Bab 3

1.9K 286 38
                                    

Pagi ini tidak seperti biasanya, para pekerja di kediaman Kim Byeong-Chan menjadi sangat sibuk, lantaran ayah dan ibu Jennie akan tiba dalam beberapa menit ke depan. Jennie sendiri sudah tidak sabar menunggu kehadiran kedua orangtuanya.

"Ah, kenapa mereka lama sekali..." gerutu Jennie. Wanita ini benar-benar tidak sabaran sekali. "Bersabarlah sedikit saja, Nini. Mereka akan segera tiba." Kim Byeong-Chan sesekali terkekeh melihat kelucuan cucunya.

Jennie sudah besar, tapi masih suka bertingkah seperti anak-anak.

Mendengar penuturan kakeknya, Jennie tampak semakin mengerucutkan bibirnya. Netranya secara kebetulan menangkap sosok Lisa yang berdiri tak jauh dari dirinya dan sang kakek. Kira-kira hanya 3-4 meter saja jaraknya.

Lisa sendiri walaupun hanya menatap ke depan, dia dapat melihat bahwa Jennie terus memperhatikannya dari atas sampai bawah dari ekor matanya. Pikirnya, kali ini apa lagi yang Jennie inginkan darinya?

"Kau yang di sana! Aku kesal melihat wajahmu. Berdiri menghadap tembok!"

'Oh God, berikanlah hambamu ini kekuatan.' Batin Lisa. Dia hampir saja mengepang mulut Jennie, syukurlah itu tidak benar-benar ia lakukan.

Tak ingin berdebat dan memperkeruh suasana, Lisa akhirnya menuruti keinginan Jennie, walaupun bagi Lisa itu konyol. "Sikapmu itu Jennie. Kau tahu Lisa bukan hanya bodyguardmu, tapi juga orang kepercayaan harabeoji?" Ujar Kim Byeong-Chan.

Diam-diam, Lisa tersenyum mendengarnya. Ingin sekali dia tertawa keras dan mengejek Jennie, tapi dia tidak ingin Jennie semakin kesal dan berakhir membencinya. Yeah, walaupun Lisa tidak bisa menjamin bahwa sekarang Jennie menyukainya, apalagi mengingat pertemuan mereka berdua yang cukup kacau.

"Lisa kembali ke posisi awalmu." Titah dari Kim Byeong-Chan tidak akan bisa dibantah. Bahkan seorang Jennie saja tidak boleh sembarangan membantah sang kakek, apalagi Lisa?

Jennie mendengus kesal, lalu memalingkan wajahnya ke arah yang berlawanan ketika netranya kembali bertatapan dengan Lisa.

....

Tidak banyak waktu yang Jennie perlukan untuk menunggu kedua orangtuanya, karena mereka tiba dalam kurun waktu hanya beberapa menit.

"Eomma, Appa!" Layaknya anak kecil, Jennie berlari menuju orangtuanya. Memeluk mereka dengan erat, bahkan Tuan Kim tampak kesulitan bernafas. "Nini kangen kalian!!" Serunya. Ah, dasar bocah.

"Kami juga kangen Nini." Seru Tuan Kim, tak kalah hebohnya dengan sang putri. "Bagaimana kabarmu, Nini? Kau tidak membuat masalahkan?" Tanya Nyonya Kim, dan Jennie menggelengkan kepalanya.

Wanita berusia 49 tahun itu mengerutkan keningnya. Dia sangat mengenal sifat Jennie, jadi tentu saja dia tidak mudah memercayai jawaban Jennie. Mata kucing beliau langsung melirik Lisa.

"Semua aman terkendali, Nyonya." Jennie menatap Lisa tak percaya. Tidak mungkin Lisa tidak melaporkan kelakuannya kemarin.

"Hanya saja kemarin seekor kucing berusaha untuk menaiki mobil dan kabur bersama bodyguardnya. Itu pertama kalinya saya melihat hal itu Nyonya. Kucing yang sangat langka." Lisa melirik Jennie yang terlihat jelas tengah menahan emosi.

'Sial! Aku tahu dia tidak akan sebaik itu! Si brengsek dengan mulut ember ini sangat menyebalkan!' Batin Jennie. Entah kenapa, itu terdengar sangat jelas di telinga Lisa.

"Hahahahaha...kau mengatai putriku kucing? Astaga Lisa, aku suka humormu!" Tawa Tuan Kim.

"Haah...benar apa kata Lisa, kelakuan putrimu ini benar-benar sangat langka." Tetua Kim memijit pangkal hidung beliau. Jika diingat lagi, rasanya beliau ingin kembali mengomeli Jennie.

LADY JANE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang