RHS 17|| Epilog

1.5K 126 16
                                    


Sebelum jessi pergi tidur ia membuka handphone nya dan membuka room chat dengan seseorang, 'Udah waktunya sebelum pergi dapetin apa yang lo mau. Ini kesempatan pertama, dan terakhir' kata batin nya itu.

 Ini kesempatan pertama, dan terakhir' kata batin nya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Mengirimkan pesan tersebut, Jessi mematikan handphone lalu memposisikan tubuh nya senyaman mungkin di atas kasur itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Mengirimkan pesan tersebut, Jessi mematikan handphone lalu memposisikan tubuh nya senyaman mungkin di atas kasur itu. Sebelum dirinya tertidur jessi berpikir tentang esok hari. Apa yang ia akan lakukan besok, jessi tidak menyiapkan apapun. Dalam batin nya ia berdiskusi seorang dan melemparkan segala pertanyaan lalu di jawab dengan sendiri nya. Seakan ada dua kubu dalam batinnya.

"Yakin jes? Yakin. Tiba tiba banget? Mau gimana lagi. Kenapa harus besok? Kenapa engga"

Itu dialog diskusi yang berada dalam batin. Pada dirinya sendiri jessi merasa heran bisa menyimpulkan secepat ini untuk mengeluarkan suatu keberanian. Rasa lelah yang kemarin kemarin tertunda kini baru muncul. Malam ini jessi tertidur pulas fokus untuk mengistirahatkan diri.

---

Sinar matahari di hari minggu pagi memasuki ruang kamar milik jessi lewat pintu balkon yang lolos dari kain tebal hordeng. Jessi terusik, matanya mulai terbuka secara perlahan menatap langsung ke arah cahaya berasal. Butuh waktu beberapa menit untuk dirinya siap bangun.

Jessi membangunkan tubuh dari posisi rebahan menjadi duduk. Setelah nya ia mengambil handphone bertujuan untuk melihat jam. Pagi ini masih jam 6 lewat 12 ternyata, tapi matahari di luar sudah bercahaya dengan terang. Karena sudah terlanjur bangun jessi beranjak dari kasur lalu keluar kamar menuju dapur untuk mengambil minum.

Papa dan Jesslyn sudah lebih awal berada disana batin jessi ia terheran 'Pagi pagi banget'.

"Pagi" Sapaan dari papa saat melihat anak bungsu nya itu sudah bangun. Yang di sapa hanya membalas dengan Berguman dan anggukan kepala.

"Gimana? Kamu bakal ikut cici ke jepang kan?"

"Papa basa basi doang? Atau serius nanya?"

Jessi cukup jengkel baru bangun sudah di tanyai soal itu. Diri nya peka, jika menjawab tidak pasti sang papa akan tetap memaksa untuk ikut. Orang tua itu hanya bertanya tanpa mengharapkan jawaban apapun.

[✓] 1. Rahasia || JesMuthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang