Antonio melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. dia kecewa dengan dirinya sendiri, satu kata yang bisa dia sebutkan pada dirinya. Yaitu. Bodoh. dia sangat bodoh, bisa-bisanya orang-orang sialan itu menipunya selama ini.
Venus
Istri nya itu, dia tidak berani menunjukkan wajahnya kepada istri nya itu. banyak sekali kesalahan yang telah ia perbuat kepada istri nya itu, rasanya sesak sekali mengingat perlakuan-perlakuan buruknya selama ini.
Apakah Venus, istri nya itu masih mau memaafkan-nya. dia benar-benar berengsek, bajingan. Venus pasti tidak akan memaafkan-nya. tapi dia janji pada dirinya sendiri bahwa dia akan berusaha untuk meminta kesempatan kedua untuknya.
"maafkan aku Venus" lirihnya. Pikirannya kacau saat ini. rasa penyesalan nya kian membesar kala ia mengingat perbuatan nya kepada istri nya itu.
Dret
Dret
Bunyi dering telepon. Memecahkan segala isi pikiran nya. Siapa yang berani menelponku sialan!. Batinnya mengeram. Tak ayal dia melihat ponselnya guna mengetahui siapa yang menelepon-nya. terpampang jelas nama penelpon, yang bertuliskan "Asisten Dion".
Lalu dia memutuskan untuk menepikan mobilnya, tak lama ia pun mengangkat panggilan telepon tersebut.
"BUKAN KAH. AKU BERPESAN TIDAK INGIN DI GANGGU."
"saya tau t-tuan. tapi ini tentang nyonya Venus."
"katakan.""n-nyonya. dia mencoba melakukan bunuh diri dengan meminum racun tuan, sekarang nyonya telah di bawa kerumah sakit. saya sudah kirim alamat rumah sakit nya."
Deg
Ucapan asisten nya itu bagaikan ribuan jarum yang menusuk ke dalam jantung nya. Handphone mahal yang di genggam nya jatuh seketika. hatinya sesak sekali mendengar kabar itu. Khawatir. Dia sangat khawatir pada istri itu.
Sesaat kemudian pikiran nya mulai kembali. dia pun mulai melajukan mobil mahalnya membelah jalan dengan kecepatan tinggi menghiraukan umpatan-umpatan penggunaan jalan lainnya.
Di pikiran nya hanya satu. Yaitu Venus istrinya.
"kumohon jangan tinggalkan aku Venus." lirihnya
"maafkan aku. Kumohon."
🌊
Sesampainya di rumah sakit. dia langsung memakirkan mobilnya asal, Antonio langsung bergegas menelusuri lorong rumah sakit itu dengan berlari. Dengan langkah cepat dia segera menuju ke ruangan yang telah di beritahu kan oleh asistennya itu.
tak lama terlihat Surai asisten nya itu. Ia telah menunggu di depan ruangan yang bertuliskan UGD itu. Tanpa berfikir panjang dia pun mulai menghampiri asistennya itu.
"dimana istri ku." ucap nya datar
"nyonya tengah di tangani oleh dokter tuan."
"apa yang sebenarnya terjadi Dion."
"saya juga tidak tahu kejadian nya yang sebenarnya tuan. yang saya tahu, saat seorang maid membawakan makan siang ke kamar nyonya, nyonya sudah tergeletak dengan busa yang keluar dari mulut nya. dugaan sementara saat ini nyonya bunuh diri tuan"
Arghhhh
Bugh
Bugh
Bugh
Antonio meninju tembok beberapa kali, untuk melampiaskan penyesalannya.
"bodoh. dasar bodoh kau Antonio" ucap Antonio lirih. tak terasa air matanya merembes turun membasahi kedua pipinya.
"tuan sebaiknya Anda tenang, kita masih harus menunggu informasi dari dokter yang sedang menangani nyonya." Ucap Dion. Dia perihatin sekali dengan kondisi tuannya itu. Dan apa yang di lihatnya tadi, tuannya menangis. selama dia bekerja dengan tuannya itu, dia tidak pernah sekalipun melihat tuannya sekacau ini. rambut yang acak-acakan, kancing baju bagian atasnya terbuka, dan dasi yang tidak tertata rapih itu. Keadaan tuannya itu kacau sekali sekarang ini. di tambah tuannya ini menangis sekarang ini. Kasihan sekali.
semoga saja nyonya baik-baik saja. Batinnya.
Tak lama lampu ruangan Unit Gawat Darurat pun mati. di susul dengan keluarnya para dokter yang menangani Venus. dokter itu keluar dengan wajah takut dan penuh penyesalan.
Antonio tanpa menunggu lama langsung menghampiri dokter tersebut. dan menanyakan keadaan istri nya."bagaimana keadaan istri ku." Ujar nya datar.
Dengan gugup dokter itu pun menjawab pertanyaan nya tersebut " m-maaf t-tuan kami sudah berusaha semaksimal mungkin. tapi nyonya Venus tidak dapat kami selamatkan. racun yang di minum nyonya Venus sudah merambat masuk ke sel-sel yang ada di tubuhnya. m-maafkan kamu t-tuan." Jelasnya dengan hati-hati.
Deg.
Jantung Antonio seakan-akan berhenti berdetak. dia tidak percaya ini, mana mungkin Venus nya meninggalkan dirinya. Itu tidak mungkin.
"apa maksud perkataan mu itu. Istri ku masih hidup sialan.!" geram nya. Sembari mencekram erat kerah baju sang dokter itu.
"Cepat tanganin istri ku atau kau akan ku habisi"
"T-tapi tuan nyo-"
"CEPAT!"
"tenangkan diri anda tuan. dan ikhlas kan nyonya" ucap Dion.
Tanpa memperdulikan apa yang dikatakan asisten dan dokter itu. Antonio langsung masuk menerobos masuk dalam ruangan itu.
Seketika Air matanya luruh. Ketika ia memasuki ruangan itu. Disana terbaring tubuh kaku wanita cantik yang selama ini selalu menemani nya. Venus nya.
Terlihat Surai wajah yang pucat. bibir yang selalu tersenyum kearahnya, mata yang selalu memancarkan kebahagiaan dan tubuh yang selalu menyemangati diri ini. Semuanya hilang. Karena kebodohan dirinya sendiri.
"Maaf kan aku." Ucap nya penuh dengan penyesalan."hiks aku benar-benar lelaki berengsek. Maaf kan aku, ku mohon Venus hiks." Isaknya
"Kau pasti tengah bercanda pada ku kan. Ini tidak lucu Venus, akhiri lelucon mu ini hiks." Pikirnya
"Kita harus mulai semuanya dari awal. Oke hiks, ayo kau harus bangun."
"KUMOHON VENUS..."
Arghhhh
Kenapa tuhan mengambil nya ketika ia baru saja mengetahui kebenaran. bolehkah ia yang berengsek ini meminta wanita nya yang telah ia sakit ini kembali?
apakah tuhan mau mengabulkan permintaan nya ini?
Sekali saja tuhan. tolong kembalikan wanita nya ini. Kumohon.
"Jika kamu pergi. aku pun akan ikut dengan mu!" tekadnya
Antonio mengambil pisau tajam yang biasanya di gunakan di ruang operasi seraya mengarahkan nya tepat ke jantung nya.
"JANGAN LAKUKAN ITU TUAN." teriak Dion. Seraya mendekati tuannya itu.
"BERHENTI DI SANA DION!"
"biarkan aku bersama dengan Venus kembali!"
Jleb
Darah Antonio mengalir deras membasahi jas mahalnya. Pisau itu menancap sempurna kedalam jantungnya.
Uhuk
"TUAN!"
matanya tertutup perlahan. rasa sesak yang kian merambat hingga ia menutup mata nya.
"Kumohon beri aku kesempatan tuhan"
Sekian
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance Of Love
FantasiPenyesalan memang selalu datang belakangan, disaat semuanya sudah terlambat. Tapi bolehkah aku, seorang pendosa seperti ku di beri kesempatan untuk ke dua kalinya untuk memperbaiki semuanya kesalahan ku?