9.Close one eyes

15 3 0
                                    

31 Maret 2031

Cuaca yang berubah ubah dengan dramatis dan keadaan acara sekolah yang berubah ubah menyesuaikan cuaca. Bagaskara sekarang terlihat dekat dengan Angga dan Raka. Tidak lupa dengan Dara yang semakin hari semakin dekat dengan Bagaskara untuk belajar. Rahmi sendiri terlihat semakin murung di mejanya dengan buku pelajaran dihadapannya.

"Dia ga cape belajar mulu?" Tanya Dara

Bagas hanya menanggapinya dengan menaikan kedua bahunya.

"Eh kamu ikutan kegiatan ekstrakulikuler ga?" Tanya Dara kembali

"Engga,emang kenapa? Kamu ikutan?"

"Ikut,di ekstrakulikuler pembaca gitu,nanti jadi ngebantuin pustakawan"

Bagaskara tersenyum mendengar Dara menceritakan pengalamannya. Dara menceritakan betapa menyenangkannya membaca buku buku yang baru ia temui di perpustakaan. Ia mengajak Bagas untuk pergi ke perpustakaan mencari buku buku yang mungkin saja menarik baginya. Tapi perhatian Bagaskara kini hanyalah kepada Rahmi saja.

"Beritahu saja jika ada buku yang penulisnya orang jepang,aku akan membacanya nanti" ucap Bagaskara

[Waktu pulang telah tiba]

Bagaskara memperhatikan Rahmi ketika pulang. Sekarang,ia pulang selalu diantar dengan mobil. Bagaskara menyadari kejanggalan tersebut tetapi ia tidak tau apa yang harus diperbuat.

"Ini karena bibi Cia? Atau ada hal apa?"

Akhirnya Bagaskara memutuskan pulang sendirian sembari mendengarkan musik. Di sepanjang perjalanan ia bisa melihat berita mengenai hancurnya pemerintahan di pusat ibukota. Di lain sisi iklan iklan mengenai alat pengatur daya ingat otak dan manipulasi gelombang otak mulai tersebar. Beberapa gebrakan baru terdengar dan terlihat di sepanjang perjalanan.

[Bagaskara tiba di stasiun 12]

"Hai Bagas,lama ga ketemu" ucap Mikha

"Hallo Mikha"

Rasa canggung terasa di antara mereka berdua. Kepala mereka saling menunduk dengan earphone di telinga kanan.

"Euh... Rahmi mana? Ga sama kamu?" Tanya Mikha

"Engga,semenjak pengumuman peringkat,dia jadi agak murung"

"Oh ya,kayaknya dulu juga gitu deh tapi gimana ya nolonginnya"

Entahlah,aku memilih menutup salah satu mataku akan hal tersebut. Memangnya aku siapa?

[Bagaskara segera menaiki kereta khusus untuk stasiun 3]

Sendirian dia disana menatapi terowongan di sepanjang jalan. Musik lagu lagu klasik mengiringi suasana hatinya. Kemunafikan akan dirinya sendiri mulai terasa meracuni hidupnya. Terbesit perasaan sesak di dada ketika teringat kembali yang terjadi.

"Aku pun tidak baik... Hingga kapan aku perlu memakai topeng ini?" Bisik hati Bagaskara

Setibanya Bagaskara di Rumah,ia disuguhkan makanan kesukaannya yaitu sate ayam dengan kecap bawang. Dengan tubuh yang begitu lelah,ia memakan makanan tersebut dengan lahap lalu ia bersiap tidur.

Dara
| Bagaskara,kamu tau buku ini?
| *Mengirim foto sampul buku
| Katanya seru,tentang pembunuh yang dulu sekolah di sekolah ini tapi tipe bukunya Fantasi

Bagaskara
| Enggak tau
| Bukunya ada di perpus? Jadi penasaran...
| Besok aku pinjam ya(kalo udah beres kamu baca)

Dara
| *Mengirimkan foto tentang buku tersebut
| Tulisannya,"I'm not the chosen one. I'm just an unlucky person in this world"
| Kamu ngerasa ada yang aneh ga?

Bagaskara
| Engga,emang kenapa?

Dara
| Entah kenapa,buku ini ga kerasa asing buat aku. Padahal buku ini baru temuin di perpustakaan

Bagaskara
| Perasaanmu saja itu.
| Lagian temanya fantasi juga,mana mungkin hal fantasi pernah kamu alamin.

[Bagaskara tertidur lelap]

"Tes,tes,apakah kamu mendengarkanku? Tapi tunggu,bagaimana aku mengetesnya? Aku tidak memakaikannya EEG atau alat semacam itu. Aku tidak tau yang dia liat sekarang" bunyi seorang pria asing terdengar ketika Bagaskara tertidur

"Aku tidak tau ini terdengar atau tidak,tapi bersiaplah dengan dunia lain... Mungkin sekitar 6 bulan dari sekarang kamu akan segera masuk ke dalam dunia tersebut."

"Dan skenario cerita di dunia baru tidak akan dimulai sebelum kamu ada,karena kamu adalah..."

[Bagaskara adalah Tokoh utama]

FlowersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang