bab 7

5.9K 500 10
                                    

happy reading
.
.
.
.
.
.
🚭🚭🚭

beberapa bulan kemudian

hidup di tubuh orang lain tuh susah susah gampang, kayak gimana ya jelasinnya, rasanya tuh agak agak berat aja gitu tapi seru juga sih, yang pasti paling banyak susahnya, soalnya tuh dikehidupan sebelumnya dia itu setiap hari bisa ngomong kasar sampai nggak bisa keitung jumlahnya, dulu? bahkan ngerokok aja bisa satu wadah cuma buat berempat, emang cari mati ni orang, dulu hampir tiap hari mabok mabokan, lah sekarang? pret kagak bisa, dulu juga tiap malem Minggu bisa nyabu, lah sekarang? boro boro nyabu, ngomong jorok dikit aja langsung ditegur, nggak asik emang para manusia nopel,

yang serunya disini dia kaya, jadi mau ini itu nggak perlu kerja, dan poin plus nya juga, disini dia ngga disiksa kayak dulu lagi, disini bokap sama nyokapnya baik, ya walau agak agak cuek tapi ya gapapa selama dikasih cuan mah, hidup itu keras cuy, lu kaya? tenang aja lu bakal tambah kaya trus, lu miskin? banyakin sabar lu bakal tambah miskin soalnya, jadi utamakan uang, canda, yang paling utama sih disini dia bisa ngerasain rasanya kasih sayang keluarga dan tau rasanya dipossesifin kakak, dulu boro boro dipossesifin, kakak nya aja cuek, tapi ya apapun itu diterima aja ga sih? tapi uang juga ga kalah penting lah, no komen no kecot,

"pagi, ma pa," ucap Ardan setelah menuruni tangga dan mengecup pipi mama papa angkatnya, ia lebih nyaman memanggil keduanya mama dan papa dari pada Daddy dan mommy, karna menurutnya itu, dia tinggal di indo jadi nggak usah sok sok an Inggris, hehe soalnya dia nggak bisa bahasa Inggris, jadinya suka sebel kalo ketiga kakaknya pada ngomong pake bahasa Inggris, Ndak biesa basa ienggres dia tuh, pengen belajar bahasa Inggris tapi males, soalnya keburu sebel dulu soalnya inget dulu waktu sekolah menengah atas dia selalu dapet dibawah kkm pas pelajaran bahasa Inggris jadinya males banget dia sama pelajaran bahasa Inggris

"kita?" celetuk Sofia yang tak disapa adik manisnya itu, dih punya kakak iri an amat sih? jadi gemes pen lempar ke sungai, canda deng kalo dibuang nanti siapa yang jajanin dia seblak coba, awal awal Ardan tuh juga heran, ternyata didunia nopel juga ada seblak ternyata, dikiranya cuma ada makanan makanan mahal

"congratulation morning my brothar end sistir," ujar Ardan dengan pede, semalem dia abis belajar bahasa Inggris dikit dikit, jadi pagi ini dia pamer hasil belajarnya semalem, dia mah belajar yang simpel simpel dulu ye kan, kayak selamat pagi, yang bahasa Inggris nya tuh congratulation morning, kan selamat sama dengan congratulation, dan pagi sama dengan morning, jadi selamat pagi sama dengan congratulation morning, bener kan?

"hah?" sedangkan mereka yang mendengar masih terdiam memproses apa yang adik dan anak bontot mereka bicarakan,

"sini duduk dulu," sang papa yang paham lebih dulu segera menuntun anak bungsu nya itu untuk duduk dipangkuannya,

"hm?" dengan kalem Ardan menurut, didepan papa mama nya dia harus tetep mempertahankan kepolosannya soalnya, beda lagi kalo didepan Rey, mwehehe

"gimana tapi bilang selamat paginya?" tanya papanya sembari merapikan rambut Ardan yang berada dipangkuannya,

"congratulation morning my prothar end sistir" balas Ardan tanpa ragu, iya iya dia tau kalau Daddy nya tuh kagum karna dia sudah bisa bahas inggris dikit, tapi ya jangan suruh ngulang trus, jadinya kan dia sebel,

"bwahaha" tawa ketiga kakaknya pecah setelah mendengar Ardan yang berbicara dengan percaya dirinya pada Daddy mereka, sedangkan sang mommy hanya terkekeh kecil tak ingin membuat suasana pagi anak bungsunya rusak

"ih, apasih? kenapa ketawa?" sebal Ardan dengan raut wajah yang terlihat mengkerut karna marah justru terlihat menggemaskan dimata mereka, memang jiwa Ardan mungkin sudah benar benar menyatu dengan raga Ardana hingga raut wajahnya pun sudah terlihat natural dengan berbagai ekspresi

"nggak," balas ketiganya cepat setelah mendapat lirikan dari mommy mereka

"sayang nya papa, dengerin, bahasa Inggrisnya selamat itu emang congratulation tapi kalau buat ngucapin selamat pagi bukan congratulation morning tapi good morning, okey"

"ih, nggak ya, dari aplikasi yang Ardan download aja congratulation kok," kekeh Ardan tak ingin salah,

"ish, dengerin dulu, nanti papa kasih eskrim dua deh" bujuk sang papa

"tiga"

"dua sayang"

"lima aja kalau gitu"

"okey, deal tiga eskrim, sekarang dengerin papa, bahasa Inggrisnya selamat pagi itu good morning bukan congratulation morning, okey?, kalau bahasa Inggrisnya saudara laki laki itu brother bukan prothar, kalau bahasa Inggrisnya saudara perempuan itu sister no sistir, you understand?" jelas sang papa membenarkan kesalahan pengucapan bahasa Inggris putra bungsu nya itu,

"eum? yu andersten? Ardan belum belajar itu papa, ga tau artinya, gapaham" Ardan berucap pelan sembari menyembunyikan wajahnya diceruk leher papanya, malu dia tuh

"hahaha, you understand sayang, bukan yu andersten," tawa sang papa membenarkan ucapan anaknya itu

"ih iya, diem, malu pa" ujar Ardan mengeratkan pelukannya membuat suaranya teredam,

"good morning" lanjut Ardan kembali bersemangat, aneh banget anaknya tuh, moodnya gampang banget berubah dia

"morning adik/dek/manis" balas ketiga kakaknya bersama

"udah? sekarang makan yuk, keburu dingin makanannya," ujar mommy Diana menengahi

🚭🚭🚭
.
.
.
.
.
.
to be continued

The Broken BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang