Ichi {1}

758 68 49
                                    


Halllooo

Karena pertimbangan juga alasan yg memang sudah saya perkirakan sebelumnya. Maka saya memutuskan untuk membuat OS the kidnaper menjadi book tersendiri.

1. Karena memang ceritanya agak panjang dan saya tidak mau ada yg bingung seperti OS saya yang sudah sudah
2. Ceritanya agak complicated
3. Banyak teka teki yg kalau tidak saya jelaskan bakal jadi blackhole atau bahkan bisa menjadi plot twist yg aneh
4. Mengingat banyak dari kalian yg memang mau OS ini di bikin book sendiri😁😉

Senangkan kalian semua? Semoga yaa

Saya tidak berharap banyak, semoga book ini bisa menghibur dan membuat kalian senang. Dan semoga banyak peminatnya juga vote dan komennya tentu saja

Okay....

Saya up dari awal okay

Let's play with fire guys😏

💚💜
Sosok kecil itu masih setia bersembunyi di dalam almari. Menggigil ketakutan dengan tubuh gemetar serta bibir bergetar, kedua tangan ia gunakan untuk membungkam mulutnya sendiri. Ia tak mau tiba tiba berteriak karena apa yang ia lihat saat ini. Kejadian yang cukup mengerikan untuknya mengingat dirinya hanyalah bocah lima tahun yang tak tahu menahu dengan segala macam intrik duniawi

Namun kenyataannya berbalik.. karena ia menjadi satu satunya manusia yang menjadi saksi atas semua yang sudah terjadi. Teriakan, jerit kesakitan, juga lirih permohonan ampun yang terabaikan. Dan jangan lupakan darah yang menggenang di lantai marmer berwarna putih

"Aku menemukannya!"

Teriakan itu mengejutkan sekali dan makin membuatnya merinding ketakutan ketika menyadari ada sosok didepan almari tempat persembunyiannya. Berusaha dengan sekuat tenaga untuk menahan pintu agar tidak bisa di buka namun percuma karena kekuatannya tak sebanding dengan orang itu.

"Hallo bocah."

Bocah itu mundur merapatkan badan pada dinding almari menjauhi jangkauan tangan pria dihadapannya. Tak ada teriak ketakutan juga tak ada tangisan karena rasanya air matanya mengering dan suaranya hilang entah kemana

"Hei jangan takut." Orang asing itu berhasil mendapatkan dirinya yang tak berkutik sama sekali. Karena berontak pun percuma, ia hanya bocah lima tahun yang tak bisa melakukan apapun. Apalagi untuk melawan seorang pria dewasa dengan senjata ditangannya

"Kita habisi juga?"

Kalimat tanya itu terlontar dari pria bermata sipit itu pada seorang temannya yang baru saja memasuki kamar. Pria bertubuh tinggi tegap itu berjalan mendekat kearah temannya yang berjongkok disamping bocah laki laki itu.

Cukup lama pria dengan netra keemasan itu terdiam memandangi dan menelisik bocah laki laki itu, menyeluruh. Kulitnya putih bersih, wajahnya tampan dengan pipi tembam yang tampak menggemaskan. Namun bukan wajah tampan yang tengah pria itu pandangi sejak tadi namun sepasang mata bulat besar dengan netra sekelam malam.

Netra itu menatap dirinya polos tak ada rasa takut kepadanya sama sekali. Padahal semua musuhnya akan gemetar hanya dengan mendengar namanya saja. Mereka akan gentar ketika melihat sosoknya dan akan menunduk takut ketika menatap netra keemasan miliknya

Tapi... Kenapa bocah ini terlihat tak merasakan semua hal itu? Seolah dirinya hanya orang biasa saja yang tak memiliki kelebihan apapun.

"Usagi." Satu kata itu terlontar begitu saja dari mulutnya sehingga membuat temannya tadi berkerut kening karenanya

"Bawa bocah itu ke mansion, Park."

"Hah? Kau sudah gila?!" Setengah memekik kaget pria bermarga Park keheranan

The Kidnaper Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang