- 방과 후 전쟁활동 -
Suasana kelas 3 - 2 tidak jauh berbeda dari kelas lain yang belum kedatangan guru. Sementara Jo Hyeongshin menulis tugas di papan tulis, beberapa dari mereka berkelompok untuk mengerjakan tugas, sebagian kecil berkerja secara individu.
Dan sebagian lainnya lebih sibuk mengerjakan hal lain daripada tugas. Contohnya Kim Chiyeol dan Kim Deokjoong yang sedang bermain ponsel, Do Soocheol yang sedang melukis Im Wootaek, Lee Nara yang sedang membaca novel.
Sedangkan Cha Soyeon sibuk memperhatikan riasan hingga rambut melalui cermin sambil mengobrol dengan Kim Inhye.
Inhye menyenggol lengan Soyeon saat menangkap basah Yeongsoo yang sedang memperhatikan Soyeon. Soyeon langsung menoleh ke arah Yeongsoo yang membuat pemuda itu segera mengalihkan pandangan.
Soyeon mengikuti arah pandangan Yeongsoo dan baru sadar roknya sedikit terangkat sehingga sebagian paha Soyeon terlihat.
Yeongsoo kembali melirik paha Soyeon, lalu bertemu dengan tatapan datar Cha Soyeon yang sudah mengacungkan jari tengahnya.
"Byeontae saekki," lirih Soyeon kemudian menarik roknya kasar.
Melihat reaksi Soyeon, Yeongsoo yang tertangkap basah bak pencuri cepat-cepat mengalihkan pandangan lagi, pura-pura fokus pada buku di mejanya.
"Yeoboseyo? Ah, jamkkanman!" No Aeseol bangkit dari tempat duduknya ke bangku Yeon Bora, dia segera membuka tas Bora sesuai perintah Bora melalui panggilan suara.
"Apa? Ah, Charger portabel-" sambungan telepon di putus sepihak oleh Bora. Aeseol terdiam sejenak kemudian segera mencari charger portabel Bora untuk di antarkan ke rooftop, tempat biasa Bora berkumpul bersama Hana, Ilha dan Heerak.
BRAKKK~
"Aaaaahh!"
Sebuah suara gebrakan meja mengejutkan seluruh kelas 3 - 2. Wang Taeman, tersangka utama menyeringai, pemuda dengan bantal leher itu memang kerap kali menjadi pusat perhatian.
"Ya, Wang Taeman!" suara melengking Hong Junhee memecah keheningan sesaat.
"Dasar tukang caper! Berhenti mencari perhatian!" teriakan kesal Park Soyoon.
"Aku tahu kamu gila, setidaknya berikan tandanya sebelum mulai, oke?" pinta Hyeongshin, sama terganggunya dengan yang lain, terlebih dia sedang menulis di papan tulis.
Taeman menatap Hyeongshin tengil, "Aku memang sudah menyalakan tanda bahaya."
"Tanda bahaya apa?" Hyeongshin tidak mengerti maksud Taeman.
Kim Yujeong mengendus sesuatu, indera penciumannya menangkap bau yang lama kelamaan semakin pekat baunya. Hal serupa di rasakan yang lain. Bau kentut Taeman semakin menyebar.
"Aish, gaesaekk-" umpat Im Wootaek seraya menyumbat hidungnya.
"Aish, Wang Taeman!" kesal Hyeongshin.
Wang Taeman terkekeh, menutup telinga dengan bantal leher saat semua berteriak kesal ke arahnya.
"Bau apa ini? Ah," dengus Soyeon yang segera berlari menuju jendela bersama yang lain.
"Wah, kali ini baunya sedikit lebih kuat," gumam Deokjoong lalu berjalan santai ke arah jendela.
"Apa yang dia makan?!"
"H-hei, kamu berat banget!" Chiyeol terbata karena Deokjoong menimpa tubuhnya, sementara Deokjoong melakukan pernafasan secara cepat yang membuat Chiyeol semakin tertekan.