Nabiru masih diam membeku saat beberapa waktu lalu Natta berkata 'sayang' padanya dan sekarang gadis itu ada di dapur, memotong wortel dengan tidak fokus.
Ciingg
"Biru, airnya mendidih." Natta menghampiri Nabiru dan mematikan kompor di sebelahnya.
"Oh, maaf..."
Natta tersenyum sebagai jawaban, "yang fokus dong."
Nabiru mengangguk, "Lo gak usah berdiri. Gue bilang kan, istirahat aja."
"Capek banget istirahat terus. Gue bantuin ya?"
"Gak perlu, Nat. Entar tangan Lo makin parah," Nabiru menarik Natta untuk kembali ke sofa yang tak jauh dari dapur, tapi Natta menolak dan ingin tetap di sana.
"Gue bantuin. Tangan gue udah gak papa."
Nabiru menarik nafasnya lelah, ia menaruh pisau itu dengan brutal lalu menatap Natta tajam.
"Nat, kalau dikasih tau tuh denger."
"Biru—"
"Gue bisa sendiri. Tangan Lo nanti makin parah."
Natta langsung cemberut.
"Katanya Lo sayang sama gue, tapi kok nggak nurut?" Senyum Natta merekah kembali saat Nabiru mengatakan hal itu.
"Oke. Gue balik duduk. Buatin ramen yang enak, ya, Biru."
Natta kembali ke tempat duduknya dengan penuh semangat. Nabiru tertawa kecil lalu menggelengkan kepalanya.
Setelah memasak dan menghidangkan Natta ramen pesanannya. Nabiru izin keluar sebentar untuk membeli sesuatu. Sekarang, Nabiru jadi ingin meminum susu pisang sekalian membelikan Natta beberapa susu beruang.
"Nat, gue pamit bentar ya."
Natta mengangguk. "Langsung balik, kan?"
"Ya iyalah, kan Lo pesen susu beruang ke gue."
Setelah keluar dari apartemen, Nabiru langsung buru-buru menelfon Sheana.
"Shea!"
"Astaga, bisa gak jangan langsung teriak?!"
"Hehe, sorry. Tapi ini penting!"
"Ada apa? Natta gimana?"
"Nah itu dia masalahnya. Natta sikapnya jadi aneh."
"Aneh gimana? Natta ngapain? Dia gak papa kan?"
"Natta lukain dirinya sendiri. Perkiraan Anan sama Hilmy bener, tapi sekarang udah gak papa kok. Ada masalah lain sekarang."
"Jelasin coba."
"Natta sikapnya aneh. Dia nempelin gue terus, meluk-meluk gue terus, bahkan sampai ngomong sayang ke gue, Shea!"
"Anjing kok bisa?! Perasaan Natta orangnya gak gitu deh?"
"Kayaknya dia udah tunjukin sifat aslinya?" Pikir Nabiru.
"Itu artinya dia suka sama Lo goblok!" Sembur Sheana kemudian.
"Masa iya?"
"Atau ladenin aja dulu lah, terus spek spek tanyain tadi abis ngapain aja, sapa tau dia geger otak ringan. Kalau bisa bawa ke rumah sakit deh, gue ngeri sendiri."
"Gue nelfon Lo bukan buat nakutin gue tapi buat minta saran, Shea!"
"Ya maaf, gue aja gak tau si Natta kenapa, gimana gue mau kasih saran."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Of Us
FanfictionKisah melankolis para remaja sekolah menengah yang merasakan pahit, asam, manis-nya kehidupan dengan hati yang bergejolak bermekaran saat musim bersemi. Written by @lavidamys