Memiliki kekasih yang mencintai seni mungkin adalah mimpi dan keinginan beberapa orang. Tapi... Yeonjun yang tidak paham seni ini hanya bisa terdiam berdiri di depan lukisan yang isinya hanya kotak - kotak dengan warna warni.
"Bagus ya..."
Yeonjun menolehkan kepala, menatap pada kekasihnya - Kim Namjoon yang tersenyum lebar, mengeluarkan handphone dan mengambil foto dari lukisan di depan mereka.
"Hyung, aku tunggu kau di kafe depan saja ya," kata Yeonjun.
Namjoon langsung menolehkan kepala dengan tatap mata tajam. Yeonjun segera tersenyum lebar, berbahaya sepertinya ucapannya barusan.
"Tidak jadi.. kafe nya aku lihat tutup di gruduk alien tadi," Yeonjun nyengir dengan lebar.
"Kau bosan ya.." tebak Namjoon.
"Bukan bosan tapi aku tidak paham... lihat saja lukisan ini... hanya kotak - kotak saja," kata Yeonjun.
"Lukisan di depan ini alirannya Kubisme jadi memang kotak - kotak," kata Namjoon.
Yeonjun semakin pusing karena malah dijelaskan oleh Namjoon. Ia menolehkan kepala melihat Namjoon melangkah menuju lukisan lain. Yeonjun ikut melangkah, kali ini sebuah lukisan sebuah gunung dengan di bagian bawahnya terdapat harimau yang sedang berburu rusa tapi harimaunya di buru oleh manusia.
"Tebak yang ini alirannya apa?" tanya Namjoon.
"Hmmmm..."
"Kalau benar aku kasih jatah tambahan 3 kali minggu ini," kata Namjoon.
Yeonjun tersenyum lebar, mulai menarik ini. Dia akan memaksa otaknya untuk mengingat pelajaran Seni Budaya ketika SMP walaupun itu sudah 10 tahun lalu, "Beri aku petunjuk atau nama - nama alirannya hyung."
"Di museum ini lukisannya hanya memiliki aliran kubisme, realisme, romantisme, naturalisme dan ekspresionisme," kata Namjoon.
Yeonjun mengamati dengan seksama pada lukisan di hadapannya ini. Ada gunung. Ada harimau. Ada rusa...... jadi.... "Naturalisme."
"Salah... lukisan berikutnya," Namjoon tersenyum lebar sambil melangkahkan kaki.
"Laah terus apa jawabannya dong hyung?" protes Yeonjun tapi masih mengekor pada Namjoon.
"Yang tadi itu romantisme...."
"Kok bisa?? tidak ada kisah romantisnya kok. Apa romantisnya dari perburuan harimau dan rusa itu?" tanya Yeonjun.
Namjoon mulai agak menyesal memiliki kekasih yang tampan saja tapi iq nya agak rendah.
"Aliran romantisme itu bukan tentang kisah cinta. Tapi penggambaran lukisan mengenai sesuatu yang imajinatif disertai dengan penggunaan emosional yang cukup tinggi, menggambarkan perasaan yang amat kuat," kata Namjoon.
"Astaga.. mulai pusing kepalaku..." Yeonjun geleng - geleng kepala.
"Sudah ayo ke lukisan berikutnya," Namjoon menggandeng tangan Yeonjun menuju lukisan berikutnya.
Bola mata Yeonjun bergerak ke kanan kiri dengan tidak santai ketika melihat lukisan yang berupa gambaran wajah tapi di gambar dengan pola garis - garis yang seperti tidak beraturan. Ajaibnya lukisan ini tetap saja terlihat indah, wajahnya terlihat begitu nyata dan.... "Aku tahu aliran ini!!! Ekspresionisme!!!"
Namjoon membuka mulut lebar tanpa berkata apapun.
"Betul sekali nak!!! Kau pintar!!!" seorang laki - laki paruh baya mengacungkan jempol pada Yeonjun.
Yeonjun balas mengacungkan jempol pada laki - laki paruh baya, ia kemudian menatap pada Namjoon dengan senyuman lebar.
"Kok bisa betul?" tanya Namjoon heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Yaoi - 5
Fanfictionwarning!! boys love story!! gay story!! adegan sex tidak disensor!! pasangan suka - suka.. bisa aja yeonjun txt aku pasangin sama sanha astro. atau changbin straykids aku pasangin sama taeil nct. buka request kalau yg baca dan komentar banyak... k...