Ekstra chapter

2K 105 7
                                    


"Dasar cucu-cucu nakal, sudah puas membuat Mamamu khawatir dirumah ha?"

Tubuh Arsa menegang kaku kala melihat sang Nenek berdiri disampingnya, senyum lebar ia berikan guna membuat wanita itu luluh.

"Nenek.... Hehe."

Diana menghela nafas berat melihat cucu laki-lakinya.
"Kenapa masih disini? Ayo pulang."

Arsa menatap ngeri para pengawal yang mengikuti Neneknya, "Itu, aku masih nunggu Kak Zhela Nek."

Diana menatap gedung didepannya, saat ini mereka tengah berada di kantor polisi entah untuk apa.

"Dimana kakak kamu?"

"Dia masih didalam, aku dipaksa buat nemenin dia Nek..." Gerutunya dengan mimik tersakiti.
"Jadi, jangan kasih tau Mama ya? Bilang aja Arsa dari tadi dirumah nenek."

Diana mendengus mendengarnya, "Lagian Kakak kamu akhir-akhir aneh, dia lagi ada masalah?"

Arsa mengedihkan bahunya tanda tidak tau.

Sedangkan disisi lain, Zhela datang untuk bertemu dengan seseorang, sesekali ia akan bertemu dengan polisi yang sedang bekerja hari ini.

Dari arah yang berlawanan, Zhela terdiam sebentar ketika melihat dua wanita yang berpapasan langsung dengannya, lirikan sinis 2 wanita itu berikan kearah Zhela.

Kalau gadis itu tidak salah, dua wanita itu adalah Jenny dan Dory. Istri pertama Kakeknya Herry dan saudari tiri Mamanya.

Zhela memilih mengabaikan keduanya sembari memikirkan apa alasan keduanya datang kemari, tapi begitu ia melihat Chen Heng, akhirnya Zhela mendapatkan jawabannya.

Zhela kemudian mendudukkan pantatnya tetap didepan Chen Heng yang tampak masih tersenyum, dibelakang laki-laki itu sosok polisi berdiri guna mengawasi keduanya.

"Jadi, itu beneran ya?" Sebenarnya Zhela ingin berbasa-basi seperti biasa, namun saat ia mendengar kabar 3 hari yang lalu, ia tidak bisa menapik bahwa ia terkejut.

Chen Heng dengan senyum lemah mengangguk.

Zhela menundukkan kepalanya dengan perasaan campur aduk. Harusnya hari ini laki-laki yang pernah ia panggil Papa dibebaskan dari sel penjara.

Namun beberapa hari yang lalu, polisi menemukan bukti kematian dari Marrisa yang menjadi korban pembunuhan.

Dan perlaku dari kematian Marissa ada didepan Zhela sekarang, itu sebabnya Jenny dan Dory datang menemui Chen Heng.

"Aku.."

"Hei jangan kasihani Papa, Papa pantas dapat hukuman ini." Tangan Chen Heng terulur menyentuh pipi Zhela yang memiliki lebam keunguan diwajahnya.

"Siapa yang mukul kamu?"

Mendengar pertanyaan Chen Heng, air mata Zhela akhirnya luruh membasahi pipinya. Siapa yang dimaksud Chen Heng bagi Zhela adalah sosok orang yang selama ini Zhela banggakan. Sosok laki-laki yang menjadi sandaran Zhela setelah Mamanya.

Tetapi kemudian sosok itu berubah saat hari itu.

"Kamu bicara, Papa bakal dengerin kamu." Chen duduk tegak dan bersiap mendengar keluh kesah gadis didepannya.

Zhela membasahi bibirnya yang pucat. "Aku, aku nggak tau harus bicara sama siapa." Ia menghela nafas berat.

"Arsa belum tau, tapi, aku takut kalau Arsa sampai tau dia bakal seperti aku sekarang. Makaya aku nggak.." Zhela meremas jari-jarinya yang juga memiliki lebam kekerasan disetiap jengkalnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang