Kesal

871 31 2
                                    

heyyo🤙🏻
Jangan salah lapak yaa!
Cerita ini murni pemikiran author
Follow dulu untuk mendapatkan notifikasi setiap kali author update! 
Jangan lupa Vote dan komen nya yaa!
Salam hangat dari author💗

<•<•<•<•<•<•

Kesal

Hari ini tepat 3 bulan sudah kandungan bunga, bunga menggeliat tak nyaman saat merasakan ada sesuatu yang menempel di ceruk lehernya. Saat membuka mata ternyata yang menempel di ceruk lehernya adalah Jefran, sang pelaku yang berhasil membangunkan bunga dipagi yang mendung ini.

"Jeff bangun, aku gerahh"
Jefran hanya mengangguk lalu berpindah posisi namun belum juga membuka mata, bunga mendengus malas lalu duduk dengan kesadaran yang belum utuh.
"Ehh"
Bunga kaget saat dirinya tiba tiba oleng karna tarikan lembut Jefran, Jefran memangku bunga lalu meletakan wajahnya kembali di ceruk leher bunga.

"Morning sayang, kiss dulu sini"
Ujar Jefran seksi, bunga tergelak lalu sedikit memutar posisinya dan mengecup bibir Jefran. Memang sudah jadi kebiasaan mereka melakukan morning kiss. Jefran memangku bunga dengan perasaan sayang, tangan Jefran masuk kedalam piyama tidur bunga lalu mengusap perut bunga yang mulai membuncit itu dengan penuh gairah.

"Baby udah besar ya sayang? Perut kamu sampai buncit gini, gemasss deh"
Ujar Jefran masih terus mengusap perut Bunga dengan gerakan memutar.
Semenjak mengetahui bunga hamil, Jefran menjelma sebagai suami bucin dan posesif. Jefran memang tipikal orang yang susah untuk jatuh cinta, tapi entah mengapa ia bisa sangat mencintai bunga begitu dalam padahal mereka baru kenal saat insiden itu terjadi. Menurutnya bunga mempunyai daya tarik sendiri yang mampu membuat setiap orang tertarik saat melihat bunga.

"Kamu kenapa babe?"
Tanya Jefran saat melihat bunga yang memejamkan mata, Jefran menghapus bulir bulir keringat yang terdapat di kening dan leher bunga.

"Jeff.. a-aku.."
Bunga tak langsung melanjutkan kalimat nya, bunga menepis cepat tangan Jefran lalu berlari kecil menuju toilet dikamar mereka.

"Huekkk"
Bunga bertumpu pada wastafel, Jefran dengan cepat menghampiri bunga lalu mengumpulkan rambut panjang bunga agar tidak mengganggu bunga.

"Gapapa, lagi ya sayang.. muntahin aja semuanya" Jefran memberikan kata kata penenang pada bunga yang tampak gemetar menahan nahan mual yang dialaminya.

"Huekkk Jeff.."
Bunga merasa kaki nya seperti jelly jika saja Jefran tak menahan pinggang nya. Setelah mencuci tangan dan mulut, bunga mengusap pelan perutnya yang terasa tak nyaman, bunga berbalik lalu menatap Jefran dengan bibir yang mengerucut.

"Sakitt perutnya?"
Tanya Jefran pada bunga, bunga menggeleng. Bunga tidak merasa sakit hanya saja dia merasa tidak nyaman setelah mengalami mual dan muntah.

"Kita kerumah sakit ya? Sekalian kita dengar detak jantung Baby nya"
Bunga mengerjap lucu saat Jefran mengajak nya kerumah sakit untuk mendengar detak jantung Baby mereka.

"Ayoooo aku mau dengar detak jantung babyyyy" bunga tersenyum senang dengan semangat yang membara.

~•~•~•~••~•

"Diingat apa kata dokter tadi bunga, kamu kalau dibilangin nurut yaa ini juga demi kebaikan kamu sama baby"
Bunga mengerucutkan bibirnya, ia kesal karna Jefran malah berpihak pada dokter dari pada dirinya.

"Kan aku nda makan es krim nya banyak banyakkk, jadi gapapa donggg"
Ujar bunga membela diri, jefran melirik bunga yang tampak kesal di jok samping nya. Semenjak hamil bunga jadi kehilangan nafsu nya untuk makan kecuali makanan tersebut di sandingkan dengan es krim karna kata bunga dengan itu ia bisa menetralkan rasa mualnya.

"Yaudaaa jangan marah, kita jalan jalan ya? Baby mau kan?"
Tangan kiri Jefran bergerak bebas mengusap perut bunga, bunga mendelik pasalnya ia masih kesal dengan jefran.

"Jangan sentuh sentuh ih, malas aku sama kamu"
Bunga menepis tangan jefran dari perutnya membuat jefran cemberut.

"Oke kalau gitu kamu tidur sendiri aja, gausa minta peluk lagi gausa minta di elus elus lagi perutnya" ujar jefran membuat bunga melotot

"Kok kamu gitu sih"
Tak lama kemudian bumil itu menangis membuat jefran semakin niat untuk menjahilinya

"Nangis terus nangisss siapa tadi yang bilang gamau disentuh"
Jefran mulai menepikan mobilnya saat melihat tangisan bunga tak juga kunjung berhenti malah semakin besar tangis bumil tersebut.

Jefran mengambil tindakan cepat, ia menarik bunga untuk menghadap kepalanya lalu mulai membungkam bibir indah bunga dengan bibirnya membuat tangisan bunga berhenti. Setelah kegiatan panas tersebut, jefran mengusap lembut rambut panjang bunga yang terurai.

"Udahan nangisnya ya sayang, nanti perutnya sakit kasian baby"
Ujar jefran lalu mengusap usap perut bunga yang terasa kencang.

"Kencang gini perutnya, sakit ya? Kita pulang sekarang yaa, cuddle dirumah sama aku nanti"

"kamu jahat"
ujar bunga dengan isakan isakan kecilnya

"Iyaa maafin aku yaa aku salahh, sakit ga perutnya?"
Bunga menggeleng dengan bibir yang mengerucut, tampak lucu bagi jefran sehingga ia mengecup pipi bunga lalu tersenyum manis.

"Kita pulang ya bundaaa"
Bunga menggeleng membuat Jefran bingung

"Not bunda, aku mau dipanggil mami"
Ujar bunga, jefran hanya mengangguk setuju selagi bunga senang. Setelahnya jefran kembali menjalankan mobilnya menuju rumah mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Accident in italy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang