01

1.4K 110 1
                                    

"Jae, lo sesekali lepas kacamata kenapa sih?"

"Kalau gue ga pake kacamata, gue bakal menjelma jadi Si Buta dari Goa Hantu."

"Buseeeet referensinya film jadul bat! Film favorit bapak gue tuh dulu!"

"Lo minus berapa sih, Jae?"

"Minus 7."

"Anjir lah. Pantes lensa kacamata lo tebel banget."

"Ga niat lasik?"

"Ga. Mahal lasik mah."

"Cih. Orang kaya sok merendah lu."

Asahi diam-diam menyimak obrolan segerombolan murid yang ada di sebelah mejanya. Dari enam orang orang berkumpul, salah satunya adalah Yoon Jaehyuk, sosok yang selama ini Asahi sukai dalam diam.

Berawal dari masa orientasi siswa, Asahi yang lupa membawa pensil 2B sesuai perintah panitia kebingungan dan takut dihukum. Di situ mendadak Jaehyuk muncul di depannya dan menjadi sosok penyelamat. Orang itu tersenyum ke arah Asahi yang panik.

"Lo ga bawa pensil 2B, ya? Nih, gue bawa cadangan kok." ujarnya seraya menyodorkan sebuah pensil yang belum diraut. Dan bukan hanya pensil, Jaehyuk juga memberikan penghapus beserta rautan pada Asahi. Setelah itu dia berjalan masuk ke barisan kelompoknya.

Sampai sekarang Asahi tidak tahu bagaimana Jaehyuk mengetahui kalau dirinya tak membawa pensil, tapi hal itu yang membuat Asahi mulai menyukai Jaehyuk. Dan sampai dua tahun berlalu, Asahi tetap memendam perasaannya itu seorang diri. Tidak ada seorang pun yang tahu, termasuk sahabatnya sendiri.

"Sahi? Kenapa ga ke kantin?"

Asahi menoleh ke arah Mashiho yang datang membawa sebuah kotak styrofoam. Tanpa aba-aba, dia menurunkan tudung jaket dari kepala Asahi. "Kamu kenapa suka banget tudungan begini, sih? Keliatan suram tau, Sa."

"Kamu dari kantin? Aku males ke sana."

Mashiho mengangguk. "Tuh kan. Pasti alesannya males. Nih aku udah beliin martabak mie sama teh botol." ucap Mashiho sembari meletakkan jajanan yang dia beli di atas meja Asahi. "Kita ini lagi masa ujian. Kamu harus makan biar ada energi buat mikir. Ujian kedua kita hari ini MTK lho, Sa..."

Asahi tersenyum menatap Mashiho dan memakai tudung jaketnya kembali. "Makasih ya, Cio. Nanti uangnya aku ganti pas pulang sekolah."

"Halah, kayak sama siapa aja kamu. Ga usah diganti lah." Mashiho mencubit kecil pipi Asahi. "Aku balik ke kelas dulu, ya? Dimakan lho itu martabaknya."

"Iyaaa..."

Seperginya Mashiho, Asahi memasang headphone besar di kepalanya dan mulai mendengarkan lagu. Tak lupa dia memakan jajanan dari sang sahabat.

"Gue balik ke kelas gue duluan, ya?"

Suara Jaehyuk kembali terdengar. Asahi sedikit mengangkat kepalanya dan melirik pemuda berkacamata itu.

"Buru-buru amat? Jam istirahat kan masih ada 15 menit, Jae."

"Mau ngulang materi. Ujian kenaikan kelas, nih. Nilai kita kudu bagus..."

"Susah emang ye bergaul sama ketua OSIS pinter macem Jaehyuk."

"Lebay lo. Dah ah gue duluan."

Tanpa Asahi duga, Jaehyuk menoleh ke arahnya dan tersenyum ramah. Kontak mata mereka terjadi cukup singkat karena Asahi memilih untuk kembali menunduk dan fokus dengan makanannya. Jantungnya berdebar lebih kencang dan tidak karuan hanya karena hal itu. Bahkan sampai Jaehyuk keluar dari kelasnya, Asahi tetap tidak berani untuk mengangkat wajahnya. 

JaeSahi - UnspokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang