0.18

761 77 19
                                    



Nabila terbangun dari tidurnya.



Sinar putih menerangi indra pengelihatannya, Nabila menggelengkan kepalanya pelan berusaha mengadaptasi pada cahaya berat yang baru menyambut tidurnya kini.

Gadis itu mengedarkan pandangannya, mentap ruangan sekitar yang terasa kosong, hanya ada ruang putih bersih yang besar disini, Nabila benar benar tak tahu dimana kini dia berada sekarang.

Dengan sekali lompatan, Gadis manis itu turun dari ranjangnya tadi, mencari cari jalan keluar dari ruangan yang hanya terlihat putih ini, Samar ia melihat cahaya lebih terang di ujung sana, ia mendapati sekilas banyangan yang ia kenali di sana.





"Sebenarnya Aku dimana?".






Monolog Nabila terus menerus, mengucap berulang ulang kali pertanyaan yang tak ia ketahui jawabannya, Gadis itu masih terus berjalan menghampiri cahaya yng terus berpendar di ujung sana, Namun semakin di dekati semakin pula ia tak merasakan akan segera sampai, Seolah olah ujung cahaya di sana tak penah benar benar ada.






"Nab!, Bangun Nab!, ayo cepet bangun!".




Nabila terlonjak kaget, Gadis itu mencari suara kakaknya yang berucap untuk segera bangun.







"Bang Neyl!, Abang di mana?".







Nabila berteriak, berlarian tak tentu mencari suara kakaknya yang terdengar serak dan sendu, namun pemilik suara itu tak ia temukan, gadis itu ketakutan sekarang tempatnya saat ini bukan tempat yang wajar, ia terus berlari sampai terjatuh dan capek sendiri.








"Nabila, ayo cepet bangun sayang".








Nada penuh kasih kemudian terdengar kembali, Nabila menangis ketakutan, itu suara ibunya, ia ingin pulang, ia ingin pergi dari tempat putih ini, ia ingin memeluk ibunya dengan erat, ia tak suka disini ia ingin pulang.






"Ibu!, Nab disini Bu!, Nab disini!".








Nabila terus menangis, ia kembali meringkuk seperti terakhir kali yang ia ingat, untuk pertama kalinya ia benci dengan warna warna netral seperti putih, ruangan ini terlihat sangat menakutkan baginya, ia ingin pulang.







"Nab, Ini Ayah, cepat bangun tuan putri!".






Sebuah kecupan terasa hangat di kening Nabila, ia terus menangis mendengar Ayahnya yang berkata dengan gemetar, seolah menahan tangis, Nabila menggeleng gelengkan kepalanya, ia tak mengerti, benar benar tak mengerti dengan situasi sekarang.




"Ayah!, Nab udah bangun Ayah!, kalian di mana?,".





Nab terus terisak, air matanya terus mengalirkan air air lainnya yang terus mendesar, seakan ada aliran sungai yang deras di balik kelopak indah mata cantiknya itu, Nab masih terus menangis.





Tiba tiba, sebuah kilat cahaya menghantamnya begitu cepat, membawa Nab pergi pada dimensi yang kembali berbeda.



Kali ini gadis itu bisa melihat dimana ia berada saat ini.




Gadis itu berdiri, mengusap air matanya saat menyadari dimana ia berada kini, Nabila berlari ia sadar dirinya terdampar ada di Rumah sakit, hatinya tak tenang, perasaan tidak enak tiba tiba menghampirinya.




"Siapa yang sakit?". Batin gadis itu bertanya pada dirinya sendiri.





Ia terus berlari di tengah keramaian, Hingga ia menemukan seseorang yang ia kenal di ujung sana, Itu Novia, di tengah menangis dengan memeluk Salma.



"Ada apa ini, ada apa?".




Nabila semakin resah saat pertanyaannya tadi tak di jawab oleh siapapun, ia kembali mengedarkan pandangannya menatap orang orang yang berkumpul di depan ruangan ini.



"Paul!, Hey ada apa ini!".





Nabila melihat Paul yang menangis dengan terduduk, Diman menusap usap bahu lelaki itu dengan pelan, pandangan Diman pun terasa kosong saat ini, kenapa teman teman kakaknya menangis dan terlihat terpukul sekarang, Nabila semakin resah, apa yang sebenarnya terjadi.

Merasa tak mendapat jawaban Nabila segera berpindah, ia melihat kedua  sahabatnya disini, Anggis dan Syarla yang juga ikut menangis histeris, Nabila mencoba menghampiri keduanya, sebelum langkahnya terhenti karena sebuah pintu ruangan yang tertutup tadi terbuka.





"Ayah!, Ibu!,".






Nabila memekik histeris melihat keduanya yang baru keluar dari ruangan tersebut, ibunya sudah menangis dalam pelukan hangat sang Ayah, ia bisa melihat Ayahnya juga terpukul, lelaki yang terlihat berumur itu sesekali mengusap ujung matanya setelah sebelumnya selalu mengusap usap bahu sang Ibu pelan.




"Bang Neyl!, Bang Neyl kenapa?".





Entah kenapa Nabila berpikir bahwa saat ini seseorang di dalam sana adalah Neyl, ia tak melihat kakaknya yang berambut panjang itu sekarang, Apa mungkin pemuda itu tengah berada di dalam kamar rawat ini.





"Neyl!".





Nabila mendongkak menatap Rony yang dengan lantang meneriaki Neyl yang terus terusan menonjoki tembok yang berada disana, Nabila Schok melihat kakak nya yang paling tenang itu terlihat serautan sekarang, Neyl seperti kehilangan kendali, Rony bahkan terlihat kewalahan menahan amukan Neyl sekarang.

Ibunya kembali menangis histeris sekarang, Suasana disana benar benar tidak kondusif, Nabila heran dan kebingung dengan apa yang terjadi saat ini, Bahkan mulut gadis itu menganga dengan hebat saat melihat sang Ayah yang ia ketahui lemah lembut itu menapar putra kebanggannya satu satunya, Neyl.

Nabila terus menangis lirih, ia tak mengerti mengapa ia di hiraukan dan di anggap tak ada saat kehadirannya berada tepat di hadapan mereka semua, dengan pelan ia terus melihat keadaan sekitar, hingga tanpa sengaja ia menemukan seseorang berbaring di atas ranjang dengan tenang, Nabila terkejut, itu dirinya.

Nabila hanya bisa menduduk Shock melihat itu, apa yang terjadi mengapa ia melihat dirinya sedang terbaring dengan berbagai alat tunjangan kehidupan disana, Nabila menggeleng ribut, ia ingin kembali dan sadar kesana, namun tembok tak kasat mata menahannya untuk tidak mendekati tubuhnya yang kini terbaring dengan tenang di ranjang rumah sakit.







"Belum saatnya".







Tiba tiba sebuah suara mendengung di pikiran Nabila, gadis itu kemudian ditarik paksa oleh cahaya lagi yang membuat ia kembali berpindah tempat pada dimensi dimensi lain yang ia tak ketahui.

Nabila kembali menghilang terbawa arus dimensi yang berbeda, Tuhan mungkin sedang memberitahunya suatu hal agar ketika ia sadar ia tahu, apa yang sebenarnya terjadi padanya.















________________________





TBC.



Makin drama aja ini cerita!, kali ini ceritanya emang pendek, mentok segitu doang soalnya idenya.

Kita biarin dulu Nabila yang keliling dalam alam koma versi sinetron :(, kira kira Nabila ketemu apa aja disana ya?,  yuk bisa yuk Nab cepet sadar:).



DIKSI NADA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang