— 방과 후 전쟁활동 —
Ricuh, seperti biasa. Bukan kelas 3 – 2 namanya kalau satu hari aja gak bikin kegaduhan.Masih pagi, Wootaek heboh bawa bola basket ke kelas. Main lempar-lemparan sama Soocheol.
Heerak ikutan main. Baru saja dia datang bareng sahabat karibnya, Kwon Ilha.
"Tangkap!" Heerak melempar bola ke Ilha.
Niat awalnya mau lempar bolanya ke Heerak lagi. Tapi sengaja Ilha belokin ke Yeonghoon, tepat mengenai belakang kepala pemuda berkacamata itu.
Jang Yeonghoon meringis, dia diam saja, hanya melirik sekilas bola yang jatuh di dekatnya lalu melanjutkan belajar.
Ilha tersenyum miring, dia mendorong bahu Heerak "Ya, Woo Heerak, tangkap yang benar!"
Ilha tetap pergi mengambil bola. Dia akan kembali saat ponselnya berdering. Ilha melempar bola ke Taeman dan mengangkat telepon.
"Ah, kau juga datang?"
Iris mata Ilha melirik Yeonghoon. Dia tidak pernah suka melihat anak itu.
"Iya, itu masalahnya—" Ilha duduk di meja Yeonghoon dengan tidak sopan.
Yeonghoon berhenti menulis. Dia menatap Ilha tidak suka. Meski begitu dia masih diam saja memperhatikan pemuda Kwon tersebut.
"Geurae! Ah, seperti itu?" yang mendapat tatapan sengit masih tidak merasa.
"Oke, bye!" telepon berakhir. Ilha masih belum menyingkir dari meja Yeonghoon.
"Ya, jika kamu sudah selesai berbicar. Kembalilah ke tempatmu," pinta Yeonghoon masih bersabar.
Ilha berbalik menatap Yeonghoon dengan seringai, "Shiro."
"Aku bisa melaporkanmu karena membawa ponsel," Yeonghoon berkata dengan santai.
Ilha bangkit, dia tidak pergi tapi membalik meja Yeonghoon. Mereka yang berada di kelas terkejut atas reaksi Ilha.
"Bukankah mencari muka memang keahlianmu?" Ilha menoyor dahi Yeonghoon, "Wae? Untuk mendapatkan rekomendasi?"
Yeonghoon menghela nafas. Dia kehilangan kesabaran. Dia diam saja mendapati gangguan Kwon Ilha dari tadi, tapi kali ini pemuda itu kelewat batas.
Yeonghoon melayangkan tinju pada rahang Ilha sampai pemuda itu terbalik. Serangan kejutan Yeonghoon membuat Ilha kehilangan seimbang.
Tak sampai situ, Yeonghoon memukul punggung Ilha berulang.
Kwon Ilha membalas, dia menghantamkan kepala Yeonghoon pada permukaan meja kemudian menamparnya sampai tersungkur menghantam kursi.
"Ssibal, gaesaekkiya!" umpat Ilha.
"Ya, hentikan mereka!" Kim Deokjoong menyenggol Hana.
"Kamu yang pergi menghentikan mereka!" Hana berucap panik.
Mereka semua sibuk dengan kepanikan sendiri-sendiri sementara Kwon Ilha dan Jang Yeonghoon sedang saling menyerang bak saling ingin membunuh satu sama lain.
Kedua pemuda itu saling melempar benda apapun yang mereka jangkau. Tas, bantal leher kesayangan Taeman maupun kursi.
Ilha maju hendak meraih kerah seragam Yeonghoon. Yeonghoon menghindar, dia membanting Ilha sampai terpental menghantam loker.