CHAPTER 1 : BERPISAH

396 22 1
                                    

ENJOY READING!

ENJOY READING!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Rania Humaira mendukung Adara Kasih di dalam bilik . Anak sulungnya itu istimewa , walaupun sudah  8  tahun , Adara Kasih  masih perlu dilayan seperti anak kecil .  Adara Kasih mudah jatuh sakit .


" Mama . Jom turun makan " Adira Kasih menerjah masuk ke dalam bilik tersebut. Tidak dihiraukan kakaknya yang sedang didukung oleh Rania Humaira . Adira  Kasih lapar! 

Rania Humaira mengangkat jari telunjuk di mulutnya , menandakan supaya Adira Kasih memperlahankan suara  . 


"Kejap boleh sayang? Kakak sakit ni . Mama nak tidurkan kakak "

Adira Kasih menjengah sedikit melihat Adara Kasih.

" Tapi papa dah ada dekat meja makan . Cepatlah mama "  Adira Kasih berbisik perlahan . 


 Rania Humaira menepuk -nepuk badan Adara Kasih . Untuk menyedarkan anak sulungnya itu . 

Rania Humaira meletakkan Adara Kasih dibawah untuk berdiri disebelah Adira Kasih . Dia perlu mengambil kain takut -takut jika Adara Kasih muntah nanti .

" Tunggu sini sekejap . Pegang tangan kakak . Kakak tak kuat nak berjalan " Rania Humaira  menghulurkan tangan Adara Kasih pada Adira Kasih . 


Adira Kasih hanya mengangguk . Terasa panas tangannya yang memimpin Adara Kasih  waktu itu . Kakaknya demam tapi teruk sangatkah sampai tidak boleh berjalan . Sedang dia menunggu Rania Humaira untuk kembali , dia terasa ada cecair panas yang terkena kakinya . Adira Kasih menunduk , dan matanya membulat . 


" Hey kakak! Apa ni dah besar-besar pun terkencing dalam seluar?"


Adira Kasih bertukar marah bila lantai yang mereka berdua pijak sudah dipenuhi dengan air kencing . 


" Kakak tak ada mulut ke nak bercakap ?" Adira Kasih mula memukul bahu kakaknya itu. Dia boleh membawa kakaknya itu ke tandas jika Adara Kasih bersuara, tapi tidak kakaknya itu hanya diam dan kencing disitu seperti budak kecil . Kadang-kadang dia geram dengan perangai  Adara Kasih yang seperti budak-budak . 


Adara Kasih mula menangis seperti anak kecil . Sudahlah demam ,dipukul pula oleh Adira Kasih .

Adira  Kasih memukul lagi dan  menjerit " Kakak dah besar tau , kencing dekat bilik air lah" . Selepas beberapa saat , Adira Kasih merasakan yang tangannya ditarik kuat oleh Rania Humaira dan bahunya pula dipukul kuat .  

ADARA KASIHWhere stories live. Discover now