Lama tak bertemu
Dan kau masih sama
Ah tidak, aku salah.
Kau berbeda
Dari yang kulihat,
Sudah tak ada rasa itu dimatamu
Walau gugup, aku tetap berani menatapmu
Pertemuan yang tak disengaja ini
Bukankah ini takdir?
Berulang kali aku berkata bahwa aku ingin mengakhiri kisah ini.
Kisah yang membuat masa putih abu-abu menjadi sedikit berwarna
Walau sebenarnya aku berharap bahwa kisah ini tak pernah ada.
Mari kita akhiri ini.
Kau tersenyum padaku
Kami berjalan bersama dan menatap langit malam yang begitu indah.
Bulan yang kala itu menjadi penyampai pesanku padamu kini menjadi saksi pertemuan kita.
Hening, hanya suara angin berhembus yang terdengar.
Mataku terus menatap bulan diatas sana sampai kau menyebut namaku.
Hatiku bergetar kala itu
Aku tak tahu harus bagaimana
Tapi aku rasa inilah saatnya.
Sebuah kata maaf keluar dari bibirmu.
Kala itu aku hanya diam dan perlahan mengerti.
Ya, kita sama-sama bodoh.
Kami sama-sama pernah memiliki rasa
Namun tak satupun diantara kami yang mengutarakannya.
Alih-alih untuk bersama, tapi sepertinya berteman adalah pilihan yang terbaik.
Terima kasih telah pernah mengisi ruang kosong ini
Aku harap ruang kosong ini segera menemukan pengganti dirimu.
Dengan versi terbaik
Hingga tak membuatku harus menunggu lagi.
Lav.
17/06/23
KAMU SEDANG MEMBACA
The Poem
PoetryMenulis merupakan media yang dapat melukiskan semua perasaan yang sesungguhnya terjadi. Sedih, senang, serta perasaan yang lainnya dapat ku ungkapkan dengan jujur melalui tulisan ini.