Nyut
Hatinya berdenyut nyeri, sakit tapi tak berdarah dan tak terlihat.
Nyes
Bagaikan dinding yang di pukul dengan benda tajam hingga hancur, hatinya yang kokoh itu seakan hancur dalam sekejap.
Kedua matanya menggenang di pelupum mata indahnya. Menarik dalam nafasnya, berusaha menahan isaknya agar tida pecah.
Perlahan tubuhnya berbalik dan menatap dalam kedua netra pria yang berwajah dingin itu. Pria itu seakan tak bisa memahami perasaannya.
"Kenapa diam? Kau mengaku salah Eleanor?" Tanya Charles Lu menekan perkataannya.
Bibirnya terasa berat untuk mengeluarkan sepatah, dua patah ucapan. "Maaf Dad kalau aku berbuat salah." Ia menyerah dan tidak ingin berbicara lebih banyak lagi dengan Charles Lu. Ia memilih menghindarinya dari pada harus berdebat dengannya.
Charles Lu tercengang, untuk pertama kalinya ia mendengarkan putrinya meminta maaf dan lebih mengalah. Biasanya putrinya akan bersikeras dengan egonya.
"Daddy sudah dengar kan? Elea minta maaf."
Eleanor menaiki anak tangganya seperti berlari. Perkataan Charles Lu membuatnya sangat sulit menghirup udara.
Brak
Eleanor menutup pintu kamarnya dengan kasar. Ia bersandar di belakang pintu itu dan perlahan merosot ke bawag. Wajahnya ia tenggelamkan di antara dua lututnya. "Ini sakit Dad, Mom."
Tubuhnya bergetar, tangisnya pecah dan sesaknya di dadanya seakan di lilit oleh benda tajam yang di iringi dengan kesakitan. "Mommy .... " lirihnya.
Sedangkan Charles Lu, dia terdiam, perasaan bersalah mulai menggelanyuti hatinya. Salahkah ia marah? Ia hanya khawatir dan takut terjadi sesuatu pada Eleanor. Ia hanya ingin menjaga Elenoar dengan baik.
Tatapannya tadi yang memikul kesedihan, hatinya terasa sakit. Ia bahkan tidak pernah melihat tatapan itu. Ia pun menuju ke kamarnya yang berada di samping kamar Eleanor.
Sejenak pria itu menatap pintu yang tertutup rapat itu. Ia bimbang, ia ingin masuk, tapi ia bingung harus memulainya dari mana jika Eleanor menanyakan keberadaannya.
"Eleanor." Gumamnya. Tangannya menggantung di udara dan mengepal. Ia berharap besok pagi hubungannya dengan Eleanor kembali membaik.
Drt
Charles Lu merasakan getaran ponselnya di dalam sakunya. Ia buru-buru mengangkatnya dan melihat kekasihnya sedang menghubunginya.
"Sayang kau ada di mana?" Tanya wanita di seberang sana. Ia sudah bersiap-siap dan hanya menunggu kedatangan kekasihnya, Charles Lu.
Chares Lu merasa tak enak hati. Ia butuh sendiri. "Sayang maaf, aku tidak bisa menjemput mu. Eleanor tidak enak badan. Jadi kapan-kapan kita keluar, maafkan aku. Aku menyesalinya."
Lucy merasa kecewa di hatinya. Jika menyangkut Eleanor Charles Lu pasti akan mengutamakannya, buktinya inilah Charles Lu. Pria itu lebih mementingkan Eleanor daripada urusan pribadinya sendiri. "Oke, tidak apa-apa," ucapnya.
Tangannya mengepal erat, rasanya kekecewaan di hatinya semakin banyak dan menggunungnya. "Besok aku akan menjenguk Elea, aku tutup dulu."
Bip
Lucy mematikan ponselnya dan menahan kekesalannya.
Brak
Ia menggebrak meja riasnya hingga beberapa kosmetiknya jatuh menggelinding ke lantai bawah. "Selalu saja, selalu seperti ini. Sampai kapan Charles? Sampai kapan kau mementingkan Eleanor, dia bukan putri mu, bukan pula saudara mu. Kau lebih mementingkan urusan Eleanor dari pada aku."
"Charles Lu, arhk!!"
Saking kesalnya, ia berteriak kencang seakan ingin menghancurkan ruangannya itu. Selalu saja hubungannya yang selalu mengalah jika menyangkut Eleanor. Pria itu seakan tak peduli pada hubungannya. Ia selalu terlihat mengutamakan Eleanor karena Eleanor di sayangi oleh Charles Lu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi Putri Angkat Daddy Yang Kejam (End Di Fizzo)
FantastikEleanor Floretta seorang anak yatim piatu, setelah kedua orang tuanya meninggal pada saat usia 5 tahun. Dia di besarkan oleh teman ayahnya, Charles Lu. Namun Eleanor mencintai sang Daddy, Charles Lu. Hingga dia menjebak Charles Lu dan membuat pria...