PART 3 DUA KAKAK

0 0 0
                                    

Sebuah mobil putih berhenti di carport depan rumah Diandra. Lantas beberapa orang keluar dari dalam mobil itu. Diandra yang melihat dari dalam rumah langsung berlari keluar dan menghambur memeluk kakak laki-lakinya itu. Dito dan Maya, istrinya, serta keponakan perempuan nya yang selalu dia cubit pipinya, Naysila.

"Mas Ditoooo...,"

"Lebay amat sih!," balas kakaknya tapi tetap membalas pelukan Diandra.

"Ih..kangen tau," Diandra melepas pelukannya dan beralih ke Maya. Dipeluknya kakak iparnya itu dengan sayang.

"Mbak Maya, kalian lama banget nggak kesini, hampir dua tahun lho," protes Diandra sambil mengurai pelukannya.

"Kan jauh, Dee, bantuin mbak gih, bawain itu oleh-oleh buat mami ke dalam,"

Diandra melakukan apa yang disuruh kakak iparnya itu. Sedekat itu memang dia dan Maya. Mungkin karena kakaknya cowok. Jadi mungkin agak beda ya?😅 Lebih bebas, gitu.

"Dee, duduk sini deh!," Maya memanggil saat Diandra sudah selesai dengan tugasnya tadi. Dia langsung duduk di ruang tengah bersama Dito, mami, Maya dan Naysila.

"Ini buat mami sama Diandra," ucap Maya sambil menyerahkan dua kotak ukuran sedang.

"Makasih ya, sayang," kata mami tulus.

"Apa ni, mbak?," Diandra penasaran sambil mengguncang bungkusan itu. Dan hanya keluar suara 'gruk-gruk' (bingung mau gimana suaranya ya😁).

"Buka aja, ate'!," Naysila yang sibuk dengan handphone ayahnya ikut nimbrung. Tanpa mengalihkan pandangannya dari benda pipih itu, "Pasti ate' suka,"

Diandra tanpa disuruh lagi langsung membukanya. Sebuah dress dengan motif bunga-bunga kecil berwarna nude.

"Cantik banget, Dee. Cocok buat kamu, " puji mami dan Diandra cuma meringis.

"Makasih ya, mbak, "

Maya hanya mengangguk.

"Kalian makan dulu deh, mami udah masak buat kalian," suruh mami.

"Kebetulan, mi, aku laper banget!," Dito langsung berdiri dan berjalan masuk ke ruang makan sambil memegangi perutnya yang sedikit 'gembul'.

"Ayo, Maya, Ayi juga!," suruh mami pada cucunya.

"Iya Oma," Naysila yang berusia 10 th menurut, mungkin dia juga sudah lapar, "Aku juga kangen masakan Oma,"

"Ya udah, makan yang banyak, gih, sana!,"

Naysila berdiri setelah menaruh hp di atas meja dan menyusul ayahnya. Mami, Diandra dan Maya juga ikut beranjak dari tempat itu.

❤️❤️

Malam ini udara terasa dingin. Namun langit terlihat bersih. Tak ada awan hitam yang biasa menutup langit malam. Walaupun nggak ada satu bintang juga yang kelihatan sih!

Naysila saat itu sedang di kamar Diandra. Memang dia selalu akrab dengan tantenya itu (widiih, udah jadi tante😁). Setiap pulang dari Palembang pasti selalu tidur bareng Diandra.

"Ate', besok anterin jalan-jalan ya,"

Diandra yang sedang menguncir rambut panjang Naysila cuma mengangguk.

"Emang mau kemana...kamu disana sekolahnya gimana?,"

"Sekolahku kan lagi libur, ada acara. Besok ya... muter-muter aja."

Tangan Diandra dengan cekatan mengambil karet dan mengikatnya di ujung rambut Naysila.

"Sudah," ucapnya sambil menyimpan sisirnya di laci nakas di samping tempat tidurnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KASIH PUTIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang