2.

1.2K 131 7
                                    

..

Hari hari berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari hari berlalu.

Awalnya Gyuvin dan Ricky saling merasa canggung namun sekarang jauh lebih baik. Mereka tanpa sadar semakin dekat dari waktu ke waktu. Hal itu disadari oleh Jang Wonyoung, sahabat mereka berdua.

Seperti saat ini. Perempuan bersurai panjang hitam itu menatap Ricky dan Gyuvin secara bergantian.

"Kalian, pacaran?" tanyanya terus terang. Bahkan Ricky nyaris saja tersedak air minumnya sendiri mendengar pertanyaan itu.

"Gila." Ujar Ricky sembari menatap sinis kearah Wonyoung yang kini terkekeh.

"Soalnya makin lengket aja. Beberapa hari ini Gyuvin juga nempel terus ke Ricky. Terus kalo Ricky deket sama orang lain, bahkan sama aku aja mukanya langsung judes gitu."

Gyuvin yang dibicarakan sedikit melototi Wonyoung. "Emang iya?" tanyanya

"Iya."

"Kami cowok, Wonyoung. Sebatas temen aja kok." tutur Ricky.

Wonyoung menggeleng angkuh. "Perhatian temen cowok itu beda, sayangku Ricky. Lagian kenapa emangnya kalo kalian cowok?"

"Itu aneh."

Wonyoung menghela nafasnya. "Bener sih. Sekarang hal kayak gitu aib besar. Bisa mati di hakimi kalo sampe ketawan haha.. padahal gak ada yang salah" gadis itu dengan lesu menumpu kepalanya di atas meja kantin.

"Kamu gak masalah emangnya?" tanya Gyuvin pada Wonyoung dengan tangan yang asik memainkan rambut sahabatnya itu.

"Enggak. Makanya kalo kalian pacaran aku gak masalah, itu artinya kalian bisa nemuin tambatan hati tanpa perduli omongan orang di luar sana. Kalian tetep jadi diri sendiri yang memilih pertahanin perasaan ketimbang pendapat orang lain."

Gyuvin dan Ricky saling tatap untuk beberapa saat sebelum Ricky lebih dulu melengos dan menatap Wonyoung yang kini mengangkat kepalanya.

"Kamu tau kalo ketawan bisa mati. Mana bisa tetep di lanjutin?" ujar Ricky yang selepasnya tertawa dan segera beranjak dari kantin dengan buku-buku tebalnya yang ia tenteng.

Meninggalkan Gyuvin dan Wonyoung yang kini juga saling tatap.

"Lihat kan? Dia secara gak langsung kasih liat kalau dia suka kamu, Gyuvin. Kalian gak salah kok. Aku akan rahasiain ini asal kalian bahagia." Wonyoung berkata dengan senyum manisnya. Sebab ia tak ingin Gyuvin dan Ricky merasakan apa yang ia rasa.

----

Masih di hari yang sama namun waktu yang berbeda.

Hujan deras mengguyur.

Mereka terjebak hujan di kampus karena menunggu Wonyoung. Gadis itu bilang ingin pulang bersama. Tapi sampai sekarang batang hidungnya tak terlihat juga.

"Wonyoung mana sih?" Gyuvin berujar kesal sebab sudah setengah jam menunggu Wonyoung tak kunjung datang. Jika saja bukan karena menunggu temannya yang satu ini, pasti sekarang ia sudah berada di asrama dan tidur diatas kasur empuknya.

Ricky juga sama halnya. Ia sudah menguap beberapa kali.
Hari sudah semakin malam. Udara juga terasa dingin sampai Ricky sedikit menggigil padahal dia sudan memakai almet hukum kebanggaannya.

"Ricky! Gyuvin!"

Itu suara Wonyoung yang datang dengan terburu-buru bahkan hampir terpeleset air hujan karena lantai yang licin.

Gadis itu datang dengan wajahnya yang terlihat panik dan pucat.

"Kamu kenapa?" tanya Ricky khawatir. Pemuda itu melentakkan buku-bukunya dan langsung memegang erat kedua pundak Wonyoung.

"Seobin, Seobin,"

Gyuvin mengernyit heran. "Seobin temen fakultas mu itu?" tanyanya.

"I-iya,"

"Dia kenapa?"

"Dia meninggal"

Mereka terdiam. Jawaban Wonyoung seakan membuat keduanya ikut merasa iba.

"Tapi bukannya kalian gak deket?" tanya Ricky

"Iya. Tapi bukan itu masalahnya, Ricky. Sejak kemarin Seobin izin gak masuk dengan alasan sakit. Tapi tadi aku dapet kabar dari Minki kalau Seobin meninggal karena di hakimi orang-orang."

"Kenapa Seobin di hakimi?"

"Dia ketawan pacaran sama pelaut. Kim Jiwoong, pelaut itu namanya Kim Jiwoong. Mereka meninggal siang tadi, Ricky, Gyuvin. Orang-orang bunuh Seobin sama Kim Jiwoong." Wonyoung menangis dalam pelukan Ricky. Ia membayangkan jika di posisi itu adalah kedua sahabatnya rasanya pasti sangat menyakitkan.

"A-aku, k-kalau kalian punya hubungan tolong, tolong hati-hati aku gak mau sahabat ku menderita."

"Won—"

"AKU TAKUT, RICKY! TAPI AKU GAK MAU RUSAK KEBAHAGIAAN KALIAN BERDUA!"

Suara tangis Wonyoung teredam oleh hujan yang justru turun semakin deras. Ditengah koridor yang sepi, ketiganya sibuk dengan pikiran masing-masing. Membayangkan hal mengerikan yang menimpa Seobin dan Kim Jiwoong.

Di belakang sana, Gyuvin menatap punggung Ricky.

Ah, rasanya begitu menyakitkan mendengar fakta dari Wonyoung tadi.

Gyuvin sadar ia menyukai sahabat lekakinya itu, dan itu salah.

Ia takut hal yang menimpa Seobin menimpa mereka pula.





Ia takut hal yang menimpa Seobin menimpa mereka pula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mumpung free malem ini up satu lagi eaaak ...

with you, gyuicky✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang