Jan lupa klik 🌟 dan komennyaa 😘
Happy Reading!
"Tugasnya dikumpulkan jam 5 sore nanti yaa," seru bu guru yang langsung mendapatkan protes dari muridnya.
"Yahh bu, kalo diundur lagi gimana bu?" pinta beberapa murid meminta keringanan.
"Cuman 2 soal ini lohh. Kalian juga selesai sekolah jam 4," jawab bu guru yang makin menambah menerima protes.
Rin, lu yang gantiin gue ya buat ketemu Damian
Gue mau ketemu pak juki
Arin yang sedari tadi memainkan ponsel sambil mengamati ricuhnya suasana kelas itu memalingkan wajah ke arah samping kanan dari bangkunya. Tempat si pengirim pesan berada.
Dia dan cowok itu dalam satu seksi yang sama di sebuah kepanitian acara yang akan diadakan dalam waktu dekat.
Soal proposal itu?
Arin membalas sesaat mendapatkan pesan itu. Sebelumnya juga membaca pada grup kepanitian yang meminta sekretaris untuk menemui ketua pelaksana acara tersebut di ruang OSIS."Rumah saya lumayan jauh buu,"
"Biasanya ekskul selesai mau magrib buu,"
Kelas masih ramai dengan negoisasi oleh murid dan gurunya, tapi Arin mulai tak memperhatikan karena cowok di seberang kanan bangkunya.
Iyaa, tolong yaa
Lahh, kalo tinggal ngeprint doang mahh ngapain nyuruh sekre?
Kok apa-apa jadi sekre semua?
Tahu lahh
Pusing
Pokoknya lu ya
Arin memijat pelipisnya merasa pening sambil memandang ke arah cowok yang membuatnya seperti ini. Cowok itu pun hanya menunjukkan ekspresi memelas dengan kedua tangan menyatu.
"Yaudah jam 9 malam ini yaa. Jangan sampe telat!" ucap bu guru final.
Ketika seisi kelas mengucapkan syukur, Arin masih dilanda gelisah karena akan berurusan dengan cowok yang sudah membuat pipinya lebam beberapa hari kebelakang.
***
"Lo ngapain dah ngajak ketemuan gue cuman berduaan aja? Mau nembak?" kata Jeha saat memasuki ruangan OSIS.
Dalam ruangan itu sudah ada cowok yang menyuruhnya datang ke tempat itu untuk bicara secara empat mata. Duduk di single sofa yang ada di ruangan itu.
"Mending lo duduk aja. Gue mau bicara baik-baik sama lo," balas cowok itu melihat gerak-gerik Jeha yang tidak bisa diam. Seperti setrika yang bergerak bolak-balik untuk melihat isi ruangan.
"Ckk, kok feeling gue gak enak yaa?" kata Jeha mencoba mencari adakah orang selain mereka di sana.
"Gak ada orang selain gue sama lo! Buruan duduk!" gertak Damian yang sudah tak tahan melihat cowok itu.
"Beneran, 'kan?" tanya Jeha memastikan.
Ujungnya cowok itu memilih duduk juga di sofa panjang.
"Lo tahu gue orangnya gak gampang percaya sama orang, apalagi lo orangnya,"
"Nggak," tolak Damian dengan cepat.
"Itu karena lo emang sebenci itu sama gue. Makanya lo gak suka apa-apa yang gue lakuin," ucapnya dengan yakin pada Jeha seolah tahu segala hal tentang Jeha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Letter Gone Wrong
FanfictionMengisahkan tentang seorang remaja perempuan yang awalnya ingin membantu temannya untuk menaruh surat cinta pada loker milik cowok idamannya. Siapa sangka surat itu jatuh pada orang yang salah. Membuat dirinya harus berurusan dengan cowok berandalan...