BAB 1 : MENGULIK KEMATIAN KANIYA

16.5K 388 15
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMEN KALIAN YA!

HAPPY READING

┗━✦❘༻༺❘✦━━┛


Permen karet menjadi teman Kahiyang berjalan di koridor sekolah barunya. Menjadi seorang pendatang, tentu tampak asing dengan ruang-ruang yang tersebar di setiap sudut sekolah. "Sepi banget kaya gak ada kehidupan," ujar Kahiyang menatap suasana yang tampak sunyi.

Kaki Kahiyang tiba-tiba berhenti ketika melewati sebuah pintu yang terkunci rapat. Dengan berani, dia menempelkan telinganya ke pintu itu. Mulut Kahiyang terus mengunyah permen karet serta mengabsen ada berapa banyak suara di dalam. "Perundungan?" monolog Kahiyang.

Kahiyang segera mencari sebuah jendela, senyuman terbit ketika menemukannya. Dia segera berlari menuju jendela tersebut. "Brengsek, gak pintu gak jendela, semua dikunci." Kahiyang berdecak pelan. Tindakan perundungan dapat berakibat fatal dan mengancam para korbannya.

Tidak ada cara lain selain memecahkan jendela dengan tangan. Kahiyang harus menyelamatkan seseorang yang ada di dalam. "Oke, Kahiyang. Nyawa seseorang lebih penting daripada sobekan di tangan lo nanti," ujar Kahiyang menyemangati dirinya. Tangan itu terkepal menunjukkan urat-urat di atas udara. Dengan sekali pukul pecahan kaca mulai berhamburan di sekitar Kahiyang.

Fokus 4 siswi yang tengah tertawa di atas penderitaan orang lain buyar. Sontak mereka menoleh ke arah yang sama, di mana Kahiyang berada. Salah satu dari mereka maju, senyum sinis seperti menyambut kedatangan Kahiyang. "Welcome! Kebetulan, gue lagi kehabisan mangsa. Dan lo datang dengan tepat waktu. Ayo main sama gue, dan tangisan lo bakal buat gue bahagia."

Kahiyang terkekeh dan mengangguk pelan mendapatkan 'ucapan selamat datang' dari seorang siswi yang ber-name tag Selena Asmira. Matanya fokus ke arah seseorang yang tengah tertunduk dalam keadaan basah kuyup. Hati Kahiyang teriris melihat nasib malangnya. Dia kembali menatap Selena. "Selena Asmira, nama lo cantik lho. Apa gak malu sama nama kalo kelakuan lo kaya setan?"

"Wow impressive! Bentar ... jangan bilang lo murid pindahan yang lagi rame di base sekolah?" tebak Selena menyelidik. Dia memainkan jari lentiknya dengan lahai, dan menunjukkan akun ghibahan-nya anak sekolah ke arah Kahiyang.

"Alright, musuh udah datang di kandang mangsa. Cabut, panas juga di sini. Nanti make up kita longsor, sayang banget," intrupsi Selena kepada teman-temannya. Sebelum meninggalkan Kahiyang, dia menepuk pelan bahu cewek itu, "Kita akan sering ketemu, Kahiyang."

Kalimat yang diucapkan Selena bagai angin lalu. Kahiyang mengulurkan tangannya ke arah korban perundungan. "Ayo bangun dan ganti baju lo." Kahiyang merasa senang ketika uluran tangannya di terima baik.

"Thanks, ya. Gue Ema. Selena itu emang setan! Dia mainnya keroyokan. Kalo tuh cewek sendirian, udah gue slepet mukanya sampe bonyok. Ngeselin banget!!" ujar Ema mengeluarkan seluruh emosi yang terpendam. "Aduh, sorry gue ngoceh mulu. Btw nama lo siapa?"

"Kahiyang Gaurina. Panggil aja Kahiyang."

Ema tampak mengangguk memahami. Dengan gerak cepat, dia menggandeng lengan Kahiyang. Membuat Kahiyang tersentak. "Karena lo udah nolong gue. Lo harus jadi temen gue dan masuk ke circle gue. Tenang aja, circle gue ini sehat, kok. Gak koplak kaya circlenya Selena. Oiya, gue anak 11 IPS 2, lo dapat kelas di mana?"

BAD LIAR [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang