SMA Merah Putih---sekolah menengah atas swasta terkemuka yang ada di kota Jakarta. Sesuai dengan namanya, sekolah ini identik dengan seragamnya yang berwarna merah dan juga putih.
Hari ini cukup cerah, langit biru tampak membentang luas di atas lapangan sekolah. Suasana di arena terasa begitu hidup, penuh semangat antusias. Sparing futsal antara kelas sebelas melawan kelas dua belas SMA Merah Putih tengah berlangsung sekarang.
Sebuah bola bergulir. Para pemain terlihat berlarian bolak-balik di lapangan, berusaha merebut bola untuk mencetak gol. Mulai dari pinggir, pindah ke tengah, begitu pula sebaliknya.
Dengan gerakan cepat dan lincah, tampak seorang pemain tengah mengelabui lawan dan melepas tembakan ke gawang. Penonton bersorak, tetapi bola tersebut berhasil ditangkap oleh sang kiper dari tim kelas sebelas.
Dia; A. Christy Mahendra bernomor punggung satu, yang menjadi kiper. Dengan perawakannya yang tinggi, membuat ia dengan sigap melompat dan menahan bola yang hendak masuk ke gawangnya. Lalu bola kembali dilempar ke tengah, kemudian langsung diterima teman tim-nya.
Energi dan semangat dari para pemain terasa begitu nyata. Keringat mengalir, napas tersengal, namun, semangat mereka tidak lantas surut.
Bola terlihat bergerak cepat dari kaki ke kaki, dan suara sorakan penonton kian terdengar memenuhi udara. Christy sebagai kiper tim-nya berdiri di bawah tiang gawang, matanya fokus mengikuti gerakan bola.
Sekonyong-konyong bola ditendang keras ke arah gawang. Dengan refleks cepat, Christy pun melompat untuk menepis bola. Namun, saat mendarat, ia merasakan rasa sakit yang menusuk di pergelangan kakinya. Dia jatuh tersungkur di lapangan, merintih kesakitan.
Bola tergeletak begitu saja. Christy berhasil mempertahankan gawangnya, tetapi tidak berhasil mengendalikan dirinya sehingga ia mengalami cedera.
"Arrrghhh.." Christy mengaduh kesakitan memegangi sebelah kakinya, hingga membuat mereka yang ada di sana bergegas menghampirinya.
"Christy, lo gak papa?" Tanya pemain posisi bek se-timnya yang bernama Adel.
"Sini sama gue." Gita yang merupakan kapten futsal dari tim kelas dua belas turut mendekati Christy. Ia lekas menyentuh dan memeriksa pergelangan kaki anak itu. "Kekilir doang ini, bukan apa-apa. Sakit banget?" paparnya setelah membenarkan kaki Christy.
Christy menggeleng, "udah mendingan, Kak."
"Ya udah, kita lanjut nanti aja, sekarang istirahat dulu," pungkas Gita. Kedua kubu tim menyetujuinya, dan mulai berlalu meninggalkan lapang. Begitu juga Christy dengan dipapah oleh Adel dan Olla yang merupakan teman dekatnya.
"Ada-ada aja sih, lo, makanya hati-hati," ujar Olla di sela langkah kaki mereka.
"Iya, salah sepatu gue, biasanya gak pake yang itu," salas Christy.
"Emang lu doang yang malah nyalahin sepatu," kata Olla.
Christy terkekeh. "Beneran, sepatunya gak enakeun."
"Ya udah, mau ke UKS aja gak?" sahut Adel melerai perkara sepatu antara dua temannya tersebut.
"Mau ngapain?" tanya Christy.
"Ya ngobatin kaki lo lah, tolol," seru Adel. Hening beberapa detik. "Sekalian kita gak usah masuk kelas," tambahnya yang seketika mendapat jitakan dari Christy di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M YOURS
Fanfiction"Tanyain ke Papa, Kak. Aku juga gak tahu tiba-tiba disuruh nikah sama orang yang gak aku kenal." 2024 ; fanfic shoujo-ai