Liburan kami kali ini hanya kami habiskan berempat saja, aku, Aten, Gracia, dan Ci Shani. Seharusnya liburan kali ini kami habiskan bersama dengan 2 keluarga besar seperti biasanya, namun sebagian keluargaku dan keluarga Aten tak bisa ikut karena kesibukan
"Ayo Gre!" panggil ci Shani pada Gracia, ciciku itu terlihat begitu bersemangat.
"Iya Ci sabaar.." balas Gracia yang berjalan di belakangnya, biasanya Gracia yang tenaganya tak pernah habis sedangkan ci Shani yang kelelahan di belakang.
"Tumben banget sih Ci Shani semangat banget..." ujar Gracia sambil mengejar ci Shani dari belakang.
"Ya ini tempat liburan kesukaan Cici, wajar" jawabku pada Gracia, gadis itu menghela nafas ke arahku karena lelah mendaki bukit.
"Aku malasnya ke gunung atau hutan tuh gini, capeeek" kata Gracia mengeluh padaku, namun dari arah belakang pundaknya ditepuk oleh seseorang.
"Tahun lalu kan udah ke pantai, ini tahunnya Ci Shani... jangan protes terus Ci" ucap Aten sambil mendorong Gracia dari belakang untuk jalan.
Aku tertawa kecil melihat Gracia yang sudah kelelahan. Tujuan wisata kami kali ini adalah sebuah bukit wisata dengan sebuah villa di bagian atasnya, villa dengan pemandangan alam yang begitu cantik dengan perkotaan yang jauh di bawah. Akhirnya setelah perjalanan yang memakan waktu hampir 10 menit dari parkiran itu, kami sampai juga di villa atas bukit itu. Villa itu begitu mewah, indah dan memiliki fasilitas lengkap, Villa itu memiliki kolam renang, kolam air panas, sauna, kamar yang luas, dan ruang tengah yang juga luas. Villa private ini memiliki segala keperluan untuk berlibur seperti alat bakar, api unggun, mainan-mainan yang disediakan di ruang tengah, bola, dan bahkan tenis meja. Wajar bila melihat harga dari villa tersebut, pastinya fasilitas yang disediakan juga sangat mumpuni.
"Kamar kan sisa banyak nih, sendiri-sendiri aja ya?" ujar ci Shani yang ku setujui, Aten pun satu suara denganku.
"Yah Ci..!" hanya Gracia yang merengek tak setuju, namun karena kalah suara akhirnya ia terpaksa menurut.
kami telah menentukan kamar masing-masing, sesuai perjanjian diantara kami berempat, Shani menempati kamar terbesar yang ada. Masih tersisa 2 kamar tersisa meski kami semua telah menempati kamar yang berbeda-beda, ini karena keluarga kami yang batal ikut. Koh Hendri harus batal ikut karena pekerjaannya menuntut dirinya untuk keluar kota, sedangkan kedua orang tuaku harus menghadiri acara pernikahan rekan mereka di Bali selama 3 hari. Keluarga Gracia juga mengalami kejadian yang sama, Ecen harus ujian dan tidak bisa ditunda karena menyangkut dengan perkuliahannya di luar negeri nanti, sedangkan kedua orang tua Gracia harus mengurus bisnis mereka yang sedikit bermasalah karena pandemi yang berakhir.
"Aku kamar sebrang cici nih?" Tanyaku pada Ci Shani setelah kami menentukan kamar.
"Ya emangnya kenapa Na? Gak mau?" Tanya ci Shani padaku dengan wajah bingung.
"Sama aja ci kyak di rumah, buka kamar ya ci Shani lagi hahaha" balasku, ci Shani tertawa dan memberikan jempol padaku.
"Ya gapapa, berarti gak liburan-liburan banget hahaha" balas Shani dengan tawa renyahnya.
Kami semua memasuki kamar dengan membawa barang bawaan kami. Kamar masih tersisa begitu banyak dan akan tetap kosong karena hanya kami berempat yang akan berada disini sampai 2 hari kedepan. Aku mengganti pakaian casual meski tetap memakai celana panjang karena aku orang yang tak kuat dingin, aku juga menanggalkan kacamataku yang terus berembun karena udara dingin.
"Na, ayo..." aku membaca sebuah pesan masuk yang membuat handphoneku berbunyi.
"Jangan nekat ah, nanti aja" balasku padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shoot Collection 2
Fanfictionsama aja seperti yang pertama, biar gak kebanyakan aja yang sebelah hehe