Love Scenario (3)

16.9K 1.4K 34
                                    


Selina dan Gina juga salah seorang rekan seumuran mereka yang bernama Hadi tengah makan siang di tempat langganan mereka, dimana lagi kalau bukan kantin kampus.

Jika diperhatikan lagi, mereka adalah dosen yang paling sering menghabiskan waktu di Kantin, terutama Selina dan Gina. Dimana sebagian besar dosen lebih memilih makan diluar maupun diruangan masing-masing karena kesibukan.

Dan tak disangka-sangka, baru saja mereka hendak makan, segerombolan dosen senior menghampiri meja ketiga orang itu, salah satunya adalah Bima.

Ini adalah kebetulan lainnya, karena pasca kejadian saat pria itu mengantarnya, Selina menjadi lebih sering bertemu dengan Bima. Entah kenapa semakin banyak kegiatan kampus yang sama-sama melibatkan mereka, sehingga mau tak mau ia harus berinteraksi dengan pria itu.

Selina tidak sesungkan dulu untuk berinteraksi dengan Bima, akan tetapi tetap saja ia merasa situasi yang melibatkan dirinya dengan pria itu cukup tak terduga. Karena baginya Bima memang sejauh itu dan sama sekali tak pernah terpikir olehnya untuk sekedar bisa saling menyapa dengan pria itu.

"gak papa kan kami gabung disini?" tanya salah seorang dari mereka yang tentu saja hanya sekedar basa basi. Karena pada nyatanya masing-masing dari dosen senior tersebut sudah mendudukkan diri dengan nyaman.

"silahkan bu, pak" jawab Hadi sopan.

Sementara dibawah sana, Gina terus saja menyenggol kaki Selina karena kehadiran Bima, terlebih pria itu duduk tepat disampingnya.

Selina sekilas melirik kesal karena tingkah Gina meski memang keberadaan Bima disampingnya membuat jantungnya tidak setenang tadi.

Saat yang lainnya mengobrol, Selina yang kepalang lapar karena tidak sempat sarapan memilih fokus pada makanannya. Hal itu juga ia lakukan agar tidak terlalu terpengaruh dengan keberadaan Bima disisinya.

Gadis itu memesan mie ayam dalam porsi jumbo, yang merupakan salah satu menu favoritnya di kantin kampus. Akan tetapi sepertinya sang penjual lupa jika Selina tidak suka daun bawang, sehingga gadis itu harus memisahkan potongan daun yang cukup banyak tersebut sebelum mengaduk mie ayamnya.

"kenapa dipisah?" Selina tersentak mendengar pertanyaan dari sampingnya.

"ya?" tanyanya terkejut sekaligus bingung.

"gak suka daun bawang?" tanya pria itu lagi menunjuk makanan Selina.

"eh, i-iya pak" jawab Selina malu, rupanya Bima melihat tingkahnya dari tadi.

"masukkan kesini saja, sayang kalo dibuang" ujar pria itu menunjuk makanannya.

"ha?" ujar Selina reflek, gadis itu lalu memukul bibirnya pelan ketika menyadari tingkahnya, untung suaranya tidak keras.

"maaf pak, maksud saya gak papa, ini juga cuma sedikit" cicitnya.

"ayo masukin kesini" ujar pria itu menggeser piringnya lebih dekat dengan Selina.

Namun melihat gadis itu yang masih enggan, Bima bergerak sendiri untuk memindahkan daun bawang tersebut pada piringnya.

Aksi pria itu tentu membuat Selina terkesiap tak percaya serta mengundang perhatian orang-orang disekeliling mereka. Selina yang merasa malu tidak sanggup mengangkat kepalanya untuk sekedar melihat reaksi yang lain, ia hanya menunduk sembari merutuk dalam hati.

"wah, bu Selina gak suka daun bawang ya?" tanya Rima, salah seorang dosen senior wanita yang duduk dihadapannya.

"iya bu, kurang suka kalo mentah gini" jawab Selina pelan.

"pas banget Sel, disampingmu itu emang doyan bawang-bawangan, makanya punyamu langsung diembat" goda Dewa yang juga tadi datang bersama rombongan Bima.

"cocok ya pak jadinya?" celetuk Gina yang melihat cela untuk meramaikan suasana.

My Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang