Lembaran baru

282 41 7
                                    

Kini hubungan jisoo dan rosé sudah berjalan hampir setengah tahun menjadi sepasang kekasih.

"Kita kesana" ajak rosé sembari menarik lengan jisoo menuju photo booth

Setelah selesai rosé melihat hasilnya dia tertawa melihat wajah terkejut jisoo saat dia cium,

"Kamu kenapa tertawa?" Tanya jisoo

"Lihat wajah terkejut mu ini" ucap rosé sembari memperlihatkan hasil foto

"Seperti wajah terkejut mu waktu dulu" ucap rosé kembali terkekeh

"Oh yang waktu aku mau pulang terus di tarik masuk lagi itu?" Tanya jisoo sembari menggoda

"Aahh Kim jisoo" mengingat itu malah membuat rosé malu karena dia merasa sangat agresif waktu itu

Jisoo tertawa melihat rosé menjadi merah lalu dia merangkul pinggang kekasihnya untuk melanjutkan perjalanan menuju restoran di dekat pantai.

Setelah makan malam itu mereka menikmati malam dengan berjalan-jalan di tepi pantai mereka sedang menikmati liburan akhir pekan dengan berkunjung ke daerah Busan.

Kini mereka duduk menghadap kearah laut melihat pemandangan yang di sajikan dengan udara angin laut yang cukup sejuk di musim panas.

Jisoo merogoh kantong tasnya lalu menghadap kearah rosé untuk beberapa saat dia terdiam dengan tetap memasang wajah sang kekasih.

"Sayang"

"Hmm" rosé masih fokus dengan pemandangan di depannya, namun dia merasa jisoo terus menatapnya membuat dia melihat kearah jisoo

"Ada apa?"

Jisoo mengeluarkan sebuah kotak kecil lalu membukanya "aku tahu mungkin ini terlalu cepat tapi-" ucap jisoo ter jeda melihat kearah rosé yang begitu berbinar-binar

Kali ini jisoo melihat sebuah harapan pada kedua mata rosé, tidak ada ketakutan dan keraguan disana tapi sebuah kepastian.

"Roséanne park mau kah kamu hidup bersama ku selamanya" ucap jisoo,  dengan cepat rosé mengangguk

Jisoo memasang cincin itu pada jari manis rosé, mereka berpelukan dengan erat jisoo merasa emosional hingga dia menangis di pundak kekasihnya.

"Terimakasih sayang" bisik jisoo lirih

Rosé mengendurkan pelukannya melihat wajah kekasihnya itu lalu mengusap dengan lembut air mata yang membasahi pipi.

"Kamu tak perlu berterimakasih, aku sangat mencintaimu ji" ucap rosé

Mereka berciuman dan kembali berpelukan rasa bahagia menyelimuti pasang tersebut.

•~•

Sebuah ketukan terdengar dari pintu ruang latihan lalu seorang pekerja kebersihan masuk.

"Permisi"

"Ada apa bi?" Tanya Irene

"Ini ada sebuah undangan" bibi itu masuk lalu menyerahkan undang tersebut kepada Irene

"Oh terimakasih Bi" ucap Irene

Jennie yang baru saja berganti pakaian pun mendekati Irene.

"Undangan apa?" Tanya Jennie, tapi tak menjawab lalu Jennie mencoba melihat lebih dekat

Jennie sedikit terkejut melihat undangan tersebut dia bisa dengan jelas melihat foto sang mantan bersama wanita lain.

"Apa aku mendapatkan undangan juga?" Tanya Jennie mencoba menutup rasa kagetnya

Irene menyerahnya undang lainnya untuk Jennie, Jennie menerimanya dia melihat wajah jisoo yang begitu bahagia di dalam foto tersebut.

Sudah cukup lama Jennie tidak melihat wajah wanita yang masih sangat dia cinta itu dan senyuman nya yang selalu Jennie rindukan, namun mengingat kejadian waktu itu dia merasa sangat jahat pada jisoo karena tindakannya tersebut hubungan pertemanan dengan Irene pun sempat merenggang beberapa saat karena semua menilai betapa buruknya tidak kannya waktu itu, meninggal kekasihnya yang sedang bersimpuh untuk melamarnya.

Namun semua sudah berlalu kini jisoo sudah menemukan cinta sejatinya, dan Jennie harus turut bahagia akan kabar ini.

"Jen, are you okey?" Tanya Irene

"Ya" jawab Jennie sembari terburu-buru menghapus air matanya

"Yuk, kita latihan mereka sudah menunggu" ucap Jennie

•~•


Acara pernikahan jisoo dan rosé pun di gelar di sebuah gereja, hanya di hadir oleh beberapa teman dekat dan juga kerabat masing-masing dari mempelai.

Jisoo sudah bersiap di depan mimbar bersama seorang pendeta, tidak lama rosé pun masuk kedalam gereja berjalan diatas karpet merah menuju mimbar bersama sang ayah sebagai pendamping.

Kini mereka sudah saling berhadapan, keduanya tampak sangat cantik dengan gaun putih yang melekat pada tubuh mereka.

Pendeta memulai acara dengan sedikit berpidato lalu melakukan peneguhan nikah memberikan beberapa pertanyaan untuk mengetahui kesungguhan mereka setelahnya, pendeta meminta mereka untuk mengucapkan jani suci pernikahan.

Semua orang bersorak kegembiraan setelah kalimat terakhir mereka  lalu saling menyemangati cincin ke jari mereka masing-masing lalu berciuman, kini mereka sudah resmi menjadi sepasang seumur hidup.

Jennie melihat mereka walau hati merasakan sakit tapi dia harus iklas, kini sudah ada seorang yang memperbaiki permadani hati jisoo yang terlah dia rusak, kini wanitanya terlah menemukan seorang yang lebih layak darinya.

Irene mengajak Jennie untuk mendekat ke dua mempelai,

"Selamat ya jisoo dan rosé" ucap Irene

Lalu di lanjutkan dengan Jennie yang menyalami rosé terlebih dahulu lalu jisoo, saat mereka saling bersalaman tangan mereka masih saling berpegangan.

"Selamat ya ji" ucap Jennie lirih namun memaksakan untuk tersenyum

Setelah salaman terlepas Jennie langsung pergi tanpa ikut foto bersama dengan temannya dia sudah tidak bisa menahan air matanya lagi, rosé memegang lengan jisoo dia takut kekasihnya mengejar Jennie.

Jisoo menggok kearah rosé lalu tersenyum dia tidak akan meninggalkan rosé, jisoo hanya sedikit khawatir pada Jennie.

~π~ the end ~π~















^•^•^ terimakasih untuk yang sudah menyempatkan untuk membaca cerita ini, mungkin masih sangat banyak kesalahan tulisan atau kalimat di dalamnya, silakan beri pendapat saya sangat menerimanya, sekali lagi terimakasih untuk para reader 😘😘😘

π~π~ nantikan kembali cerita-cerita lain yang akan saya buat 🤭🤭 anjaaaay 😜

champagne problem (Jensoochae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang