Andin Cemburu

3.4K 496 59
                                    

5.

Andin menggigit lengan suaminya dengan begitu gemas, Arka tertawa saat melihat papanya meringis kesakitan. Mereka duduk di serambi rumah dengan satu piring bolu panggang buatan Andin di atas meja. Adzkia juga ikut duduk di atas baby bouncer nya, sesekali Arka dengan hati-hati mendorong bouncer adiknya agar Adzkia tetap senang, dia juga memainkan mainan yang menggantung di atasnya dan membuat Adzkia tersenyum.

"Sakit mas?" tanya Andin sesaat setelah menggigit lengan suaminya,

Al menggeleng pelan, dengan wajah cool nya. "Enggak" jawabnya singkat

"Masa sih?"

"Masa digigit istri doang, sakit, lemah" jawab Aldebaran lagi

Arka merangsek ke arah Aldebaran, lalu mendekatkan kepalanya pada lengan sang ayah, Al pikir anak laki-laki nya itu akan ikut menggigitnya juga, ternyata malah mencium lengan Aldebaran sembari sedikit mengendus nya.

Abang bayi berpikir bahwa mamanya juga melakukan hal yang sama, karena biasanya Andin memang suka bergelayut di lengan Al dengan sesekali menciumi nya. Bayi itu adalah peniru yang baik.

Bahkan untuk bersalaman dengan papanya untuk pertama kalinya pun, dia inisiatif sendiri sebab melihat mamanya melakukan itu.




"Ditiru sama anaknya, tuh" kata Aldebaran

"Dia kira aku cium kamu" Andin sedikit tertawa.

Al mengambil Adzkia dari bouncer nya, memangku bayi perempuan itu sembari sedikit bersenandung. Kia menggerakan kakinya terus menerus, tangan kecilnya selalu berusaha meraih wajah abangnya, yang duduk tepat di sampingnya dengan kaki bersila.

Andin menatap semua cinta nya itu dengan penuh rasa bersyukur.




Aldebaran sudah menceritakan tentang peledakan bom yang terjadi, tepat setelah ancaman yang datang ke kantor Hartawan, peledakan bom itu terjadi karena memang ada sekelompok oknum yang tidak bertanggung jawab. Pelaku peletakkan bom di halaman mall pun sudah ditangkap dan diadili.

"Emang itu teroris gila" ucap Al suatu hari saat menceritakan kejadian itu pada Andin

"Kalau ancaman di kantor papa, gimana?" tanya Andin

"Itu gak ada hubungannya sama bom. Lagian cuma bom kecil, kaya petasan"

"Petasan apa, sampai melukai orang?"

"Memangnya petasan, gak bisa melukai orang? Kan bisa. Emang kebetulan aja orang-orangnya lagi di dekat situ, saya juga udah bantu pengobatan mereka semua kok, semuanya udah kelar"




Sesekali, Andin sering menanyakan perihal apa yang terjadi. Kenapa ada orang yang tidak suka dengan keluarga nya padahal mereka tidak melakukan apapun. Termasuk kepada papa mertuanya.

Al selalu memberi jawaban yang masuk akal meski kadang tidak bisa Andin terima sepenuhnya. Andin sering berpikir bahwa jawaban Al hanya sekadar untuk membuatnya tenang, padahal Andin selalu mengatakan pada suaminya bahwa dia mau mendengar apapun, semua hal baik dan buruk dari suaminya.

"Bagi ke aku, mas. Semua yang gak bisa kamu tanggung sendiri"

Al selalu mengatakan bahwa semua orang punya boleh untuk tidak menyukai sesuatu, itu hak mereka.

One Night : The Last JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang