[17] Ivan

8 4 0
                                    

When people say they love me

I curious how long

They gonna pretend like they did

Nia baru saja menjadi mahasiswa baru. Ketika dia bertemu dengan Ivan. Pertemuan yang sama sekali tidak disengaja, tidak terduga dan tidak bisa diprediksi. 

Nia yang tengah mencari ruang kelasnya malah berakhir di gedung fakultas kedokteran. Bahkan dengan arahan dari Bayu Nia masih tidak bisa menemukan dimana kelas campuran mereka.

"Lu yakin digedung D? Gue dari tadi Cuma muter-muter saja disini?" gerutu Nia dilorong lantai 4 gedung D seorang diri layaknya anak hilang.

"Iya, kita semua digedung D. Masa lu gak bisa nemu sih?"

Nia memutar matanya malas. Dia ingin sekali meratakan mulut Bayu saat ini juga. Bukannya membantu malah mengomelinya.

BUGH!!

PRANGGG!

Nia menabrak mahasiswa lain yang baru saja berbelok diujung lorong tempatnya akan berbelok. Menyebabkan gelas ukur yang berada ditangannya jatuh dan pecah berserakan dilantai. 

Pemuda bersurai kecoklatan dengan potongan rapi dan kacamata yang tidak bisa menyembunyikan fitur wajah yang menawan.

"Sorry!" Nia buru-buru meminta maaf lalu berniat membersihkan pecahan itu tapi tangannya langsung ditahan oleh pemilik gelas ukur itu.

"Jangan dipegang. Itu cairan asam, tanganmu bisa terluka karenanya." Ujar pemuda didepannya.

Nia masih merasa bersalah karena keteledorannya orang didepannya bisa kena hukuman. Nia menggunakan beberapa lembar kain yang harusnya dia kumpulkan untuk ospek dan membantu pemuda didepannya.

Pemuda itu menatap bingung pada Nia "Jangan lihat gue kaya begitu. Gimana pun gue salah karena nabrak lu. Ini harus dibawa ke lab ya? Gue mau kok ikut buat jelasin masalahnya." Ucap Nia.

Pemuda itu terkekeh membuat Nia menengok padanya "Kenapa?"

"Lu mahasiswa baru ya?"

"Iya." Nia mengangguk bingung.

"Enggak tahu kalo pak Agung dosen killer?"

"Pak Agung?" beo Nia. Dia tidak ingat ada dosen itu di jurusannya "Gue bukan dari fakultas kedokteran tapi teknik."

Pemuda didepannya sedikit terkejut "Teknik? Berarti kemari buat kelas gabungan ya?"

Nia mengangguk mengiyakan.

"Kalo begitu lu harus cepet-cepet. Gue denger dosen yang ngajar bakal ngasi C sama yang telat di pertemuan pertama." Ujar pemuda itu.

"Tapi, gelasnya?" Nia ragu. Dia memang membutuhkan nilai sempurna. Tapi bagaimana pun dia harus bertanggung jawab pada kesalahan yang dia buat.

"Gue bisa kok urus." Sahut pemuda itu menolak pertanggung jawaban dari Nia.

Nia menggeleng dan mengeluarkan ponselnya "Gue minta minta kontak lu, nanti habis kelas gue kabarin lagi."

"Hmmm.... Oke." Pemuda itu memberikan kontaknya pada Nia.

Nia akan berlalu namun langkahnya terhenti dan kembali memanggil pemuda itu " Gue Nirinia, Lu?" seru Nia agak keras.

Pemuda itu tersenyum manis "Ivan, Ivan Gunawan." 

Keduanya berpisah jalan dan kembali berjalan menuju tujuan masing-masing. Nia sampai dikelas tepat sebelum dosen mereka masuk. Dia memilih duduk disebelah Bayu.

ReverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang