BAB 3 : Menjadi Pemabuk

60 8 51
                                    


"Kehilangan seseorang yang penting dalam hidup kita, membuat mengubah karakter kita."

~ Adnan Faturrahman ~

"Jangan menuduh sembarangan, Adnan! Orang tuamu itu mengalami kecelakaan saat menaiki taksi dari bandara. Kenapa kamu mencurigai itu? Kamu nggak percaya sama Om?" tanya Raja berusaha tidak gugup.

"Hanya menebak saja. Karena Tante Astri tidak pernah menyukai keluarga saya," sahut Adnan dengan dingin.

"Jangan asal menuduh. Sebaiknya kamu makan, Om pergi dulu." Raja segera meninggalkan ruangan kerja Adnan.

"Aku akan cari tahu mengapa orang tuaku bisa kecelakaan. Aku yakin kalian berkaitan dengan semua ini. Gelagat kalian mencurigakan. Aku akan membuktikan ini semua. Kalau sampai kalian memang terbukti berkaitan dengan kematian orang tuaku, akan aku bunuh kalian! Lihat saja nanti!" gumam Adnan, kemudian tersenyum miring. Iya kembali melanjutkan, mengerjakan pekerjaannya.

Saat malam hari, Adnan memutuskan untuk meninggalkan kantor. Ia bosan berada di kantor terus. Adnan menyetir, menuju sebuah tempat yang tidak pernah diduga. Beberapa menit kemudian, Adnan tiba di sebuah bar. Padahal, pria itu sebelumnya tidak pernah ke tempat seperti itu karena sejak dahulu orang tuanya menasihati dirinya untuk tidak pergi ke tempat bar.

Adnan memasuki bar, ia menempati sebuah sofa yang masih kosong. Adnan memesan minuman yang beralkohol. Ia sangat stres, sehingga butuh pelampiasan. Adnan telah melanggar nasihat orang tuanya untuk tidak menyentuh minuman beralkohol. Adnan mulai berubah menjadi sosok lain dari kehidupan sebelumnya. Kehilangan orang tua sangat memilukan hati Adnan, sehingga dirinya kehilangan arah. Ia akan hidup sesuka hatinya, melakukan apa pun yang diinginkannya. Tanpa berpegangan dengan kebenaran. Adnan muak patuh kepada Tuhan karena ia merasa Tuhan jahat padanya, telah mengambil kedua orang tuanya.

Setelah minuman datang, Adnan mulai meminumnya dengan senang hati. Adnan begitu menikmatinya. Ia terus mengonsumsi minuman beralkohol tersebut.

Tiba-tiba saja ada wanita berpakaian seksi menghampirinya. Wanita itu mencoba menggoda Adnan, ia mengedipkan matanya di hadapan Adnan. "Hai, Tampan. Maukah menghabiskan waktu bersamaku? Aku akan melayanimu dengan sepenuh hati.

Adnan menganggukkan kepalanya. Ia merangkul wanita seksi tersebut. Wanita itu mulai membelai wajah tampan Adnan. Adnan mulai mabuk. Wanita di sampingnya terus memberikan minuman kepada Adnan.

"Kau mau melayaniku, jadi sekarang cium aku," pinta Adnan yang sudah tidak sadar. Ia sudah sangat mabuk. Matanya beberapa kali terpejam, tetapi Adnan masih berusaha menjaga matanya agar tetap sadar.

Wanita itu mencium lembut pipi Adnan. Adnan tersenyum, menatap wanita itu. Setelah mencium pipi Adnan, ia juga membuka jas yang dikenakan Adnan, membuka dua buah kancing kemeja pria itu dengan senang hati. Ia mengelus dada Adnan.

"Aku akan memberikan pelayananku dengan puas. Jadi, apa yang bisa aku lakukan, Sayang?" tanyanya dengan nada menggoda.

Kepala Adnan yang berada di pundak wanita itu, ia kembali mengambil gelas, meminta dituangkan minumannya. Wanita itu dengan senang hati menuangkan minuman untuk Adnan. Adnan kembali minum minuman beralkohol. Ia terus meminta tambah. Adnan semakin mabuk.

Adnan tiba-tiba mengecup bibir wanita di sampingnya. Wanita itu dengan senang hati, dicium oleh Adnan. Adnan melakukannya tanpa sadar karena sudah dalam pengaruh minuman beralkohol.

"Sayang, aku mau lagi." Adnan kembali membungkam bibir wanita malam itu, menjelajahi bibir wanita itu dengan senang hati. Ini pertama kalinya Adnan menjadi pria yang kurang ajar. Ia berubah. Kehilangan orang tua dalam hidupnya, mengubah sifat Adnan hanya sekejap.

Adnan terus mencium bibir wanita itu sambil masih minum. Namun, karena Adnan sudah benar-benar hilang kendali, wanita itu membawa Adnan ke kamar penginapan. Wanita itu akan melayani Adnan dengan baik.

Wanita malam bernama Lisa, meletakkan tubuh Adnan di ranjang. Adnan sudah tidak sadarkan diri. Kedua matanya yang indah terpejam sangat rapat. Ia masih memanggil orang tuanya. "Ayah, Bunda, aku pulang! Mana kalian? Kalian pulang, kan?"

"Aku merindukan kalian. Di mana kalian? Ayo, sambut kedatanganku!"

Lisa membuka seluruh kancing kemeja Adnan, lalu melepaskan kemeja Adnan dari tubuh kekarnya, kemudian melempar pakaiannya di lantai. Lisa membuka dress, melucuti seluruh pakaiannya. Kini tubuhnya polos tanpa mengenakan sehelai benang. Ia berbaring di samping Adnan, lalu mengusap dada bidang Adnan yang sangat menggoda. Ia juga mengusap perut kotak-kotak Adnan yang membuatnya kagum.

"Aku akan melayanimu dengan puas, Sayang."

"Bunda, Ayah, kembali! Aku mau lihat kalian! Kalian jangan ninggalin aku!" teriak Adnan.

Karena Adnan terus berteriak, Lisa membungkam bibir Adnan. Ia menjelajahi bibir Adnan dengan penuh semangat. Adnan tidak bisa bersuara, bibirnya dibungkam oleh wanita malam itu.

"Bibirmu sangat manis, Sayang. Aku ingin lagi." Lisa kembali mengecup bibir Adnan. Ia sangat menikmati hal ini. Sudah menjadi pekerjaannya sehari-hari, menyentuh tubuh pria.

Lisa mengelus dada Adnan, ia juga mencium leher jenjang Adnan yang sangat putih. Benar-benar ia beruntung mendapatkan pria tampan untuk dilayaninya. Sementara Adnan masih berteriak, memanggil orang tuanya.

"Bunda, Ayah, ajak aku! Jangan ninggalin aku!" teriak Adnan.

"Sayang, aku nggak ninggalin kamu, kok. Kamu tenang saja, ya? Aku di sini bersamamu."

Lisa kembali mendaratkan bibirnya di bibir Adnan, tiba-tiba saja Adnan mendorongnya. "Aku nggak kenal kamu! Ayo, bawa aku ke orang tuaku! Mereka sudah menunggu di rumah! Mereka pasti senang habis honeymoon ke Australia! Bunda, Ayah, aku akan menemui kalian segera!"

Lisa kesal karena Adnan terus menolak ciumannya. Kalau begini, bagaimana bisa menyentuh milik Adnan?

Lisa mencoba lagi, kali ini Adnan terdiam karena sudah terlelap dengan tenang.

"Ah, tidak bisa menyentuhnya! Dia tidur!" gerutu Lisa. Lisa memutuskan untuk terus menjelajahi bibir Adnan. Lisa benar-benar tergoda oleh bibir indah yang Adnan miliki. Rasanya sangat nikmat baginya.

"Seharusnya tadi aku berikan obat rangsangan agar dia menyentuhku! Sial!" umpatnya. Akhirnya Lisa memutuskan untuk tidur, memeluk tubuh Adnan dengan erat. Kapan lagi bisa tidur bersama dengan pria yang sangat tampan.

***

Jam empat pagi Adnan terbangun dari tidurnya. Ia terkejut, melihat ada wanita yang memeluknya. Ia segera melepaskan pelukan wanita itu. "Kenapa aku bisa di sini? Apa yang sudah aku lakukan?" gumam Adnan. Ia berusaha mengingatnya. Ia ingat dengan samar-samar ada wanita yang menggodanya.

"Aku nggak ngelakuin hal aneh, kan?" Adnan menyibak selimut, tidak ada darah sama sekali. Ia rasa tidak melakukan apa pun kepada wanita di sampingnya.

Adnan melepaskan pelukan wanita itu, lalu beranjak dari ranjang. Ia mengambil kemeja dan jasnya, kemudian memakainya lagi. Adnan mengeluarkan sebuah cek, lalu mencatatnya, ia letakkan di samping wanita yang tertidur itu. Ia bergegas meninggalkan tempat tersebut, menuju rumahnya. Ia masih mengantuk.

Sampai rumah, Adnan berjalan sempoyongan, menuju kamar. Tiba di kamar, Adnan membaringkan tubuhnya di ranjang tanpa berganti pakaian terlebih dahulu. Pria itu kembali tertidur lelap.

"Ayah, Bunda, aku rindu sama kalian ...."

BAB 3 update, happy reading 🥰

Bidadari Hati Untuk Adnan (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang