BAB 29 PERDEBATAN

1 1 0
                                    


Sesuatu yang dengan sendirinya sudah meluap tidak dapat dibendung lagi. Sama halnya dengan masalah yang terus tertumpuk dan diabaikan. Dengan janji-janji yang sengaja disepakati namun harus diingkari oleh beberapa pihak. Sikap tamak dan ingin menang sendiri selalu menjadi pemicu masalah itu terus tumbuh dan berkembang.

Di sisi lain ada sebuah masalah yang harus ditanggung bersama. Saling percaya tanpa harus menghianati satu dengan yang lainnya. Hal yang terjadi sekarang adalah karma dari orang sebelumnya masih menghantui hingga generasi yang sekarang. Kesalahan-kesalahan orang lain selalu yang kena imbasnya yaitu orang yang hidup pada zaman sekarang.

Akhirnya semua orang tahu inti dari masalah ini berasal. Yang membuat orang kesal adalah kesalahan itu ditutup-tutupi dan seolah-olah ingin lepas tangan.

"Ded...ini gak bisa dibiarkan begitu saja. Sudah sangat jelas masalah ini bukan main-main. Ini adalah masalah besar yang menyangkut kepentingan banyak orang. Sepertinya kita harus melibatkan pihak istana secara langsung, bukan hanya sekelompok perwakilan yang mengatas namakan istana. Bahkan mereka bukan pasukan elit istana." Ucap Flawy.

"kurasa yang dikatakan Flawy benar paman. Kurasa beban berat selalu ada pada kita. Untuk saat ini memang kita perlu melakukan sebuah pertemuan dari beberapa pihak untuk membahas secara detail masalah ini." Imbuh Loka.

"ya...aku setuju dengan kalian berdua. Tapi terlebih dulu kita harus tenangkan para tetua dan lainnya. Kita harus mengedepankan bahwa kita di sudut yang netral dan berkepala dingin." Jawab Jun Ho

"aku tidak bisa menjamin untuk meredakan amarah mereka. Karena ini sudah sangat keterlaluan. Benar yang dikatakan Loka, bahwa semua pihak harus datang. Kalaupun harus ada kekerasan itu tidak masalah. Daripada harus bersembunyi dan acuh tak acuh. Justru malah kita yang nanti terpojok."

Mereka bertiga mengobrol dan menjauh di tempat lainnya untuk menghindari kemarahan para tetua dan lainnya. Sementara pangeran kelima beserta pasukannya terus didesak untuk mendatangkan Raja dan lainnya kesini. Mereka ingin meminta pertanggung jawaban atas masalah yang terjadi. Menurut mereka, seharusnya rajalah yang mengambil alih masalah ini karena sudah tahu dan mempunyai firasat. Tapi Raja malah mengutus orang yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah ini.

...

"Dad... aku sudah mengatur agar wilayah Airland ditutup sementara dari semua kegiatan publik. Dan juga memindahakan penghuni apartemen yang berada dekat dengan tempat ini. Lalu mulai dari taman selatan sudah mulai dipasangi barrier perlindungan." Ucap Lessy anak perempuan Jun ho.

"apakah bisa ditangani protes dari para pengunjung?"

"sebagian bisa ditangani, tapi kepentingan pengunjung harus diutamakan. Jadi mau tidak mau kita harus memenuhi tuntutan dari mereka. Tapi tadi paman Rom menawarkan bantuan bila kita membutuhkan. Dia belum bisa datang karena masih di luar negeri."

"yahhh...teruslah berkabar dengan yang lainnya. Karena kita tidak tahu sejauh mana masalah ini akan berlangsung."

"untuk yang lainnya baru bisa bergabung pada lusa dan paling lama akhir pekan. Hanya tinggal kita bertiga yang disini. Dan untungnya Loka mau membantu dan ikut andil besar."

"betul katamu, kita selalu dikelilingi orang baik dan peduli. Mengingat seorang Loka yang sulit diajak bergabung dan kerja sama, ini malah menawarkan diri sendiri untuk membantu. Malah dengan datangnya kakek tersebut menjadi titik terang dari kejadian yang terjadi."

"lalu bagaimana dengan gerbang antar dimensinya Ded?"

"tidak ada yang tahu dan sulit untuk diprediksi. Tapi efeknya saja sudah menimbulkan gejala yang sangat luar biasa. Dengan hadirnya pihak istana di tempat ini, mungkin kita berharap ada sebuah cara untuk mengatasi ini."

...

Di sisi lain tempat para tetua berkumpul masih terjadi perdebatan yang sengit, karena diantara para tetua ada yang pro terhadap pihak istana dan ada pula yang kontra.

"jadi seperti itu kualitas pemimpin yang kalian agung-agungkan. Terbuktikan bahwa kekuasaan yang tidak dikehendaki dan diperoleh secara paksa akan menimbulkan masalah dikemudian hari. Sekarang dengan adanya masalah ini, Raja malah seakan-akan lepas tangan dan tidak mau peduli." Ucap tetua yang kontra.

"siapa bilang raja tidak turun tangan. Dia bahkan tahu tanda-tanda ada sebuah masalah besar dan mengutus langsung pangeran kelima. Itu membuktikan bahwa raja tidak lepas tangan menanggapi masalah ini. Dan lagi situasi yang terjadi tidak bisa diprediksi dan belum terjadi apa-apa." Sahut tetua yang pro.

"apa maksud anda belum terjadi apa-apa? Bahkan berada ditempat ini saja sudah sangat sesak. Ini adalah efek yang ditimbulkan walau sudah dibatasi dengan barrier perlindungan masih bisa ditembus." Sahut yang lainnya.

Brakkkkk......

Tiba-tiba seseorang menggebrak meja dan orang-orang melihat kearahnya.

"apakah kalian belum capek perdebat? Bahkan sejauh ini tenaga kalian habis hanya untuk debat kusir yang tak pernah ada habisnya. Sekarang ini adalah masalah bersama, untuk apa saling menyalahkan dan saling tunjuk. Kurasa lebih susah tuan Jun Ho menghendel masalah ini. Kita disini, dikumpulkan di tempat ini, tugas kita adalah semaksimal mungkin membantu memberikan ide dan gagasan. Menanggapi dan juga memberikan bantuan yang kita bisa." Sahut pria paruh baya itu yang coba menenangkan perdebatan.

Disaat yang bersamaan Jun-ho, Lessy dan juga Loka datang ke ruangan itu. Mereka sedikit menyimak pria itu yang berusaha memenangkan orang-orang yang berada di ruangan itu. Mereka pun menuju kearah dalam dan menempati kursi kosong.

"selamat sore rekan-rekan semua. Maaf sudah merepotkan dan menunggu lama. Dan terimaksih untuk partisipasinya seminggu ini. Pikiran, tenaga dan waktu rekan-rekan anda sekalian sangat membantu dan berharga bagi kami. Kita juga sudah tahu gambaran besar dari masalah ini, dan kami terus berkoordinasi dengan yang lainnya untuk membantu masalah ini. Untuk pihak istana kami sudah berkoordinasi dan memang belum bisa hadir karena banyak kegiatan kenegaraan yang harus diselesaikan. Tapi akan segera bergabung bila semua sudah selesai. Kami juga sudah menghubungi penegak hukum antar dimensi, dan akan bergegas ditempat ini. Dan pihak-pihak negara lainnya juga akan menjadi urusan istana. Saya yang bertanggung jawab secara penuh terhadap tempat ini akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan yang terbaik. Untuk itu sekali lagi saja mohon dukungan dan kerja sama dengan rekan-rekan sekalian." Ucap Jun ho panjang lebar.

Lessy yang mendengar Daddynya berkata seperti itu sedikit tersentak dan menghembuskan nafas. Itu adalah kali pertama ia lihat Daddynya memohon dan merendahkan dirinya untuk memenangkan kegaduhan ini. Ia rela menjadi penanggung jawab penuh dari masalah yang timbul.

...

"apakah kakek mau beristirahat, ini sudah sangat larut?" tanya Loka kepada kakek yang dibawanya itu.

"tidak ada yang mampu tidur lelap jika suasananya seperti ini Tuan. Apalagi denganku yang dulu mengalami secara langsung peristiwa itu. Setiap sesak yang dirasakan sama persis seperti waktu itu. Tidak ada yang dapat tidur dengan kondisi seperti itu. Dulu Abalyon masih terbilang mending karena mempunyai berkah peri untuk perlindungan, tapi bukan secara keseluruhan juga tidak merasakan dampaknya. Alam juga punya mekanismenya sendiri untuk melindungi diri dan memperingatkan manusia yang berhati busuk." Jelas kakek itu.

"lalu dari mana kakek berasal? Dan kenapa kakek sekarang tinggal di abalyon?"

"kedua ayahku merupakan orang syandong. Tapi karena ayahku dijatuhi hukuman mati akibat korupsi, maka kami sekeluarga terpisah ke berbagai wilayah. Aku bertemu dengan ilmuan itu dan jadi asisten sejak umurku 12 tahun. Tapi setelah kejadian itu selesai aku memilih untuk mengasingkan diri di wilayah Abalyon bersama beberapa orang lainnya. Walau banyak perang dan tidak kondusif, tapi disana adalah tempat terbaik untuk mengasingkan diri. Dan sejak kejadian itu, semua orang seperti melupakan peristiwa kelam tersebut, dan jarang mengangkat ceritanya. Bahkan aku mendapat kutukan untuk hidup lebih lama untuk menikmati karmaku."

Tidak ada yang tahu dengan apa yang terjadi selanjutnya. Mereka hanya menebak dan saling menyalahkan. Tidak ada penyelesaian dan kesepakatan yang terjadi. Karena luapan emosi itu sungguh sangat sulit untuk terbendung.

The Last Ruler : White Demon ConquerorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang