Bab 12

18 3 3
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sinonim bunga menjalar di dalam ragaku. Serupa kelakar, namun tampak usang. Netraku membelalak di tengah semilir angin, meninggalkan tangisan di atas riak kesakitan, yang sedang menggelegar di dalam kulit wajahku.

Ameena menggendong tubuhku yang sudah tak mampu lagi untuk bergerak. Kami singgah di dekat perpustakaan, kemudian Ameena membawaku untuk beristirahat di dalamnya. Aku duduk dengan tenang di kursi. Memandang seorang wanita paruh baya, yang tampak terganggu atas kehadiran kami.

Wajah Ameena penuh perhatian saat dia merawat diriku dengan lembut. Tatapannya penuh kasih sayang dan perhatian, seolah ingin menenangkan setiap kegelisahan yang ada di dalam diriku. Dia memahami sepenuhnya betapa lelahnya aku setelah perjalanan yang panjang ini. Dalam pelukannya, aku merasakan kehangatan yang menenangkan, seakan-akan segala kelelahan dan rasa sakit yang aku rasakan seketika itu juga menghilang.

Dalam ruang perpustakaan yang sunyi, suasana menjadi semakin intim di antara kami berdua. Namun, mataku kembali melihat wanita paruh baya yang duduk di meja belakang, dengan pandangan yang tampak terganggu. Wajahnya mencerminkan kebingungan dan rasa takut, seolah-olah ada sesuatu hal mengganjal yang mengganggu ketenangan hidupnya yang biasa saja.

"Dasar anak muda, pasti mereka mau melakukan hal yang aneh-aneh di dalam perpustakaan ini." Lagi dan lagi, aku dapat mendengar isi pikiran seseorang.

Wanita paruh baya itu meninggalkan ruangan, meninggalkan aku dan Ameena terperangah sendirian di dalam keheningan perpustakaan. Ameena mulai berjalan menjauh, mencari-cari buku yang menarik di antara rak-rak yang menjulang tinggi.

Tiba-tiba, matanya berbinar saat dia menemukan satu buku yang menarik perhatiannya. Namun, buku tersebut terletak terlalu tinggi, di luar jangkauan tangannya yang ramping. Ameena mencoba untuk mencapainya dengan ujung jari-jarinya yang kecil. Tetapi sia-sia, buku itu terlalu jauh darinya.

Aku duduk di kursi, memperhatikan Ameena dengan senyuman di wajahku. Melihat kebingungan dan kekecewaan di wajahnya, sebuah ide jahil tiba-tiba saja melintas di dalam pikiranku. Aku memutuskan untuk menggunakan kekuatan Telekinesis milikku, dan membantu tanpa sepengetahuannya.

Dalam hati kecilku, aku berkonsentrasi dan menghubungkan diriku dengan kekuatan misterius yang ada di dalam jiwaku. Energi memenuhi tubuhku, dan aku merasakan kekuatan yang akrab mengalir dalam diriku. Tanpa disadari Ameena, aku menjulurkan tangan ke atas, mengarahkan energi Telekinesis menuju buku yang diinginkan Ameena.

Seperti pesona yang tidak terlihat, buku itu mulai bergerak dengan perlahan di raknya. Rasanya seolah-olah gravitasi itu sendiri patuh pada perintah rahasia yang kucurahkan. Buku tersebut mulai bergeser secara perlahan menuju tepat di hadapan Ameena, seakan-akan menanti dengan sabar untuk diambil.

Ameena segera memalingkan wajahnya ke arah buku yang tiba-tiba saja berada di depannya. Ekspresinya berubah menjadi terkejut. "Astaga, Milky Way! Bagaimana kamu bisa melakukan ini?" serunya dengan wajah penuh amarah.

Bimasakti - Dark Beggining Of AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang