Ezira memasukkan dompet dan make up-nya asal ke dalam tas kecilnya. Pokoknya dia harus buru-buru, soalnya baru banget Moka ngabarin kalo cowok itu lagi ada di salah satu kedai es krim, sendirian, dan katanya mau cerita penting. Dari nadanya pas telponan tadi sih kedengeran serius.
Gadis itu lantas segera turun, menyambar sandal, helm, dan kunci motor. Namun sayangnya, belum sempat ia melangkah lebih jauh, ada makhluk lain yang datang menghampirinya. Seekor anjing golden berusia 1 tahun 7 bulan, sedang menatapnya seraya menjulurkan lidah dan memainkan ekor.
"Hei." Ezira terpaksa jongkok, mengelus lembut anjing kesayangannya itu. "Gue nggak bisa ngajak lo jalan-jalan sekarang, sorry Bybu."
Reaksi anjing golden itu sukses membuat Ezira luluh. Wajahnya tiba-tiba aja jadi sendu, nunduk, terus kayak buang-buang napas kecil gitu. Bybu emang ekspresif.
"Lo jalan bareng Ezra dulu mau nggak?"
Tanpa menunggu persetujuan Bybu, Ezira langsung teriak-teriak buat manggil abang kembarnya itu.
"EZRA! WOY! TURUN LO."
Nggak lama sih, tapi ngeliat muka datarnya Ezra tetep aja ngeselin. Cowok itu sekarang lagi berdiri di tangga sambil ngeliatin Ezira.
"Tolong temenin Bybu jalan-jalan dong."
"Ogah."
"Aduhh, please Zra, gue mau keluar ini nggak bisa nemenin dia."
Ezra melengos, tetep geleng-geleng. "Lo ajak sekalian."
"Tolol, mana mungkin gue ajak dia ke toko es krim."
"Bang Edwin." ucap Ezra datar, maksudnya nyuruh biar abang tertuanya itu aja yang dikasih tugas nemenin Bybu.
"Gila lo, terakhir kali gue serahin ke Bang Ed, Bybu pulang muntah-muntah anjir."
Ezra mengacak rambut tebalnya itu, melengos nggak berenti. "Hmm."
Ezira nyengir, akhirnya. "Lo temenin dia aja keliling di taman kota, jangan kasih dia makan apapun. Jagain dia, jangan sampe lo tinggalin apalagi lo jual."
"Ya. Brisik."
Responnya kek babi. Tapi gapapa, yang penting persoalan nemenin Bybu jalan-jalan udah kelar. Sekarang Ezira bisa pergi dengan tenang.
Cewek itu langsung aja tancap gas ke kedai es krim yang Moka maksud. Nggak jauh, cuma sepuluh menit, untungnya sore ini jalanan nggak terlalu rame.
Ezira ngebuka pintu kedai dengan tenang, bunyi lonceng kedengeran diiringi sapaan dari pegawai di sana. Dia langsung ke kasir, memesan es krim favoritnya dan langsung pergi ke lantai dua. Wujud cowok manis itu beneran lagi duduk sendirian sambil nyendok es krim vanilanya dengan tenang.
"Woy, ngapa."
Moka mencermati Ezira untuk beberapa saat, cewek itu lagi ngipasin mukanya. Panas.
"Tumbenan banget." tambahnya lagi. "Kenapa?"
Moka yang langsung ditembak pake pertanyaan kayak gitu justru ciut. Dia malah nge-blank dan bisu seketika. Mendadak takut.
Ngeliat mukanya Moka yang lesu dan nggak bergairah itu, Ezira mutusin buat nunggu aja. Nggak mungkin dia paksa buat cepet-cepet cerita, karena dia tau kalo hal yang pengen Moka ceritain itu nggak sesederhana Bybu yang berak sembarangan.
Sampai di saat pesanan Ezira diantar oleh pelayan, Moka masih belum berani buka suara. Cuma diem doang. Dia bener-bener bingung gimana ceritanya. Aneh. Masa langsung bilang Kak Dikka confess ke gue terus cengar-cengir kek tapir?
KAMU SEDANG MEMBACA
[BxB] Playlist; MY MELANCHOLY BOY
Teen Fiction⚠️WARNING!⚠️ Cerita ini bergenre boyslove, untuk yang anti bisa meninggalkan lapak ini. Pertemuan tidak sengaja antara Dikka dan Moka membawa hubungan keduanya menjadi lebih jauh. Dikka yang romantis dan Moka yang melankolis *** Antara Ezra dan Atma...