IEL 1

5K 250 14
                                    

"Gabriel! Gue benci banget sama lo! Dasar playboy!"

"Bilang aja kalau gue ini terlalu tampan, hingga semua orang ingin jadi kekasih gue," kata Gabriel dengan bangga.

"Lo jahat! Lo bener-bener gak punya hati! Lo selalu mempermainkan perasaan gadis-gadis di sekolah! Dan sekarang lo tega mutusin gue guitu aja dengan alasan bosan?"

"Ya, gue bosan, karena lo dan mereka terlalu biasa untuk gue yang luar biasa ini ..."

"Hiksss ... Hiks ... Gabriel fuck you! Go to the hell aja lo!"

"Hahaha, emang lo Tuhan?" tanya Gabriel angkuh tanpa sedikitpun rasa bersalah.

Gabriel melenggang pergi meninggalkan gadis yang baru saja ia putuskan di hadapan semua orang di sekolahnya. Sudah banyak gadis yang memberikan sumpah serapah kepadanya, jadi semua itu sama sekali tak menjadi masalah baginya.

"Gue bersumpah lo akan sengsara! Nanti lo bakal kena karma!" Seorang gadis lain yang merupakan teman dari gadis yang menangis karena Gabriel memaki pemuda itu.

Gabriel tak menggubrisnya, dia hanya tertawa saja dan pergi menaiki motor gedenya. "Dasar cewek! Lagian mereka bodoh banget, dikira gue suka benaran sama mereka yang kecantikannya standar? Hah! Gue bete!" gerutu Gabriel di motor gedenya.

Motor itu Gabriel parkirkan di sebuah minimarket. Dia membutuhkan asupan energi untuk mengurangi amarah dan rasa kesalnya. Gabriel dengan perawakan tampan menyerempet ke cantik itu menuju ke rak susu.

"Yah ... Ngapa pake abis segala, sih?" Saking kesalnya, karena susu yang ia cari tak ada di sana, Gabriel sampai menghentak-hentakan kakinya di sana.

Gabriel tak kehabisan akal, dia melihat seorang pemuda di depannya dengan seragam sekolah, yang sialnya sama dengan yang Gabriel pakaim pemuda itu sepertinya tengah mengantri untuk membayar belanjaanya. Mata tajam Gabriel terus saja melirik ke arah susu incarannya yang ada di keranjang teman sekolahnya itu.

"Itu kan si cupu, gue ambil ajalah ya susu pisangnya ..." Gabriel memanfaatkan kekuataan dan kepopulerannya untuk memalak si cupu yang jauh lebih tinggi dari Gabriel.

"Siniin susu pisangnya! Itu punya gue!" Gabriel menghadang si cupu.

Si cupu hanya diam, dia memang memakai kacamata, dasi yang rapat, dan sepatu hitam, tetapi kenapa Gabriel selalu memanggilnya si cupu? Si cupu itu juga bukan cupu sembarangan, dia kapten tim basket di sekolah Gabriel dan peraih medali emas di bidang matematika. Sedangkan Gabriel? Dia bodoh, nakal, tetapi sangat populer di satu sekolah karena wajahnya yang bisa sangat cantik dan tampan di saat yang bersamaan.

"Maaf?" Si cupu terlalu sopan untuk berhadapan dengan Gabriel yang badung.

"Susu. Pisang. Punya. Gue!" Gabriel menegaskan satu per satu kata di dalam kalimatnya, dan tentu saja semua yang melihat Gabriel merasa gemas dengan tingkah Gabriel yang terlalu kekanak-kanakan untuk anak berseragam SMA.

Si cupu melirik keranjangnya, dia tersenyum ramah dan memberikan dua botol susu pisangnya untuk Gabriel.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Baby Gabriel (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang