakal.

Untuk masalah sekolah ternyata Lengkara sudah menyiapkan semuanya, pagi ini Aksa sudah diperbolehkan sekolah namun yang membuat pemuda itu sebal adalah Lengkara yang mengatur caranya berpakaian, pakaian ini sangat tidak cocok, Aksa tidak suka.

Bagaimana mungkin Aksa bisa menerima pakaian orang culun seperti ini, dulu saat disekolah lamanya Aksa itu bad boy dan ditakuti, lah sekarang? Aksa harus memakai baju yang rapih dibalut dengan sweater berwarna biru laut, jidat yang tertutup poni dan kacamata yang membuatnya semakin culun.

Sungguh menjijikkan, Aksa tidak suka.

"GUE BILANG GAK MAU ANJING!"

Terlalu kesal, Aksa bahkan membentak Lengkara dengan penuh emosi, kedua tangan Aksa terkepal kuat, kacamatanya bahkan sudah pecah.

Tapi Lengkara tak takut sama sekali, gadis itu malah menatap Aksa tanpa ekspresi, tatapan tajam yang kian menusuk.

"LO PIKIR GUE TAKUT SAMA LO HAH?! GUE SELAMA INI DIAM BUKAN KARENA TAKUT TAPI GUE MENGHARGAI KARENA LO PEREMPUAN ANJING!"

Aksa mendorong bahu Lengkara dengan sekuat tenaga, Lengkara terhuyung gadis itu mundur beberapa langkah.

BUGH!

Aksa bahkan tak segan-segan untuk melayangkan pukulan pada Lengkara, sudut bibir gadis itu sobek dan mengeluarkan darah

"Lo liat hah? Gue lebih kuat dari lo!"

Nafas Aksa tampak memburu,

Lengkara tertawa kecil melihatnya gadis itu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya "Masih ada waktu, sepertinya hari ini kamu tidak jadi sekolah"

Lengkara meregangkan ototnya yang tampak kaku, gadis itu lantas dengan sekuat tenaga menarik tangan Aksa, Aksa yang terkejut tentu saja langsung terseret.

"LEPASIN GUE BANGSAT!"

Teriak Aksa menggelegar, Lengkara menarik tubuh pemuda itu kearah kamar mandi yang ada di bawah tangga, Aksa berusaha semakin meronta, ia takut kalau Lengkara akan benar-benar menghukumnya.

Di dorong tubuh pemuda itu begitu saja hingga masuk kamar mandi, Lengkara menguncinya dari luar.

"BUKA! GUE BILANG BUKA!"

Terdengar pintu yang terus di dobrak, Lengkara kembali datang membawa beberapa tali, gag ball dan juga kain lumayan panjang.

Lengkara lantas menarik kedua tangan Aksa kebelakang tubuh.

"Lepasin jangan iket gue!"

Nada bicara Aksa mulai terdengar serak, sepertinya pemuda itu menahan tangis, Aksa berusaha meronta namun tenaga nya seakan hilang begitu saja.

"K-kak Aksa minta maaf.. "

Menyerah, Aksa merengek dan memohon agar Lengkara luluh padanya, pemuda itu hampir menangis ketika Lengkara mengikat tubuhnya tampak begitu tegap.

Aksa bahkan tak bisa menggerakan kakinya,

"Renungi kesalahan kamu, saya tidak pernah main-main dengan ucapan saya!"

"ARGHHHHHH!"

Selesai menyumpal mulut Aksa dengan gag ball, Lengkara menutup mata Aksa dengan kain dan mengikatnya kebelakang.

Pintu terdengar di tutup dan dikunci dari luar, Aksa terus menjerit tertahan pemuda itu ketakutan, Aksa sudah menangis sedari tadi. Ia menyesal telah membuat Lengkara marah.









BABY AKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang