Sebab

634 46 0
                                    

Brakkk
Suara meja yang di pukul dengan tongkat baseball itu membuat semua orang terkejut dan ketakutan.

" saya sudah beri kalian banyak waktu , tapi kalian semua tidak berguna " seorang laki2 berteriak cukup keras pada beberapa orang yang ada di ruangan bersamanya.

" Berlutut " kata laki2 itu dengan nada dingin nya sambil menatap semua orang yang ada disana

" BERLUTUT KALIAN SEMUA " Teriak nya sekali lagi dan itu berhasil membuat mereka semua berlutut.

Keringat sudah membasahi tubuh mereka , ketakutan yang luar biasa mereka rasakan saat itu juga.
Melihat laki2 di depan mereka membuka laci mejanya , dan mengeluarkan kotak hitam dengan ukuran sedang.
Saat kotak itu terbuka , dan melihatkan apa isinya , sekeika itu juga mata mereka semua melotot dan memohon ampun.

" Jika kalian ingin hidup , katakan satu kalimat yang bisa menyelamatkan nyawa kalian " kata laki2 itu berjalan memutari tubuh mereka semua sambil membawa 2 buah pistol di tangan kanan dan kirinya.

Laki2 itu berjalan mendekati orang pertama.
Seorang laki2 muda , tampan , dan juga memiliki prestasi yang bagus selama bekerja disini.

" Katakan " kata laki2 itu sambil menodongkan pistol ke arah kepalanya
" Sa...saya..be...rjanji akan berhasil lain wa...wak..waktu " kata pemuda itu terbata2.

Laki2 itu menatap wajah tampan pemuda itu , dia tersenyum tapi senyuman nya memiliki arti yang menyeramkan bagi siapapun yang melihatnya.

Dorr...dorr..dorr..dorr
4 kali tembakan laki2 itu layangkan ke pemuda tadi.
2 peluru menembus kepalanya dan 2 peluru menembus jantungnya.

Semua orang disana berteriak , dan memulai memohon ampun bahkan sebagian dari mereka mencium kaki laki2 itu.
Tapi dengan teganya laki2 itu menendang siapapun yang berani2 menyentuhnya.

Beberapa dari mereka ingin pergi dari ruangan itu tapi nihil karena semua akses keluar sudah tertutup rapat.

Laki2 itu tertawa melihat orang2 menunjukan wajah begitu memelas , berharap ia memberikan kesempatan hidup pada mereka.

Dorr....dor...dor....
Suara tembakan menggema di seluruh ruangan.
Laki2 itu membunuh semua yang ada di ruangan itu tanpa mengatakan apapun atau bertanya apapun pada mereka.

7 orang pemuda , 4 orang perempuan.
Menjadi korban keganasan laki2 itu.

" Akan ku pastikan , kau kembali dalam dekapanku " laki2 itu berkata sambil melihat keluar jendela kaca besar yang ada diruangan nya.
.
.
Damai dan penuh kebahagiaan.
Itulah gambaran yang pantas untuk rumah shani.
Bersama dengan orang2 yang shani sayangi dan cintai , dia memulai kehidupan barunya bersama dengan gracia.

Meski kedua orang tua nya belum mengetahui hubungan nya dengan gracia , dan kembalinya veranda ke kota ini.
Shani merasa itu tidak penting lagi.

Shani tidak ingin jika dia kehilangan orang2 yang dia sayangi.

" Honey .. Bulan depan kita liburan yuk " kata shani sambil menenggelamkan wajahnya di dada gracia

modus beut mbak shani nih - author

" emang kamu gak sibuk ?" tanya gracia sambil mengelus rambut panjang shani.
" aku sudah kosongkan jadwalku untuk bulan depan "
" mau liburan kemana ?"
" ke jepang mau ?" tanya shani sambil memandang gracia sekarang.
" mau bangettttt " jawab gracia dengan gembira sampai shani di buat mematung melihat kecantikan gracia.

Meski mereka sudah bertemu hampir 24jam , tetap saja shani masih mengagumi kecantikan gracia yang semakin hari semakin bertambah saja.
Apalagi shani selalu memanjakan gracia , tentu saja itu membuat gracia bahagia.

Wanita KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang