Kini Yn dan Jimin sudah 2 bulan tinggal bersama. Dan selama itu pula keadaan Yn semakin tak baik-baik saja. Wajahnya semakin pucat hingga membuat orang-orang di sekelilingnya menjadi khawatir, termasuk Seokjin yang sering bertemu dengannya di kampus.
Sama seperti sekarang ini, Yn duduk di taman belakang perpustakaan seorang diri. Ia mengerjakan tugas kampusnya hingga sedetik kemudian darah tiba-tiba saja menetes di atas buku bacaannya.
"Ah." Yn mendesah, mendongakkan kepalanya ke atas demi menahan aliran darah yang kembali menetes dari hidungnya
"Ini." Sebuah sapu tangan tiba-tiba saja sudah disodorkan di hadapan Yn dan mau tak mau gadis itu pun mengambil sapu tangan tersebut lalu menutup hidungnya dengan benda itu
Yn tersenyum tak kala sosok yang memberinya sapu tangan ikut duduk di sampingnya dan membantunya menyeka darah di hidungnya. "Terima kasih Kim Seokjin." Ucapnya kemudian
"Ya. Sama-sama." Balas Seokjin sembari memandang khawatir pada Yn yang duduk di sampingnya
Bagaimana Seokjin tak khawatir? Bukan cuma hari ini saja gadis itu mimisan, tapi kemarin juga dan kemarin-kemarinnya Yn sudah sering mimisan. Ia takut lama-kelamaan kondisi Yn memburuk, apalagi wajah gadis itu semakin memucat tiap harinya.
"Ayo ke rumah sakit lagi." Ajak Seokjin sembari berdiri dari duduknya
"Lagi? Kemarin kan sudah." Sahut Yn tanpa ada niatan mengikuti Seokjin yang berdiri di hadapannya sembari mengulurkan tangan padanya
Seokjin menggeleng, menarik tangan Yn dengan lembut untuk berdiri mengikutinya. "Kita ke rumah sakit yang lain, mungkin saja rumah sakit yang kemarin salah mendiagnosa penyakitmu." Jelasnya mengingat kemarin saat dirinya membawa Yn ke rumah sakit, dokter di sana mengatakan bahwa Yn tak memiliki riwayat penyakit apapun dan hanya dianjurkan beristirahat saja untuk memulihkan kondisinya
Seokjin tak yakin dengan hal itu. Bagaimana bisa Yn yang sepucat ini baik-baik saja? Pasti gadis itu memang sakit, hanya saja dokter yang memeriksanya kurang jeli melihat hasil pemeriksaan kesehatannya.
"Hah, baiklah. Tapi jika hasil pemeriksaan ku tetap sama saja, jangan paksa aku ke rumah sakit lagi ya." Pinta Yn setelahnya, sedangkan Seokjin hanya bisa mengangguk mengiyakannya walau tersirat kekhawatiran dibalik anggukan setujunya itu
Seokjin pun memapah Yn ke parkiran mobilnya. Sesampainya di sana, pria tampan itu membukakan pintu mobilnya untuk Yn dan membantunya masuk ke dalam sana.
Tak berselang lama, mobil yang ditumpangi Seokjin dan Yn telah pergi meninggalkan parkiran kampus, dimana di belakang sana ada sosok Jimin yang berdiri sembari memandangi kepergian mereka.
"Maaf, tapi cuma ini caranya agar kita bisa tetap bersama-sama, Jung Yn." Lirih Jimin sembari dikelilingi aura gelap
Akhir-akhir ini aura Jimin memang sedikit berubah dan perubahan itu terjadi seiring kondisi Yn yang semakin memburuk.
Mungkin benar Jimin mengambil energi kehidupan Yn tapi anehnya aura yang diambil oleh Jimin membuat kelilingnya menjadi gelap dan dingin, seolah-olah sosok Jimin berubah menjadi jahat.
Jimin lantas menunduk, melihat kedua tangannya yang mengeluarkan kepulan asap hitam. Dan dari raut wajahnya, Jimin sepertinya tahu arti dari kepulan asap itu hingga sedetik kemudian ia pun menghilang pergi dari sana.
.
Sesampai di rumah sakit, Yn duduk diam di kursi tunggu bersama Seokjin yang setia di sisinya. Tak berselang lama, nama Yn pun di panggil.
Gadis itu lantas berdiri dari duduknya lalu masuk ke dalam ruang ganti. Dimana di ruang ganti tersebut Yn tengah mengganti pakaiannya dengan pakaian khusus pasien.
Ketika Yn telah mengganti pakaiannya dan bersiap keluar dari sana, sosok Jimin tiba-tiba saja muncul dan menghadang langkahnya untuk keluar dari ruang ganti tersebut.
"Jimin! Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Yn sembari berbisik kecil, takut perawat di luar sana mendengarnya
Jimin diam, menatap Yn dengan sorot yang tajam hingga mampu membuat gadis itu ikut diam bersamanya.
Yn kemudian memperhatikan sekeliling Jimin, merasa kepulan asap di sekitar lelaki itu semakin lama semakin banyak. "Asapnya belum hilang juga?" Tanyanya sembari hendak menyentuh kepulan asap di bahu Jimin, namun dengan cepat lelaki itu menahan tangannya dan menatapnya dengan tatapan yang semakin tajam
"Ayo pulang." Ajak Jimin setelah terdiam cukup lama
Yn yang mendengar ajakan Jimin lantas mengerutkan keningnya bingung. Apa lelaki itu tak mengkhawatirkannya? Seokjin saja mengkhawatirkannya hingga memaksannya kemari, tapi Jimin malah mengajaknya pulang sebelum ia memeriksakan keadaannya.
"Kenapa? Aku belum memeriksakan keadaanku." Sahut Yn dengan bingung
Jimin lalu menggeleng, menurunkan tangan Yn yang ditahannya tadi, kemudian memegang kedua bahu gadis itu dengan sorot mata yang berubah lemah. "Ayo pulang. Percuma saja kau memeriksakan keadaanmu di sini, karena mereka tak akan menemukan apapun pada dirimu."
"Kenapa kau berkata seperti itu? Apa kau tahu sesuatu?" Tanya Yn yang mulai mencurigai Jimin
Bagaimana tak curiga? Jimin seolah-olah tak mengkhawatirkan dirinya, padahal mereka tinggal serumah dan di rumah Yn bahkan kadang-kadang mimisan di depannya. Jadi bagaimana bisa Jimin tak khawatir bahkan setelah melihat kondisinya yang menyedihkan itu.
"Nn. Jung Yn. Apa anda masih di dalam?" Tanya seorang perawat di luar sana
Mendengar namanya di panggil, Yn lantas melewati Jimin begitu saja kemudian keluar dari ruang ganti dengan raut wajah kesal. Kesal sebab Jimin sangat egois kepadanya.
"Kenapa lama?" Tanya Seokjin pada Yn yang baru saja keluar dari ruang ganti
"Aku hanya sedikit khawatir, makanya agak lama di dalam sana." Jawab Yn sembari mencoba tersenyum pada Seokjin, walau dari sorot matanya terdapat kebohongan yang coba ia sembunyikan dari pria itu
Setelahnya, Seokjin pun menemani Yn memeriksa kondisinya, dimana tubuh gadis itu dibaringkan di atas ranjang khusus kemudian ranjang tersebut perlahan-lahan masuk ke dalam sebuah benda yang memancarkan cahaya dari atas kepala hingga ujung kaki Yn.
Selama menjalani pemeriksaan, Yn memejamkan matanya dengan kedua tangan yang mengepal kuat. Dirinya takut sekaligus cemas. Takut hal buruk memang terjadi kepadanya, dan cemas bahwa penyebab hal buruk itu adalah Jimin sendiri.
Bukannya Yn tak menyadari awal dari keterpurukan kondisinya. Yn tahu betul bahwa kondisinya semakin memburuk saat hidup bersama Jimin. Ia tahu betul akan hal itu, tapi setiap kali hal itu terbesit dipikirannya, sebagian hatinya menolak fakta tersebut.
Yn tak mau pikiran jahat itu menghancurkan hubungannya dengan Jimin, mengingat lelaki itu telah berjanji padanya untuk melepaskannya setelah setahun bersama, dan ia menyakini janji itu. Jimin tak akan melakukan hal buruk kepadanya karena lelaki itu mencintainya-pikirnya.
.
Yn keluar dari ruang ganti setelah beberapa menit yang lalu menyelesaikan pemeriksaannya. Ketika dirinya hendak menghampiri Seokjin yang tengah duduk menunggunya, sebuah tangan tiba-tiba saja menariknya dari belakang hingga mau tak mau Yn pun berhenti dan menoleh ke belakang.
"Kau!." Yn tak dapat menyembunyikan keterkejutannya setelah melihat sosok lelaki yang beberapa bulan lalu tak sengaja ia temui di rumah sakit ketika Seokjin menemaninya dulu
Hoseok diam, menatap tajam ke arah Yn tanpa melepaskan tangannya pada pergelangan tangan gadis itu. "Kau tak membawa jimat yang ku berikan waktu itu?" Tanyanya hingga membuat Yn menatap bingung ke arahnya
"Apa kau membuangnya? Atau membakarnya?" Tanya Hoseok sekali lagi hingga tak berselang lama ia berhasil menemukan jawabannya setelah melihat reaksi gadis di depannya yang terlihat gelagapan
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Ghost
FanficJung Yn di hadapkan oleh kenyataan yang buruk, dimana ia di paksa menikah dengan seseorang yang sudah mati demi membayar utang ayahnya. Cast : Jung Yn, Park Jimin, Kim Seokjin, Jung Hoseok, Han Lini, etc. Genre : Fantasy, hurt, mature, etc. Bahasa :...