Epilogue

185 26 1
                                    

"Sayang, apa yang membuatmu jatuh cinta kepadaku?" Yunho membelai rambutku. Kami sedang libur hari ini. Kami menghabiskan waktu di rumah saja seharian.

"Karena kau memperhatikanku dengan sangat baik. Sikapmu kepadaku, bagaimana aku tidak meleleh?" Aku memainkan kancing kemejanya. "Apalagi senyumanmu, bagaimana aku tidak terpesona? Kau adalah orang yang baik. Padahal kita tidak saling mengenal, tetapi kau memperlakukan orang dengan baik."

Ia tertawa. "Aku tak sebaik yang kau pikirkan. Aku memperlakukanmu dengan baik karena aku mencintaimu. Aku juga tidak suka mengobral senyum kepada sembarang orang."

Jika dipikir-pikir, apa yang ia katakan benar juga. Aku sudah menyaksikannya sendiri di Gwangju. Ia membuat banyak wanita takut kepadanya.

"Apakah kau masih mencintaiku setelah mengetahui bahwa aku tidak sebaik itu?" Ia bertanya.

"Yang penting kau tetap memperlakukanku dengan baik. Aku tak peduli dengan yang lainnya." Aku bersandar di dadanya.

"Ternyata sudah tiba waktu makan siang. Pantas saja aku merasa lapar. Ayo kita makan!" Ia menurunkanku dari pangkuannya.

"Tetapi aku tidak memasak. Sejak tadi kau menempel terus. Bagaimana aku bisa memasak?" Aku senang bermanja-manja dengannya.

"Baiklah, kita makan di luar saja! Bagaimana kalau di restoran tempat kencan pertama kita? Sudah lama aku tidak makan sushi." Ia terlihat sangat antusias.

Aku sudah sering pergi berdua dengannya, tetapi aku tak tahu yang mana saja yang bisa disebut sebagai kencan. "Kencan pertama?"

"Ya, kencan pertama kita. Apa kau lupa? Pertama kalinya aku membawamu ke restoran sushi favoritku." Jadi, ia menganggap itu adalah kencan. "Saat itu aku merasa senang sekali karena akhirnya aku bisa pergi berkencan dengan wanita pujaan hatiku."

***

Kami duduk di tempat yang sama dengan saat pertama kali kami datang ke restoran sushi ini. Bedanya kali ini kami datang pada siang hari, sehingga kami tak bisa menikmati indahnya langit malam.

Kami sering makan di restoran ini, sehingga aku juga sudah mengenal pemilik restoran ini. Entah mengapa suasana di sini hari terasa berbeda, bahkan pemilik restoran melayani kami secara langsung.

Beberapa orang pelayan membawakan makanan pesanan kami. Yunho sangat menyukai sushi. Ia sanggup untuk menghabiskan banyak sushi.

Setelah para pelayan itu menghidangkan semua makanan pesanan kami di atas meja, pemilik restoran membawa kue ke meja kami. "Selamat ulang tahun pernikahan untuk kalian berdua!"

Hah? Aku tidak menyadari bahwa hari ini adalah ulang tahun pernikahan kami. Aku tak pernah mengingat-ingat tanggal pernikahan kami.

"Mengapa kau terkejut?" Yunho bertanya setelah pemilik restoran meninggalkan kami berdua. "Apa kau tidak ingat tanggal pernikahan kita?"

Aku menggeleng. "Maaf, aku tidak ingat! Mengapa kau tidak mengingatkanku lebih awal?"

Kupikir ia akan marah. Ia justru tersenyum. "Aku memaklumi jika kau tidak mengingatnya. Itu adalah hari terburuk dalam hidupmu. Kau pasti tidak mau mengingat-ingatnya."

Ya, pada awalnya itu adalah hari terburuk dalam hidupku. Aku tak ingin mengingat-ingatnya. Namun, sekarang hari itu adalah hari yang sangat bersejarah bagiku, hari di mana aku disatukan dengan pria yang kini menjadi segalanya bagiku. "Ternyata sudah setahun ya."

Yunho mengeluarkan kado besar dari bawah meja. Rupanya ia telah mempersiapkannya. "Selamat ulang tahun pernikahan, Sayang!"

"Apa ini?" Aku terpana melihat ukuran kado yang sangat besar.

"Bukalah." Ia menyerahkan kado itu kepadaku.

Aku membuka tersebut dengan tidak sabar. Isinya adalah boneka Hello Kitty yang sangat besar. "Wow, bonekanya besar sekali!"

"Saat aku membawamu ke toko mainan untuk menambah koleksiku, kau terus saja memandangi boneka ini." Ternyata ia memperhatikanku saat kami berada di toko mainan. Kupikir ia hanya memperhatikan mainan-mainan di sana. "Aku juga memesan boneka yang lebih besar. Mungkin nanti sore baru akan sampai ke rumah kita."

Wow! Ia tidak perlu sampai membelikanku boneka yang sangat besar. Yang ini saja sudah sangat besar menurutku. "Boneka yang akan datang sebesar apa?"

"Hmm..." Ia tampak berpikir. "Lebih tinggi darimu, tetapi sepertinya masih bisa masuk ke dalam rumah kita. Ia membuatku tak bisa berkata-kata. "Aku juga memesan perlengkapan memasak. Perlengkapan masak yang kau gunakan sudah saatnya diganti dengan yang baru. Sejak kedatanganmu aku belum pernah membeli peralatan dapur yang baru. Paketnya mungkin baru akan sampai beberapa hari lagi."

"Terima kasih, Yunho!" Mataku mulai berkaca-kaca. "Aku tidak menyiapkan hadiah apa pun untukmu karena aku tidak ingat bahwa hari ini adalah ulang tahun pernikahan kita. Jika aku ingat, aku pasti akan mempersiapkannya."

"Tidak apa-apa." Ia tersenyum. "Cukup berikan cinta untukku sebanyak-banyaknya."

Tiba-tiba aku mengingat sesuatu. Aku mengeluarkan benda dari dalam tasku. Aku menyodorkan benda itu kepadanya.

"Apa maksudnya ini?" Matanya terbelalak.

"Hasil tes ini diambil tadi pagi. Aku belum akan memberitahumu sampai aku memastikannya ke dokter kandungan. Aku baru akan memeriksakan diri besok sambil pergi bekerja." Kebetulan aku kenal dekat dengan dokter kandungan terbaik di rumah sakit tempatku bekerja.

Senyumannya terkembang. "Ini adalah hadiah terbaik yang kau berikan untukku. Terima kasih, Sayangku!"

"Selamat ulang tahun pernikahan yang pertama, Yunho! Semoga cinta kita akan abadi selamanya. Semoga rumah tangga selalu kita diberkahi dan kita dikaruniai anak-anak yang sehat dan cerdas. Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu, Sayang!"

Let Me Love You (Yunjae Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang