Bab 8

79K 4.9K 13
                                    

Terima kasih untuk 5k reader.
Jangan lupa vote dulu sebelum baca, tandain typo!!!

Happy Reading
.
.
.

Tidak terasa 30 menit berkendara, kini Jeanna dan kedua bodyguard pribadinya telah tiba di kampus tempat Jeanna menimba ilmu.

"Kalian lebih baik tunggu di sini saja, saya hanya mengikuti satu mata kuliah dan itu pun tidak lebih dari dua jam," jelasnya setelah Jeanna melihat arloji di tangan kanannya yang telah menunjukkan pukul 11.15.

"Tapi nona—"

"Sttt, saya tidak akan kabur. Ingat tetap berada disini dan jangan mengikutiku." Potong Jeanna sambil menempatkan jari telunjuknya ke bibir Zeya ketika pengawal sang opa hendak protes.

Menghela nafas lelah, kedua bodyguard atau lebih tepatnya asisten pribadi Jeanna itu menganggukkan kepala mereka ketika keinginan nona nya tidak mau dibantah. Karena mereka tau bahwa tugas mereka hanya untuk menjaga Jeanna dari hal-hal yang tidak diinginkan. Namun, jika Jeanna memaksa mereka untuk tetap berdiam diri disini, mereka bisa apa?

Seperti apa yang telah diinstruksikan oleh tuan besarnya, mereka hanya ditugaskan menjaga Jeanna dan memenuhi semua keinginannya. Mereka akan tetap mengawasi Jeanna dari kejauhan sesuai perintah tuan mereka, tanpa Jeanna menyadarinya.

Setelah mengatakan hal itu, Jeanna turun dari mobil dan disuguhkan dengan pemandangan yang membuatnya terkagum dan berdecak bangga.

Siapa yang tak mengenal Universitas Ludwig Maximilian Munich, kampus terbesar kedua di Jerman yang dianggap sebagai salah satu universitas paling prestisius di Jerman dan Eropa yang membuat universitas tersebut meraih peringkat ke-13 di dunia untu...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa yang tak mengenal Universitas Ludwig Maximilian Munich, kampus terbesar kedua di Jerman yang dianggap sebagai salah satu universitas paling prestisius di Jerman dan Eropa yang membuat universitas tersebut meraih peringkat ke-13 di dunia untuk jumlah penerima Nobel terbanyak dan kampus yang menyandang gelar "University of Excellence" di bawah Inisiatif Keunggulan Universitas Jerman

Setelah Jeanna puas melihat-lihat bangunan yang akan ditempatinya menimba ilmu itu, Jeanna mulai melangkahkan kakinya menuju kelas tempat dimulainya mata kuliah yang akan dia ambil dengan bermodalkan kertas denah yang sedang bawanya. Jeanna memilih untuk pergi sendiri tanpa mau ditemani oleh kedua asistennya, karena Jeanna hanya takut dicurigai karena terlihat asing dengan lingkungan universitas tempatnya menimba ilmu.

Jeanna berjalan sambil melihat sekelilingnya hingga akhirnya sampai di depan kelasnya. Dia melihat melalui jendela untuk memastikan apakah sudah ada dosen atau belum. Ketika Jeanna mengintip ternyata kelas masih sepi dan hanya ada beberapa orang di dalamnya.

Melangkahkan kakinya memasuki kelas, Jeanna memilih tempat duduk di belakang karena meskipun Jeanna tergolong mahasiswi yang rajin, dia tidak suka menjadi pusat perhatian teman-temannya, meskipun hal itu sangat tidak mungkin. Mengingat Jeanna merupakan orang yang sangat cantik dan berprestasi di jurusannya.

Jeanna merasa bersyukur bahwa tubuhnya ini tidak memiliki teman sama sekali, entah apa yang membuat orang-orang begitu enggan untuk mendekatinya. Namun karena hal itu, Jeanna cukup bersyukur karena tidak perlu beradaptasi dengan orang baru di sekitarnya.

Become A Mother My Son [RE-UPLOAD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang