Jonathan Siregar adalah dosen morfologi bahasa Inggris yang mengajarnya disemester ini, entah bagaimana ceritanya sampai keduanya bisa sedekat dan seintim ini. Sudah beberapa bulan ini Ameera menjalani kisah tanpa status dengan dosen muda yang sering ia panggil 'pak Siregar' itu, dan selama itu pula ia merasa semakin nyaman dengannya.
Saat ini jantungnya tengah berdegup kencang sebab tiga puluh menitan lagi pria itu akan selesai mengajar dan katanya akan datang menemuinya, memberikannya pilihan katanya? Bahkan bekas kemarin saja masih terasa nyeri dan sekarang, pria itu mau lagi dengan embel-embel kursi? yang benar saja—Ameera memang munafik, karena kenyataannya ia merasa senang setiap kali lubangnya diisi oleh penis besar pak Siregar.
Baru kemarin saja ia sudah merindukan bagaimana benda tumpul itu menerobos masuk kedalam lubang senggamanya, mengobrak-abrik kewarasannya dengan urat dan keberutalan pak Siregar menghentak penisnya dalam-dalam.
Ameer menatap dirinya dicermin, memperlihatkan mini dress berwana hitam yang pak Siregar hadiahkan dua hari yang lalu, sengaja ia menggerai rambutnya, memolesi bibirnya hanya dengan lipbalm rasa mint hanya untuk membuat pria itu semakin lengket padanya—sebab ia tau, pak Siregar menyukai itu semua.
Lantas ketukan pintu terdengar pelan diiringi suara berat yang sudah ia ketahui siapa pemiliknya.
"Sebentar pak."
Ameera memastikan penampilannya sekali lagi sebelum menyemprotkan parfum di lehernya sebelum membuka pintu dan menunjukkan senyuman terbaiknya untuk pak Siregar.
Sama halnya dengan Ameera, pak Siregar juga sama sumringahnya, dengan kemeja merah muda yang tiga kancingnya sudah terbuka, pak Siregar mendorong masuk Ameera sambil tangannya mengunci pintu, tangan satunya membawa pinggul ramping itu mendekat sebelum mengecup singkat bibirnya.
"Udah siap huh?"
Ameera menunduk malu, memainkan kancing kemeja pak Siregar yang tidak terkancing dan hal itu mengundang gelak tawa dari si pria.
"Saya tanya udah siap milih posisi kursinya sayang?" Siregar semakin menarik pinggul sang gadis, membuat dadanya menempel erat dengan dada bidang dosennya itu.
"Eunghh, udah pak."
Ameera menatap kedua mata dosennya, melihat betapa besar nafsu yang pria itu miliki saat ini. Lantas pria itu memangut bibirnya lembut, menggigit kecil bibirnya berulang kali —bukannya merasa nyeri, Ameera malah keenakan, belum lagi tangan pak Siregar yang tengah meraba-raba tubuhnya, meremas payudara hingga mengusap sensual punggungnya yang hampir telanjang.
"Ahhhhmmmhhh."
Ciumannya terlepas, Siregar tekekeh gemas lantas menampar bokong sintal Ameera sebelum meremasnya kuat, "nggak pakai bh hmmm? Aahhh shit, nggak pakai celana dalam juga, udah sesiap itu dikontolin?"
Kelanjutannya ada di trakteer yaaa
(Trakteer ver ada fake chat dan fake Twitter "bergambar")abis ini mau zchnl atau om Javian?
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness Think Fangirl - NC-21++ (NCT ot-23)
FanficORIGINAL FICTION! cerita ini hanya fiksi belaka. Saya harap pembaca bisa lebih bijak dalam menanggapi cerita ini. Sekiranya ada yang merasa terganggu mohon untuk tidak membuka work ini. ⚠️Member NCT hanya visualisasi ⚠️Mature ⚠️21++ ⚠️No children