𝐒𝐈𝐍 𝟐

1.2K 189 27
                                    

"Berusaha meramu ketenangan dalam kepura-puraan, walau sesungguhnya hanyalah dusta yang mengakar."

_______

"Bunda!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bunda!"

Seruan yang meluncur dari bibir sang pemuda itu menggema, merambat melalui celah-celah udara, menyusup ke dalam ruangan. Wanita yang disapa dengan panggilan akrab tersebut masih tenggelam dalam rutinitasnya, meramu pesanan demi pesanan dengan cekatan, melayani pelanggan yang mengisi sudut-sudut kafe mungil yang ia kelola.

Pandangan sekilas yang ia curi dari balik ramainya pelanggan sejenak terhenti pada sosok berseragam putih abu-abu yang berdiri di ambang pintu kafenya, menunggu dengan kesabaran yang tak biasa. Waktu seakan berputar lebih lambat saat ia menyelesaikan pesanan terakhirnya sebelum menyerahkan tugasnya kepada seorang pekerja yang setia, dengan sedikit bisikan untuk meminta izin.

Langkahnya yang lembut namun mantap membawanya ke arah pintu, menuju ke arah sang pemuda yang berdiri tegak menanti kehadirannya. Namun, ketika jarak di antara mereka hampir tak lagi berjarak, pandangannya seketika tertumbuk pada sesuatu yang membuat hatinya terusik, hingga batinnya tak kuasa menggeram, Ya Tuhan anak nakal ini!

"Pangeran!" serunya tiba-tiba.

Senyum yang sebelumnya menghiasi wajahnya pudar seketika, tergantikan oleh ekspresi terkejut saat melihat kondisi putranya yang tampak acak-acakan.

Dengan nada yang sarat akan kekesalan namun tetap mengandung kasih sayang, ia menegur dengan penuh keprihatinan.

"Seragam kamu ini kenapa dikeluarin gini sih! Masukin celana gak? Atau Bunda yang masukin sendiri disini. Biarin jadi tontonan orang-orang?"

Pangeran Aeleo Rajarsa, pemuda dengan nama lengkap tersebut, menatap nanar ke arah Bundanya. Dengan sikap yang nakal namun tetap menggelitik, ia menggoyangkan kepalanya sembari mempermainkan ujung telunjuknya, seirama dengan goyangan kepalanya yang tampak acak-acakan. Sangat mencerminkan sikap menantang yang sering kali menghiasi dirinya.

"Bunda, ini bukan area sekolah. Jadi suka-suka Pangeran seragamnya mau dikeluarin, dimasukin, atau dicoret-coret sekalipun gak masalah," cela anak bandel itu dengan nada yang terkesan acuh tak acuh.

Sekarang giliran Kyra, Ibunda dari pemuda itu yang menggelengkan kepalanya. Menatap tajam ke arah putranya dengan sedikit heran terlukis di wajah. Dalam benaknya, terbersit pertanyaan yang tak bisa ditepis, sifat nakal Pangeran ini sebenarnya menurun dari siapa?

Kyra jelas tahu bahwa dirinya bukanlah sumber dari sifat begajulan yang ditunjukkan oleh Pangeran. Semasa menempuh pendidikan, ia dikenal sebagai mahasiswa yang pintar dan teladan, sosok yang jauh dari perilaku sembrono atau kenakalan remaja. Baginya, sangat mustahil bila putranya memiliki sifat bandel tersebut karena gen yang ia wariskan.

Namun, seiring dengan pikirannya yang terus berputar, sebuah jawaban muncul dalam benaknya. Ah, mungkin sifat dari pria itu, pikirnya yang menurun kepada Pangeran.

𝐒𝐈𝐍 - [ 𝙁𝙧𝙤𝙢 𝘼𝙡𝙩𝙚𝙧𝙣𝙖𝙩𝙚 𝙐𝙣𝙞𝙫𝙚𝙧𝙨𝙚 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang