1

3.6K 239 8
                                    

_OBSESI_

Kilatan cahaya kamera mengarah pada seorang perempuan model yang tengah bergaya dengan anggunnya. Dia mengibaskan baju panjangnya sebagai gerakan agar kamera bisa mendapatkan gambar yang indah. Pengaturan mimik wajah yang mendukung juga tak bisa diragukan lagi. Pekerjaan ini sangatlah cocok bagi dirinya.

Marsha Fiorasyana, seorang perempuan yang sudah bergelut di dunia artis dan juga model sejak lima tahun lamanya. Perempuan yang sudah menginjak umur tiga puluh tahun di tahun ini, masih setia menyandang status singlenya. Fokusnya dalam bekerja membuat dirinya memikirkan belakang tentang hal percintaan. Meskipun dari keluarga dan orang sekitar telah memintanya untuk mencari seorang pasangan, tapi perempuan yang kerap dipanggil Marsha itu hanya menganggap angin lalu. Baginya jodoh sudah ada yang mengatur, jika waktunya sudah tepat, pasti ada saatnya dia akan memiliki pasangan.

"Sekali lagi, satu... dua... tiga...."

Cekrek~

Mereka bertepuk tangan setelah hasil pemotretan hari ini selesai. Marsha sebagai model membungkukkan badannya tak lupa berterima kasih kepada pekerja lainnya yang telah membantunya menyelesaikan hari ini. Marsha dibawa ke ruang ganti untuk mengganti bajunya agar lebih santai. Sang Manager yang sudah biasa menemani pekerjaan hari-hari Marsha, menemui Fotografer ingin melihat hasil foto hari ini.

"Gimana?" tanya sang Manager, panggil saja Ashel. Dia adalah teman sekaligus Manager. Dia sudah kenal Marsha sejak di putih abu-abu, mereka bersahabat hingga Marsha berhasil menjadi Artis dan Model terkenal. Karena tak mau ribet dan Marsha sudah percaya dengan Ashel, dia pun menjadilan Ashel sebagai Managernya yang sudah menemani sejak awal karir.

"Seperti biasa, bagus! Marsha memang cocok, tak pernah gagal saat pemotretan," jawab sang Forografer yang sudah biasa bekerja sama dengan mereka, panggil saja dia Aldo.

"Iyalah, artis gue itu boss," jawab Ashel membanggakan Marsha. "Besok jadwalnya pemotretan lagi, dapet endors tongkat baseball. Enaknya mulai jam berapa?" tanya Ashel.

"Kayak biasa aja jam sembilan. Oh iya, tapi besok bukan gua yang ngefoto. Ada temen gua yang lain yang bakal gantiin," jelas Aldo.

"Emangnya besok lo mau kemana?" tanya Ashel.

"Gua ada acara keluarga. Sodara gua ada yang mau lamaran, jadi gua harus dateng. Sementara temen gua yang gantiin deh," jelasnya.

"Oh gitu, yaudah atur aja. Pokoknya gua mau hasil yang terbaik," jawab Ashel.

"Aman, temen gua itu ga perlu diragukan. Hasil fotonya selalu Top."

"Okelah, gue samperin artis gue dulu ya," izin Ashel. Kemudian dia berlalu ke ruang ganti. Ternyata di sana Marsha sudah berganti baju dan tengah merapikan make up nya.

"Setelah ini langsung pulang atau mau belanja?" tanya Ashel. Sudah menjadi kebiasaan kalau selesai pemotretan Marsha suka mengajak Ashel ke mall untuk berbelanja. Entah itu membeli perlengkapan make up, baju, bahkan pernah hanya berkeliling saja menghabiskan energi.

"Kita ke Bar yuk, rasanya gue pengen meluapkan rasa lelah buat hari ini," ajak Marsha. Jarang sekali Marsha mengajak Ashel ke tempat semacam itu. Biasanya dia hanya akan membeli minumannya saja dan meminumnya di rumah.

"Jangan aneh-aneh Sha, wartawan bisa aja menangkapmu dan menjadikan berita," peringat Ashel.

"Makanya gue ngajak elo, biar lo bisa jagain gue. Ayolah Shel, kita udah lama ga ke sana. Lagian cuma mau main-masi sebentar. Mau ya?" rayu Marsha. Dia menampilkan wajah memelas berharap Ashel luluh dan mau menerima ajakannya.

OBSESITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang