Happy reading
.
.
.
.
.
.
🔞🔞🔞"la la la aku sayang sekali"
"doraemong," senandung Ardan menggoyangkan badannya sembari menggosok nya dengan sabun dibawah guyuran shower, hari ini entah kenapa dia ngerasa mood nya naik drastis, dimulai dari petang tadi sudah terbangun dan dia tak lagi bisa tidur hingga ia memutuskan untuk bangun dan membuat coklat panas untuk di minum di balkon,
disisi lain
tok
tok
tok
"dek"
"udah bangun?" panggil Bryan sembari mengetuk pintu kamar adik bungsunya, sudah lebih dari lima menit ia berdiri namun sang adik tak kunjung membuka pintu membuat nya khawatir,
ceklek
hah, saat mencoba membuka pintu kamar adiknya ternyata pintu yang sedari tadi dia ketuk tidak terkunci membuat Bryan menepuk dahinya merutuki kebodohannya, Bryan kemudian masuk namun ternyata adiknya sudah tak ada ditempat tidur, mungkin mandi pikir Bryan sembari berjalan kearah ranjang dan merapikan tempat tidur Ardan yang masih berantakan dan terasa dingin pertanda sang pemilik sudah meninggalkan tempat tidur sedari tadi
ceklek
"eh Abang, kenapa disini?" tanya Ardan kikuk, pasalnya ia hanya memakai bathrobe untuk menutupi tubuhnya,
"Ardan pake baju dulu ya," kata Ardan berlalu pergi tanpa menunggu balasan abangnya yang melamun, kenapa adiknya bisa semanis ini? begitulah batin Bryan yang gemas mengingat pipi hingga telinga adiknya memerah karena malu,
beberapa saat kemudian
"udah?" tanya Bryan basa basi pada Ardan yang baru keluar dari ruang ganti,
"hm, tumben yang bangunin Abang? biasanya kak Sofia," balas Ardan sembari berjalan mendekati Bryan
"Abang" pekik Ardan saat tiba tiba tubuhnya diangkat dan didudukan dipangkuan abangnya
"biarin gini dulu," kata Bryan kemudian mencium kedua pipi Ardan gemas
akh
"besok ulang taun kak Sofia, mau beli kado bareng?" lanjut Bryan setelah menggigit gemas hidung Ardan yang agak pesek
"masak sih? bukannya masih Desember ya?" kata ardan, kenapa ulang tahun si sopi cod jadi Agustus? kalo emang bener Agustus trus yang ulang taunnya Desember siapa? atau emang gue aja yang salah inget
"kalau Desember anniversary nya mama papa," balas Bryan membuat Ardan semakin bingung, ape lagi nih? bukannya anniversary nya Februari? napa jadi Desember? ini novel nya yang salah atau gue aja yang salah inget nih?
"ok abang" balas Ardan lebih memilih mengiyakan dari pada ribet
"sekarang makan dulu baru kita pergi ok"
"berdua?"
"bertiga sayang,"
"siapa aja emang?"
"kita sama Rey" jawab Bryan dibalas anggukan oleh Ardan.
🔞🔞🔞
"jajan dulu yuk" ajak Ardan dengan semangat empat limanya, padahal mereka baru saja sampai dan turun dari mobil, sedangkan kedua kakaknya hanya mengiyakan tak ingin mood adiknya yang sedang bagus down, apalagi mereka baru saja dapat kiss tanpa mereka meminta terlebih dahulu
"bang abisin, Ardan ga abis" kata Ardan sembari memberikan wafel berukuran besar yang tinggal setelah,
"Rey, ga abis" kata Ardan memberikan burger yang tinggal setengah pada kakak ketiganya,
"bang, abisin ya" kata Ardan memberikan choco milk yang baru diminum beberapa kali sedot,
"rey, abisin" kata Ardan memberikan cookies berukuran besar yang tinggal setengah,
"bang, Ardan ga abis" kata Ardan sembari memberikan mini cake yang beru dimakan dua gigitan pada Bryan
"Rey, mowchie nya enak, tapi Ardan ga abis," kata Ardan sembari menyerahkan mochi besar yang baru dimakan empat gigitan kecil,
"bang, ga aa-" kata Ardan yang belum selesai dengan tangan memegang curos panjang yang baru dimakan beberapa gigitan oleh sang empu,
"shut, udah, kalau emang udah kenyang, udah, makanannya udah ok," potong Rey dengan final, sudah benar benar jengah dengan adiknya itu, mereka yang sedari tadi dicekoki berbagai makanan pun mulai jengah, sekali duakali masih bisa mereka terima, namun adiknya tetap tidak peka dan tetap berkeliling mall mencoba berbagai makanan yang diinginkan, bagaimana bisa adiknya tetep memaksa membeli makanan padahal perut sudah kenyang hingga ujung ujungnya tidak habis dan berakhir ia dan abangnya yang makan, mereka berdua pun juga sudah kenyang lantaran sebelum berangkat sudah sarapan,
"hm?" lihatlah muka polos nya itu, benar benar me jengkelkan, lantaran mereka tak akan bisa mengabaikan wajah menggemaskan adiknya itu, mereka akan tetap kalah dengan wajah itu,
"jajan nya udah ok, sekarang beli kado abis itu pulang," jelas Rey dengan sedikit memaksa membuat Ardan seketika murung dan tak bersemangat,
"ok" kata Ardan dengan pelan sembari mengeratkan pegangannya pada curos yang masih ditangannya, bangsat, kan kalo mereka ga mau makan bisa dia makan nanti lagi, cuma disuruh pegangin aja cerewet, lagian mereka kaya, apa susahnya keluarin duit buat beli makanan, pelit pikir Ardan mendumel kesal sembari berjalan meninggalkan kedua kakaknya
"salah lagi?" kata Rey membuat Bryan menoleh dan tatap tatapan diakhiri dengan helaan nafas, salah lagi pikir keduanya, mereka harus ekstra dalam membujuk dan menaikkan mood si bontot mereka yang lagi ngambek
🔞🔞🔞
sesampainya dirumah Ardan langsung turun dan berjalan kelantai dua menuju kamar, melewati mommy nya begitu saja,
"Ardan kenapa? kalian apain hah? udah tau adik kalian itu lagi sensitif, masih aja dibuat ngambek" omel sang mommy pada kedua anak nya yang baru masuk dengan banyak paper bag dikedua tangannya,
"nggak kok, tadinya kita mau beli kado buat Sofi, tapi adek minta jajan trus"
"trus kenapa nggak dikasih? cuma makanan loh," kata mommy Diana membuat keduanya bingung, bagaimana mereka menjelaskannya, dimata sang mommy mereka akan tetap salah saat si bontot ngambek,
"dibeliin, tapi adek beli jajannya nggak diabisin,"
"ya kalian lah yang abisin, gitu aja masih tanya" kata mommy Diana pada kedua putranya yang tengah memilah paper bag dan menaruhnya dimeja,
"ya udah, kalau gitu mommy aja yang abisin, ada ini ini ini ini ini ini dan ini, mommy abisin ya, kita ga kuat, lagian adek jajannya cuma segini kan?" balas Bryan sembari mengeluarkan berbagai makanan dari salah satu paper bag, sedangkan sang mommy yang disodori berbagai makanan yang kebanyakan masih hampir utuh memegang kepalanya yang terasa berdenyut,
"ok, mommy ngalah, masukin semua makanan nya ke lemari makanan," kata sang mommy mengalah, keduanya tidak salah, namun putra bungsunya juga tidak salah, ya walau nyatanya dia salah karena membeli makanan namun tak dihabiskan, namun ujung ujungnya mereka yang pada akhirnya akan tetap kalah dan mau tak mau harus mengalah pada si bontot yang tau mau disalahkan, bayi.
🔞🔞🔞
.
.
.
.
.
.
to be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
The Broken Boy
FantasyTentang seorang pemuda broken home yang jiwanya nyasar ke tubuh remaja yatim piatu yang tinggal dirumah bobrok pinggiran kota, bagaimanakah jadinya jika seorang berandalan memasuki tubuh adik laki laki dari protagonis novel yang pernah di baca nya? ...