"ikal nggak ngebut ngebut lagi kayak tadi? kesurupan Valentino Rossi gitu", tanyaku di tengah perjalanan kami pulang ke rumah.
"nggak ah, ikal akan menyesal nanti kalau sampai ara mati",
"lah? gini amat jadi manusia", kusandarkan kepalaku ke pundak pemuda itu khas manusia pasrah.
"padahal baru juga nge-prank malaikat maut gitu tadi","iya, alhamdulilah sekarang sudah taubatan-nasuhaa* ", jawab haikal sambil mengemudikan sepedanya santai. Kunaikkan wajahku tanpa mengubah posisi kepala yang masih bersandaran di bahu sahabatku itu,
"ah ya, gimana persiapannya buat pekan-pekan depan?, ikal kan bakal resmi lepas jabatan dari posisi ketua OSIS?","hmm... mayan, udah ah males, ikal nggak pernah pengen jadi ketua dari dulu tapi entah mengapa malah kepilih jadi ketua terus ah",
"adzab kali kal, mungkin karena waktu kecil dulu kita sering nggangguin pak solikin, ketua desa itu kan? nah... sekarang biar ikal tahu gimana rasanya jadi ketua atau seorang pemimpin", aku tersenyum Joker kearahnya melalui kaca spion motor.
Haikal membalas senyumku sama watadosnya, "iya kali..",
Yaa, masih teringat jelas olehku tentang kenakalan kami berdua dahulu yang hampir tidak ada habisnya. Kami pernah melumuri peci hitam pak kades tersebut dengan oli sepeda, mengganggu beliau saat imam hingga batal, meletakkan tai ayam di sandal jepit beliau, bahkan pernah juga menggantung sarung beliau ke atas pohon saat beliau sedang buang hajat di WC umum.
Oke, itu belum seberapa, masih banyak kenakalan kami lainnya hingga membuat aku dan haikal terkenal paling nakal seantero kampung dan menguasai per-gangsteran bocil di mana haikal lah yang menjadi kaptennya alias yang paling nakal."kok ara merasa bersalah banget ya kal?", ucapku tiba tiba. Haikal mengedikkan bahunya, "jangan salahin ikal lah, ara sendiri kan yang ngajak ikal buat ngelakuin itu?",
"iya, tapi kan kejadian sarung sama tai ayam itu idenya kamu kal...", sanggahku cepat.
"Hilih.. sama aja, ara juga yang jadi suporter garda depan saat ikal pengen jailin pak kades kan?", Haikal sedikit memajukan bibir, "udah ah ra... mbahas masa kecil cuma bikin ikal menyesal saat sadar bahwa ikal sudah tumbuh besar sekarang",
"tumben ikal bijak gini? kesurupan apa? biasanya kek keponakan fir'aun gitu, sesad",
Haikal melirikku tajam, "awas ya kamu ra, nanti ikal aduin ke om Irsyad, mboyak* ", ancamnya.
"haha~", aku tertawa garing dengan ekspresi datar. Paman haikal adalah salah seorang TNI anggota Kopaska, salah satu detasemen khusus yang paling kukagumi selain Kopasus dan Denjaka. Waahh... bisa bisa aku langsung masuk ke daftar kunjungan malaikat pencabut nyawa nanti.
"~bercandaa..", sambungku lagi mencoba menawar,"Ndak, negoisasi ara nggak ikal terima, huh.. payah banget", jawab ikal langsung membuatku menghela napas.
"Hilihh, dasar paimen baperan", ejekku."Bekantan kayang",
"biawak kelelep*",
"Juminten kentut berdahak",
"SIYALANNN!",
"haha..!!", haikal tertawa lepas, "dijaga jari tengahnya jangan sampai teracung oi ra", ucapnya bersamaan dengan jari tanganku yang hampir melakukannya.
Pemuda itu melirik ke arah kamera pengawas kecil milik polisi yang berada di salah satu sudut jalanan yang kami lewati, "tuh tuh.. ara nggak malu diperhatiin sama bapak polisinya nge-fuck nge-fuck gitu ditengah jalan?, gimana kalau yang tugas jaga pas bagiannya om Yanuar?",
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Ghost
HumorKetika sahabatmu terlalu laknat dan minta dibunuh.. .. Merupakan cerita kehidupan harian seorang gadis biasa bernama zeara, murid SMA yang memiliki seorang sahabat bernama haikal. Mereka yang tumbuh bersama dan saling berbagi suka duka. Kada...